perasaan Asya

41 1 0
                                    

Tandai typo🚫
_____________________________________________

Kini Asya sedang berada ditaman belakang sekolah sendirian.Setelah di kantin tadi mereka kembali ke kelas masing masing,namun dikelas Asya sedang jamkos dan Asya berpamitan pada Rivi dkk untuk pergi ketaman belakang sekolah.

Rivi dkk hendak ikut namun Asya mencegah mereka dengan alasan 'Asya mau tanya sama hati Asya,tolong biarin Asya sendiri ya'.

Rivu dkk bingung terhadap sikap Asya hari ini,namun tak ayal mereka mengangguk.

"Apa Asya beneran suka?" Tanya Asya pada diri sendiri.

"Kalo beneran suka,Asya harus ngapain?berjuang biar disukain balik?tapi Asya takut sakit hati" Gumamnya lagi

" Huuuhhh Asya bingung " Lanjutnya.

"Kalo suka yaa di perjuangin,kalo sakit hati yaa itu emang resiko kalo lo naruh hati ke orang" Celetuk seorang siswa di belakang Asya.

Posisi Asya adalah sedang duduk di kursi yang disediakan dan siswa itu ada di belakang Asya.

"Kamu siapa?" Tanya Asya.

Siswa itu mendekat dan duduk disebelah Asya.

"Gue Gibran ketos disini" Jawab Gibran.

"Oh"

"Lo?" Sekarang giliran Gibran yang bertanya.

Asya yang memang anaknya telmi malah bertanya balik.

"Lo?"-Asya.

" Ck nama lo siapa?" Tanya Gibran lagi.

"Asya" Jawab Asya.

Gibran pun mengangguk.

"Emang lo suka sama siapa?" Tanya Gibran.

"Kak El" Jawab Asya santai.

Gibran yang tak pernah mendengar nama itu pun kembali bertanya."anak SMA sini?"

"Iya"

"El kelas mana sih?" Gumam Gibran yang masih didengar oleh Asya.

"Samuel kelas 12 ipa 2" Jawab Asya.

"Ooh Samuel-eh hah Samuel?" Gibran sungguh mengenal nama itu,siapa yang tidak mengenal Samuel.Cowok tampan,berprestasi,dan keturunan dari orang terkaya nomor 3 di dunia.

"Mending lo jangan deketin dia deh" Saran Gibran.

"Kenapa?tadi aja kamu yang bilang Asya harus perjuangin cinta Asya" Protes Asya.

"Gini yaa,yang suka Samuel itu banyak kalo lo deketin Samuel bisa aja lo dibilang kecentilan".

"Dan yang paling penting,Samuel itu cowok yang emosian,gue takutnya gini misalnya lo lagi deketin Samuel bisa bisa malah Samuel nge bentak lo karena risih.Saran gue pikirin matang matang dulu kalo lo mau ngedeketin dia,masuk kelas jangan bolos atau gue bilangi guru BK" Ujar Gibran panjang lebar lalu menepuk pundak Asya dua kali dan pergi.

SAM-SYA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang