40

2.1K 169 7
                                    

Di season 2 ini ngga ada NC ya 💜

Voment

Typo ⚠

Happy Reading ❤




Jimin tersenyum senang melihat ketiga remaja di depannya memakan cake buatannya dengan lahap.

"Eomma, ini enak sekali"ucap jungmin dan minjung kompak

"Iya, ini sangat enak bibi jiminie"hyungi menimpali ucapan kedua bocah kembar itu.

"Makanlah yang banyak, oya bibi telah menyiapkan cake untuk appa dan eommamu. Nanti jangan lupa dibawa ya hyungi"jimin tersenyum pada hyungi

"I-iya baiklah, terimakasih"hyungi menunduk untuk menyembunyikan rona wajahnya.

Selesai makan cake buatan jimin, jungmin dan minjung tengah berganti pakaian di kamar mereka masing-masing. Sedangkan hyungi tengah menonton televisi dengan jimin yang juga berada disana.
Sebenarnya hyungi tidak memperhatikan acara yang ditayangkan, melainkan matanya memperhatikan wajah cantik jimin yang sesekali tertawa karena acara televisi.

Jimin menoleh kearah hyungi saat merasakan tatapan intens yang terus mengarah padanya.

"Hyungi? Kenapa melihat bibi seperti itu?"tanya jimin pelan

"Hanya...bibi jiminie terlihat semakin mempesona setiap harinya"ucap hyungi yang mana membuat jimin terkejut sesaat kemudian tertawa pelan

"Astaga, kau pasti seorang playboy di kampusmu"kekeh jimin pelan

"Aku bahkan belum pernah berpacaran"jawab hyungi tegas

"Ehh benarkah?"jimin tertawa canggung.

"Boleh aku menanyakan sesuatu?"tanya hyungi hati-hati

"Tentu, apa yang ingin kau tanyakan?"jimin memutar tubuhnya agar menghadap pada remaja berumur 18 tahun itu.

"Bagaimana jika kita menyukai seseorang, tapi orang yang kita sukai telah menjadi milik orang lain. Apakah perasaanku itu salah? Dan dapatkah aku merebutnya dari orang yang memilikinya?"tanya hyungi dengan pandangan yang mengarah tepat pada manik jimin

Jimin sesaat terdiam mendengar pertanyaan hyungi, entahlah tapi jimin merasa bahwa orang yang dimaksud hyungi adalah dirinya.

Jimin berdehem pelan untuk menenangkan dirinya.
"Perasaanmu sama sekali tidak salah, kita tidak akan pernah tau kemana hati kita akan mencintai seseorang. Tapi jika orang yang kau sukai telah dimiliki orang lain, sudah sepantasnya kau mulai merela-

"Jangan dilanjutkan lagi"hyungi memotong ucapan jimin

"Kenapa?"jimin menatap hyungi

"Aku tau apa yang bibi akan katakan. A-aku tidak bisa merelakannya"hyungi menunduk pelan

Jimin tersenyum dan mendekat pada hyungi, tangannya mengusap rambut hyungi seperti seorang ibu yang menenangkan anaknya.

"Perlahan, aku yakin kau pasti bisa"jimin tersenyum lembut.

Sedangkan di balik tembok jungkook mendengarkan percakapan istrinya dan anak dari sahabatnya. Dia sangat tau bahwa hyungi menyukai jimin, dari dulu hingga sekarang.
Setelah jimin melepaskan tangannya dari hyungi, jungkook dengan senatural mungkin seolah baru saja sampai di rumah segera menghampiri istrinya.

"Ohh kookie, kau sudah pulang"jimin segera bengkit dari duduknya dan menghampri suaminya yang tersenyum

"Iya, pekerjaanku selesai lebih awal"jungkook tersenyum dan mengecup singkat bibir plum jimin, matanya menatap pada hyungi yang segera mengalihkan tatapannya saat melihat ciuman itu.

"Mandilah, setelah itu kau bisa makan cake buatanku"jimin tersenyum manis

"Tentu sayang"jungkook tersenyum dan segera menuju kamarnya setelah sebelumnya tersenyum singkat pada hyungi yang balas tersenyum.

~~~

Malam harinya jimin tengah bersandar di kepala ranjang sembari membaca buku dari sahabatnya. Matanya menangkap suaminya yang baru saja masuk ke kamar setelah kembali dari ruang kerjanya.

Jimin menutup bukunya dan melepaskan kacamata yang menghiasi wajahnya.
"Kookie, apa kau ada masalah di kantor?"jimin turun dari ranjang dan menghampiri suaminya yang terlihat sedikit murung.

Namun bukan jawaban yang jimin dapatkan, namun sebuah pelukan erat dari suaminya. Pelukan yang sarat akan rasa takut, takut kehilangan orang yang dicintainya.

"Ada apa kookie?"jimin balas memeluk tubuh tegap suaminya

Jungkook hanya menggeleng dan kini menyembunyikan wajahnya di bahu sempit jimin.
"Hanya merasa sedikit takut"gumam jungkook pelan

"Apa yang membuatmu takut?"jimin mengurai pelukan mereka dan mengusap wajah tampan suaminya

"Aku hanya takut kehilanganmu"

Dan kemudian jungkook segera melumat bibir plum jimin, jimin yang awalnya terkejut segera membalas lumatan dari suaminya, dan entah bagaimana ciuman jungkook terasa berbeda.

"Hmmphhh....kookie...shh..hhh...mmhhhh"

Jungkook mendorong tubuh jimin hingga kini berbaring di ranjang, segera jungkook mengukung tubuh mungil istrinya itu, tangannya mengusap pipi chubby jimin dengan gerakan lembut, membuat jimin memejamkan matanya menikmati usapan dari pria yang sangat dicintainya.

"aku mencintaimu Jeon Jimin"

"aku lebih mencintaimu, Jeon Jungkook"

Dan setelahnya adalah ciuman yang saling menuntut dan terasa menggelora, seolah mereka ingin menunjukkan seberapa dalam perasaan masing-masing dalam ciuman itu.

"Aku menginginkanmu sekarang".

~~~

Jimin mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, dia baru kembali dari supermarket untuk belanja kebutuhan bulanan keluarganya.
Hingga jimin mulai merasa ada yang tak beres dengan mobilnya, jimin segera menepi dan keluar untuk mengecek kondisi mobilnya. Dan benar saja kini kedua ban mobil bagian depan miliknya telah kempes.

"Lagi? aishh sialan!"makinya kesal

"Bagaimana ini? Aku bahkan lupa tidak membawa ponselku"jimin menatap sekelilingnya yang terlihat sepi.
Tak lama jimin mendengar suara deru motor yang berhenti di depannya.

"Bibi jiminie!"

Pengendara motor itu membuka helm sport miliknya dan segera menghampiri jimin yang menatapnya.

"Ohh hyungi! Syukurlah aku bertemu denganmu"jimin tersenyum lega melihat remaja itu

"Apa yang terjadi?"hyungi menatap wajah jimin

"Ban mobilku kempes, dan sialnya bibi tidak membawa ponsel untuk menghubungi bengkel ataupun paman jungkook. Apa kau bawa ponsel?"jimin menatap hyungi yang terlihat melamun

"Ohh maaf aku juga tak bawa ponselku, um bagaimana jika aku mengantar bibi jiminie menggunakan motorku? Kebetulan aku membawa dua helm sekarang"tawar hyungi

Jimin sedikit berfikir hingga kemudian mengangguk setuju, dia bisa menelfon bengkel saat dirumah nanti. Jimin segera mengunci mobilnya dan menuju motor sport milik hyungi.
Hyungi memberikan helm kepada jimin dan memakai helmnya sendiri. Tangannya membantu tubuh mungil jimin untuk naik ke motornya.

"Pegangan bibi jiminie"perintah hyungi sembari menarik tangan jimin untuk memeluk pinggangnya.

"Ahh iya, maaf ya hyungi"jimin dengan sedikit ragu memegang pinggang hyungi

Hyungi tersenyum kemudian segera melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Dia ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan orang yang disukainya. Walaupun dia harus sedikit berbohong tentang ponselnya yang sebenarnya kini berada di tas yang dibawanya.

[END] MY MAFIA MAN! [KOOKMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang