Setelah obrolan tadi sore. Fiora termenung menatap langit-langit kamarnya.
"Kenapa Lo gak jujur sama gua Vin, gak mungkin Lo sampe lupa ngabarin gua."
Fiora memejamkan matanya sambil teringat kejadian saat waktu kecil.
"Sekarang giliran kamu."
"Kamu mau tulis apa?" Tanya seorang anak kecil dengan rambut kepang dua.
"Ada deh, nanti kalau kita udah gede kita bakal liat ini sama-sama," ucap seorang anak laki-laki itu.
"Janji?"
"Janji."
Fiora tersenyum tipis. Lalu kemudian dia menghela nafasnya.
"Gua penasaran apa ya yang ada di kertas itu. Apa sekarang botol itu masih ada?"
Tok...tok...tok...
"Kenapa?" Teriak Fiora.
"Ada tamu di bawah Non."
"Tamu?" Fiora berdiri dengan badan yang lemas. Ia perlahan memegang gagang pintu kamarnya dan membukanya.
"Siapa?"
"Gatau Non, cowok."
"Cowok? Vindra?" Batin Fiora yang lalu segera bergegas turun kebawah.
Ia lalu melihat di teras rumahnya. Ternyata dia bukan orang yang Fiora harapkan.
"Eh Alvin, kok lu bisa tau alamat rumah gua?" Tanya Fiora.
"Em sebenarnya gua gak sengaja ketemu temen Lo, si Naya."
"Naya?"
"Gila si Naya," batin Fiora.
"Jadi lu ada urusan apa?" Tanya Fiora tanpa basa-basi. "Eh duduk aja dulu."
"Owh iya." Ucap Alvin lalu duduk. "Em sebenarnya gua—"
"Apa?" Tanya Fiora memotong omongannya.
"I—"
"FIORA!" Teriak seseorang di depan pagar.
"Astaga," ucap Fiora sambil mengelus dadanya. "Vindra?"
"Bentar ya," ucap Fiora lalu menghampiri Ravindra dan membukanya pagar.
"Lu ada apa ke sini?"
"Gapapa, gua... Ah iya gua pengen minum."
"Hah?" Tanya Fiora yang tercengang. "Lu kenapa? Sakit?"
"Apaan sih. Udah cepet gua haus," ucap Ravindra lalu meninggalkan Fiora yang mematung dan menghampiri tempat Alvin duduk.
Fiora lalu berjalan sambil heran melihat tingkah Ravindra. "Dasar aneh."
"Ini Non minumannya, siapa tau haus," ucap Bibi Fiora.
"Em tambah satu lagi ya Bi," ucap Fiora.
"Baik Non," balasnya.
"Sini biar yang ini aku aja yang kasih."
Ia lalu memberikan minuman itu ke Fiora. Sekarang semenjak Fiora dekat dengan Ravindra ia tidak terlalu menghiraukan Bibinya. Dia berpikir mungkin Papanya sudah melakukan yang terbaik buat dia. Lagi pula selama beberapa bulan ini tidak ada yang mencurigakan dari Bibi itu.
"Nih Alvin minum dulu. Lu tunggu bentar," ucap Fiora sambil menaruhkan minuman itu di meja.
"Gua dulu. Lu ntar aja," ucap Ravindra yang mengambil minuman itu.
"Vindra!"
"Udah biarin aja gpp," ucap Alvin sambil tersenyum manis.
"Sorry ya, agak aneh emang," sindir Fiora.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIORAVINDRA
Ficção AdolescenteFiora Latasha Quenza. Ia adalah seorang gadis cantik dengan rambut panjang dan mempunyai mata yang indah. Ia dipanggil dengan sebutan Fiora. Fiora bisa dibilang adalah anak yang sangat dekat dengan Ibunya. Tapi sayangnya Ibunya sudah pergi meningga...