kejutan tak terduga

21 1 0
                                    

Tandai typo🚫
_____________________________________________________

"Samuel... " pria yang diduga papah dari anak kecil tadi memanggil Samuel, sedangkan orang yang dipanggil hanya menatap dengan tatapan kecewa, marah, sedih yang amat terlihat.

Asya bingung, ia tak tau apa-apa disini, melihat respon Samuel membuatnya semakin bingung.

Pria itu mendekat hendak menyentuh baju Samuel, namun Samuel lebih dulu menepis tangan itu dengan kasar.

"Ayo kita pergi" ajak Samuel sambil menarik tangan Asya, dengan lancangnya air mata yang di bendung dari tadi tiba-tiba turun tanpa beban namun segera ia hapus dan cowok itu berharap agar tidak ada yang melihat ia menangis.

Dia tidak suka terlihat lemah.

Di sepanjang jalan juga Samuel hanya menatap lurus ke jalanan, begitu juga Asya yang masih tidak tahu menahu tentang kejadian tadi.

Samuel memberhentikan motornya di sebuah taman yang cukup luas dan cukup sepi.

Samuel dan Asya pun turun, mereka berjalan menuju bangku.

Dengan tiba-tiba Samuel memeluk Asya erat saat mereka sudah di depan bangku itu, Asya yang tak tahu apa pun hanya bisa membalas pelukan Samuel yang begitu erat.

"Kakak kenapa? Mau cerita? " tanya Asya setelah sekian lama ia terdiam.

Samuel pun mengajak Asya untuk duduk, Asya yang melihat masih ada raut tidak enak di wajah tampan Samuel pun menggenggam tangan Samuel berusaha untuk menenangkan cowok itu.

"Papah... " lirih Samuel yang masih bisa didengar oleh Asya.

"Papah Sya... " lanjutnya masih dengan lirihan, cowok yang dikenal dingin itu menundukkan kepalanya menahan air mata yang hendak keluar.

Langsung saja Asya memeluk erat Samuel, Asya cukup peka dengan apa masalahnya.

"Nangis aja ngga papa" ucap Asya.

Samuel langsung menangis di pelukan gadisnya, terdengar suara tangis yang sangat pilu mengingat Samuel yang tak pernah menangis setelah ia memasuki bangku kelas 1 SD.

"Hiks ngga mungkin kan Sya hiks, bilang ngga m-mungkin hiks" Samuel meraung-raung di pelukan Asya.

Ia tak percaya, papahnya yang ia fikir laki-laki terhebat, laki-laki yang ia jadikan teladan bisa melakukan ini semua? Itu tidak mungkin.

Ya..

Papah dari anak kecil tadi adalah papah Samuel dan Kesya.

Kepala keluarga dari keluarga Samuel, istri dari mamahnya.

Asya hanya bisa mengelus punggung kekasihnya untuk saat-saat seperti ini kadang kita harus membiarkan seseorang menangis agar lega bukan?

"Hiks papah ngga m-mu-mungkin ngelakuin i-ini Sya... Ngga-ngga mungkin" ucap Samuel tersenggal-senggal.

"Ssstt tenang ya" ujar Asya menenangkan.

5 menit berlalu...

Samuel sudah lebih tenang saat ini, terlihat mata yang memerah begitu juga hidungnya membuat Asya memekik tertahan, tak mungkin ia berteriak kegemasan dimasa seperti ini.

SAM-SYA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang