Extra part 2

1.4K 125 39
                                    




Dalam rangka merayakan ultah Wendy, kupersembahkan EXTRA PART yang masih panas dari oven...

Happy reading... :)

.

.

.

Ale tersenyum lebar ketika melihat dari kejauhan putri kecilnya yang saat ini sudah memasuki bangku taman kanak-kanak baru saja keluar dari gerbang sekolah dengan mbak Nini yang merupakan suster Kayra sedang memegangi tangan dan menggendong tas Kayra di sebelah bahunya.

Ale maju beberapa langkah dan ia dapat melihat bahwa Kayra sangat semangat ketika melihat Ale datang menjemputnya. Ale pun menunduk dan merentangkan tangannya ketika Kayra sudah hampir tiba di depannya dan kemudian... ada hangat yang Ale rasakan saat tangan Kayra melingkar di sekitar pinggangnya.

Ale mencium puncak kepala Kayra dua kali lalu melihat wajah Kayra yang sangat cantik itu. Ketika Ale hamil Kayra, ia hanya meminta satu hal pada Tuhan. Ia hanya ingin Kayra bahagia, dan nyatanya itu terbukti. Kayra hadir di tengah ia dan Randu membawa kebahagiaan yang luar biasa. Kayra jarang menangis dan tidak pernah menuntut ini dan itu.

Awalnya Ale panik karena Kayra tidak seperti anak-anak lainnya yang menginginkan banyak hal di usia-nya. Namun ketika membawa Kayra ke psikolog anak, dokter bilang bahwa Kayra baik-baik saja dan sangat normal.

"Ibun... hari ini miss Falah kasih Kay cokelat." Kayra menoleh ke mbak Nini untuk membuka tas-nya.

Mbak Nini pun sigap membantu Kayra membuka tas bergambar LOL itu dan mengeluarkan sebatang cokelat dari dalam tas-nya. Kayra sangat semangat menunjukkan pemberian guru-nya itu pada Ale.

"Wah, anak Ibun hebat banget."

Kayra tersenyum semakin lebar. "Hali ini miss bilang gambal Kay yang paling bagus. Lapi ga kelual galis."

Ale mengusap pipi Kayra sayang. "Kay pinter. Mau Ibun kasih hadiah apa?"

"Emmm.... Kay mau minta hadiah sama Ayah aja."

"Kenapa ga mau hadiah dari Ibun?"

"Lahasia, Ibun." Kayra tertawa kemudian memberikan cokelat itu pada mbak Nini untuk ditaruh kembali di dalam tas-nya. "Ibun, hali ini boleh ketemu ayah?"

"Boleh. Kita ajak ayah makan siang sama-sama, ya." Ale berdiri tegak sambil menggandeng tangan Kayra masuk ke dalam mobil diikuti mbak Nini yang duduk di depan bersama supir.

Di dalam mobil Kayra banyak bercerita mengenai sepanjang kegiatannya hari ini. Kayra duduk di atas pangkuan Ale sambil mengungkapkan seluruh rangkaian aktivitasnya saat di kelas bersama guru dan teman-temannya.

Ale juga mendengarkan cerita Kayra sama seriusnya. Mbak Nini sampai tersenyum senang melihat betapa Ale menghargai setiap kata yang Kayra keluarkan. Ale bahkan bisa mengabaikan telepon apapun dari kantor ketika sedang berbicara dengan Kayra.

"Jadi temen Kay yang namanya Andle jahil, Bun."

"Andre begitu?"

Kayra menganggukkan kepalanya. "Padahal miss Falah udah negul Andle tapi Andle ga mau dengel."

Ale mengusap punggung Kayra sambil mengangguk-angguk. "Kok Andre gitu, ya?"

"Iya, Kay juga bingung." Kayra menghela napasnya. "Ibun, hali ini boleh makan pizza, ga?"

"Kay mau pizza?"

"Iya."

"Boleh, kok. Apapun yang Kay mau Ibun bakal turutin. Tapi...,"

"Tapi apa?"

"Coba ngomong rrrrrrrrrrrrrr dulu."

Kayra langsung menggembungkan pipinya. Bocah berusia empat tahun itu selalu sulit ketika Ale menyuruhnya berucap huruf 'r'.

Randu-Ale [Wenyeol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang