"Itu," ucap Ravindra sambil menggaruk kepalanya yang padahal tidak gatal.
"Pasti yang awalnya c itu kan," tebak Fiora yang sepertinya memang itu.
"Ya gitu."
"Gak, lagi di sekolah Vin, malu di liat orang-orang."
"Kan semua orang juga udah tau kita pacaran," balas Ravindra dengan santainya.
"Malu Vin, ih gak mau," balas Fiora.
"Yaudah peluk," ucap Ravindra dengan manja.
"Kamu manja ya sekarang," ucap Fiora sambil tertawa dengan wajah Ravindra yang seketika berubah.
"Yaudah iya-iya," ucap Fiora lalu memeluk Ravindra dengan nyaman. "Udah?"
"Belum, kan masih lama masuknya," ucap Ravindra sambil tersenyum.
"Berasa dunia milih berdua sih parah, gua disini jadi batu atau pasir aja ya," ucap Gio yang baru saja sampai. Seketika juga Fiora langsung melepaskan pelukannya karena malu.
"Kenapa? Mangkanya cari pacar sana," ledek Ravindra. "Ayok ke kelas sayang," ucap Ravindra yang tujuannya untuk memanas-manasi Gio. Sedangkan Fiora hanya tersenyum tipis melihat tingkah mereka.
"Gua juga pengen anjir," gumam Gio sambil melihat Ravindra dan Fiora yang berjalan sambil bergandengan tangan dengan mesranya. "Kapan gua gitu."
"Woi kenapa lu," ucap Vano yang baru saja sampai. "Lagi liatin orang pacaran? Mangkanya pacaran sana, cari."
"Udah nyari Van masalahnya gaada yang mau sama gua," ucap Gio. "Padahal nih ya, gua udah ganteng, baik, imut, keren, cerdas, tinggi? Lumayan lah, terus apa lagi ya?"
"Lu mau tau gak apa yang kurang?"
"Apaan?"
"Kurang sadar diri, beli kaca sana yang gede," ledek Vano yang lalu pergi begitu saja.
"Woi lu," teriak Gio.
"Apa," balas Vano yang juga teriak.
"Sama-sama jomblo gausah ngeledek," ucap Vano sambil berlari menghampiri Gio.
"Yang penting gua sadar diri gak kek lo," ucap Vano terkekeh.
.⋆。⋆☂˚。⋆。˚☽˚。⋆.
Hari demi hari sudah berlalu, ujian kelas tiga sudah selesai. Fiora selalu menemani Ravindra belajar, terkadang di rumahnya dan terkadang juga di rumah Ravindra.
"Kayaknya aku bakal juara satu deh karna di ajarin kamu," ucap Ravindra sambil tersenyum menatap Fiora dengan tatapan yang selalu tulus.
"Kamu kayaknya suka ya natap aku kayak gitu," ucap Fiora sambil tertawa kecil. "Aku jadi malu Vin."
"Gapapa, liat tuh muka kamu jadi merah," ucap Ravindra sambil mengusap wajah Fiora. "Kamu cantik, baik, aku jadi gak tega ninggalin kamu."
"Hah? Kamu mau ninggalin aku? Kok gitu," ucap Fiora yang kaget.
"Kan aku mau lulus sayang, jadi gak bisa liat kamu lagi di sekolah."
"Jadi gojek aku aja sayang," ucap Fiora sambil tertawa.
"Maunya sih gitu," gumam Ravindra yang terdengar samar-samar di telinga Fiora.
"Hah?"
"Gak, masalahnya kalo aku jadi ojek kamu, aku gak dapat duit," balas Ravindra sambil tersenyum.
"Ih kok gitu."
Ravindra hanya tertawa kecil sembari menatap langit-langit yang saat itu sangat indah.
"Kamu gak bosen pergi ke tempat ini mulu?" Tanya Fiora sambil memperhatikan sekelilingnya yang tidak ada sama sekali apa-apa kecuali pepohonan.
"Kenapa? Kamu gak suka?"
"Suka? Apapun aku suka kalo sama kamu," ucap Fiora sambil tersenyum.
"Di kuburan suka gitu?"
"Suka, biar kita mati sama-sama, menua sama-sama juga," ucap Fiora sambil tersenyum.
"Jangan gitu, aku gak bisa liat wajah kamu yang pucet," ledek Ravindra.
"Kamu meledek mulu," balas Fiora yang padahal Ravindra jarang meledeknya.
"Masa sih?"
Fiora lalu kembali berfikir. " Eh kita gak pernah ya bertengkar," ucap Fiora yang mengalihkan pembicaraannya.
"Tuh suka ngalihin pembicaraan kamu," ucap Ravindra sambil memegang hidung Fiora karena gemas yang hanya dibalas senyuman malu-malu Fiora. "Kalo aku mau berantem sama kamu bakal rugiin."
"Rugi apaan?"
"Rugi ... Kebersamaan kita," balas Ravindra.
"Kan kita bakal sama-sama sampe tua sayang," ucap Fiora. "Janji deh."
"Iya-iya," ucap Ravindra sambil tersenyum dan memeluk tubuh Kinanthi. "Aku suka deh bau badan kamu."
"Bau apa?
"Bau ...."
"Apa hayo."
"Gatau suka aja," balas Ravindra.
"Kita tiap Minggu ke sini berasa piknik ya," ucap Fiora.
"Kan kamu juga gak suka keramaian."
"Iya sih," ucap Fiora sambil tersenyum.
.⋆。⋆☂˚。⋆。˚☽˚。⋆.
"Vindra gimana? Kamu udah bilang ke Fiora tentang masalah ini?" Tanya Mama Ravindra yang melihat wajah Ravindra yang tatapannya begitu kosong.
Ravindra hanya menggelengkan kepalanya sambil menundukkan kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
FIORAVINDRA
Fiksi RemajaFiora Latasha Quenza. Ia adalah seorang gadis cantik dengan rambut panjang dan mempunyai mata yang indah. Ia dipanggil dengan sebutan Fiora. Fiora bisa dibilang adalah anak yang sangat dekat dengan Ibunya. Tapi sayangnya Ibunya sudah pergi meningga...