semuanya terluka

7 1 0
                                    

Tandai typo🚫
_________________________________________________

Dinginnya lantai rumah sakit menjadi saksi orang yang sedang menitikan air matanya sambil menunduk.

Tanpa disadari, dahinya berkeringat tangannya dingin, tubuhnya bergetar dan air matanya terus turun membasahi lantai yang dingin.

Fina duduk dilantai dengan menelungkupkan kepalanya, bibirnya selalu menggumamkan nama seseorang yang sedang ditangai dokter di dalam ruang IGD.

Merasakan tepukan dipundaknya membuat ia mendongak, "bangun, dingin" singkat Aldi dengan wajah datar khas miliknya.

"Riko bakal baik-baik aja kan Al?" tanya Fina dengan air mata yang masih deras.

Aldi mengangguk, "Riko kesakitan Al, dia kesakitan" Fina kembali menelungkupkan kepalanya.

Aldi berinisiatif memeluk Fina lalu mengusap punggung gadis itu, entah sadar atau tidak ada salah satu gadis yang cemberut melihat itu.

"Riri!!" teriak Asya yang melihat Riri sempoyongan, melihat itu Aldi reflek melepaskan pelukannya lalu beralih melihat keadaan Riri.

"Kenapa?" tanya Aldi.

"Lemes banget" lirih Riri.

"Dia belum makan" celetuk Rara.

"Ayo ke kantin" Aldi dan Riri pergi ke kantin rumah sakit dengan Riri yang dituntun oleh Aldi.

"Tai banget tu perempuan" gumam Rara tersenyum tipis melihat Riri yang seperti sengaja modus pada Aldi.

Tak beberapa lama, Dokter yang menangani Riko keluar dari ruangan.

"Gimana keadaan Riko Dok?" tanya Fina cepat.

"Mas Riko hanya mengalami asma biasa, jadi tidak perlu dikhawatirkan" jawab Dokter itu sambil tersenyum tenang.

"Kalian bisa melihat mas Riko setelah dipindahkan ke ruang rawat, saya harus kembali bekerja" setelah mengucapkan terimakasih, Dokter itu pergi kontras dengan Riko yang dibawa keluar dari ruangan IGD.

Didalam ruang rawat, tangan Riko digenggam erat oleh Rava sedangkan yang lain duduk disofa.

"Bangun bangg" lirih Rava sambil menatap Riko penuh harap.

Sepasang mata terbuka dengan lemah, "Rava" panggil Riko.

"Iya bang Rava disini" mendengar itu semuanya lantas mengerubungi Riko.

"Apa yang sakit? Bilang sama gue" ujar Samuel sambil mengelus lembut kepala Riko.

"Ngga ada, sorry ya bikin repot" jawab Riko.

"Ngga bikin repot" ucap Aldi.

"Fin, bibir lo pucet banget" celetuk Rara.

Semuanya beralih menatap Fina yang pucat dan lemas, "Gue ngga papa," jawab Fina.

"Lo pucet dan lemes banget, pulang aja" lanjut Riko.

"Gue ngga papa, cuma kecapean doang" balas Fina mengelak.

"Kak anter gue kekantin yuk" ajak Rivi tiba-tiba pada Fina.

"Sama aku aja ya? Fina lagi lemes" tawar Nanda merasa kasihan pada Fina.

SAM-SYA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang