Bab 20 : Bahagia ga ?

821 150 114
                                    


Boleh minta love nya tidak nih? 

Komen love dong buat Ale 

Dia butuh cinta yang banyak dari kalian setelah ketemu Randu kemarin...  ❤️❤️❤️❤️

***

Ale mengisap batang rokok keduanya dan mengembuskannya dengan bebas. Seminggu yang lalu, semenjak bertemu Randu setelah dua tahun dan di mana pertemuan tak berencana mereka malah menamparnya keras, Ale semakin aktif merokok. Sehari bisa dua sampai tiga kali ia merokok. Padahal dulu, satu hari sekali sudah cukup.

Ia terpukul. Sangat. Rencananya membatalkan pernikahannya dengan Jefan dulu adalah ia berniat, sangat bersungguh-sungguh menunggu Randu pulang. Ia ingat dulu bahwa Randu sempat berkata, ingin kembali bertemu dengan versi terbaik dirinya.

Ah, jadi yang Randu maksudkan versi terbaik adalah sudah move on pada gadis lain. Begitu, kah?

Ale tertawa, dalam tawanya air matanya ikut turun. Ia ingat sekali bahwa dulu ia adalah gadis polos di universitas mereka. Bersama Randu, meski sudah mengenal banyak hal kotor... namun ia tetap seorang wanita yang lugu dan kalem.

Ia benar-benar memaki dirinya yang kini terlihat seperti gadis nakal sesungguhnya. Merokok, bahkan ia bekas dipakai oleh seseorang yang sangat ia cintai hingga kini, namun terbuang sebanyak dua kali hingga luka itu terus melebar entah kapan sembuhnya.

"Ale... Ale... tolol banget jadi cewek." Ia terkekeh kemudian mematikan rokoknya yang sudah sepannggal dengan menginjaknya di bawah.

Tidak ada yang memberitahunya kabar bahwa Randu sudah pulang dari rehab. Tidak Kalil, Tama, Arjuna bahkan Sandra sekalipun. Keempat orang itu seumpama bersekongkol untuk menyembunyikan Randu rapat-rapat darinya.

Memangnya kenapa? 

Bahkan saat ini pun Sandra masih diam seolah tidak menganggap kepulangan Randu adalah peluang untuk Ale kembali dalam pelukannya. Pelukan yang selama dua tahun Ale pendam hingga sakit jiwa rasanya.

Ale... memuja seorang Randu hingga di taraf yang tidak bisa orang lain lampaui lagi. Pria itu sudah seperti heroin untuknya yang selalu ia butuhkan bahkan setiap detik berlalu. Dua tahun menunggu Randu tidaklah mudah. Namun Ale bertahan, berharap akhir dari penantiannya akan bahagia.

Namun...

Nadin.... seorang gadis yang tidak sengaja berada dalam skenario cerita siang itu membuatnya terpukul mundur secara otomatis.

Gadis polos, lugu, cantik, dan penurut lainnya yang sesuai dengan selera Randu sudah menggantikan posisinya. Lalu Ale bisa apa sekarang? Ia hanya bisa meraung-raung dan menjerit dalam hati.

"Mbak Ale?" Fani mengejutkannya di belakang.

Biasanya Fani tidak pernah menyusulnya ke atap. Jadi, kali ini Ale berbalik dan menatapnya bingung. "Kayaknya saya udah pernah kasih tahu, kalau saya di sini ga ada yang boleh ganggu. Termasuk kamu, kan?"

Tidak seperti biasanya, Ale seminggu ini suka sekali meledak-ledak. Emosinya tidak terkontrol dengan baik. Ia jarang senyum. Suka marah pada hal kecil, bahkan ketika ia menatap seseorang, tatapannya sangat dingin dan mengintimidasi.

Fani jadi takut sendiri. Namun untuk bertanya pun Fani tidak berani karena tahu posisinya dan batasannya hanyalah seorang bawahan untuk Ale. Namun siang ini, Fani memberanikan diri mengganggu waktu Ale karena ada seseorang yang ingin bertemu.

"Mbak, maafin Fani. Fani ga maksud ganggu, cuma... di ruangan Mbak Ale ada Mbak Sandra."

"Saya juga udah bilang, kan? Saya lagi ga mau diganggu. Sama siapapun. Saya bilang kalau mau ketemu buat izin dulu. Saya approved baru ada janji temu. Kamu ga nyatet pesan saya, Fan?" Ale semakin meledak membuat Fani menunduk meminta maaf pada wanita itu berkali-kali.

Randu-Ale [Wenyeol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang