Chapter 20 : Perjalanan

88 15 0
                                    

"Penting?"

"Gak juga sih," ucap Ravindra sambil melepaskan helmnya.

"Mau di dalam atau di sini?" Tanya Fiora.

"Sini aja deh."

"Yaudah apa?"

Ravindra lalu menjelaskan tentang touring yang mereka rencanakan sebelumnya kepada Fiora.

"Jadi mau ngajak Naya sama Keisha?"

"Iya, soalnya mereka pada gak punya pacar," jelas Ravindra. "Kalo misalnya mau besok kita ngumpul buat tentuin tanggal tempat dan apa aja, persiapan buat itu."

Fiora hanya mengangguk kepalanya dengan pelan sambil berfikir sejenak.

"Kenapa?" Tanya Ravindra. "Cuman beberapa hari kok, aku kan tau kamu bentar lagi mau UAS. Makanya acaranya agak mendadak sih."

"Yaudah deh, nanti aku tanya. Tapi mereka pasti mau sih," kekeh Fiora. "Owh iya semuanya bawa pasangan?"

"Engga tau juga. Soalnya ini bener-bener masih di bicarain. Makanya besok di rundingin aja lagi enaknya gimana."

"Oh gitu, yaudah nanti aku kasih tau mereka. Lalu aku kasih tau ke kamu."

"Okey, yaudah aku balik ya," ucap Ravindra sambil memasang kembali helmnya.

"Iya hati-hati," ucap Fiora sambil melambaikan tangannya dan tersenyum tipis.

.⋆。⋆☂˚。⋆。˚☽˚。⋆.

"Mereka masih lama Vin?" Tanya Gio yang sudah tidak sabar.

Ravindra hanya mengangkat bahu dan alis matanya yang menandakan ia tida tau.

"Oh iya gua ada satu hal yang mau gua sampein," ucap Jordi. "Kalo kita pergi ke Villa Vindra pake motor. Kalian yakin gak bakal sesat? Sebenarnya kita gak juga rame sih. Cuma ya susah, soalnya cuma Ravindra yang tau."

Mereka di sana terdiam sejenak untuk mencerna kata-kata Jordi yang kenyataannya memang begitu.

"Iya juga sih, atau nggak. Pake mobil?" Saran Vano.

"Boleh aja sih, kalo gua mau yang penting liburan, ya gak," ucap Wisnu sambil tertawa dengan keras tapi yang lainnya malahan bingung melihat tingkah Wisnu yang tidak ada lucunya sama sekali.

"Yaelah lu pada, gak ngerti banget."

"Nah itu mereka," ucap Gio sambil melihat ke arah pintu masuk yang sudah terlihat Fiora dan temannya.

Tidak melihat lama Fiora sudah tau tempat duduk mereka di pojok yang tidak terlalu ramai pengunjung.

"Asik nih," ucap Vano sambil tersenyum. "Duduk-duduk."

Mereka langsung duduk yang sepertinya memang dipersiapkan untuknya.

"And than?"

Mereka lalu berbicara ke intinya dan mereka sepakat untuk pergi menggunakan mobil. Tapi tujuannya kali ini berbeda. Mereka pergi ke tempat yang lebih jauh. Tempat yang di mana masih belum di buka, karena itu adalah milik Papa Fiora. Itu adalah di Bandung. Tempat di mana Fiora di lahirkan.

"Jadi siapa-siapa yang bakal bawa mobil?"

"Kayaknya tiga aja cukup," ujar Naya.

Mereka berbincang-bincang mengenai apa saja yang akan mereka lakukan di sana. Hingga tidak terasa jam sudah sore. Akhirnya rapat mereka telah selesai setelah berdiskusi dengan memikirkan hal yang matang.

"Okei, besoknya lagi kita pergi. Udah deal ya," ucap Gio.

Semuanya lalu mengangguk kepalanya yang menandakan mereka setuju. Setelah itu mereka satu per satu pergi. Hingga tidak ada satupun yang tersisa di sana.

.⋆。⋆☂˚。⋆。˚☽˚。⋆.

"Sayang," ucap Ravindra di telponnya.

"Iya bentar sayang, aku bentar lagi turun," ucap Fiora yang sedang merapikan bajunya. "Matiin dulu telponnya. Gimana aku mau ke sana kalo kamu nelpon?"

"Iya-iya yaudah muah, cepet turun sayang."

Fiora hanya tersenyum salting. Rasanya sekarang ia bisa terbang dan pergi ke bulan menari-nari di sana.

"Mereka pada kemana?" Tanya Fiora yang baru saja datang menghampiri Ravindra.

"Mereka? Belom datang. Bentar lagi juga nyampe," ucap Ravindra sambil memasukkan koper Fiora ke bagasi mobilnya.

"Oh ya kita cuma berdua?" Tanya Kinanthi.

"Bertiga."

"Sama?"

"Setan."

"Vindra," ucap Fiora yang lalu mencubit pipi Ravindra karena gemas.

"Anjir, woi masih pagi," teriak Gio yang baru saja datang.

"Tau udah pada bucin lu pada," balas Vano sambil membuka pintu mobilnya.

"Oh ya semuanya udah siap?"

"Udah," ucap Vano.

"Naya? Keisha sama siapa?" Tanya Fiora.

"Mereka sama Jordi dan Wisnu, tuh mobilnya," ucapnya sambil menunjukkan yang baru saja datang.

"Yaudah langsung aja," suruh Ravindra. Lalu Vano segera masuk begitupun juga dengan Fiora dan Ravindra.

Perjalanan mereka saat itu sangatlah panjang. Kemungkinan mereka akan sampai sekitar empat jam dengan kecepatan yang normal.





FIORAVINDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang