BAB 5

2.3K 345 39
                                    

Hiii akuu datang!

Mana nih yang minta buruan update?

Udah siap baca part ini?

⚠️ WARNING!!! ⚠️

PART INI LEBIH PANJANG DARI BIASANYA!
BAGI YANG SEDANG DALAM KEADAAN EMOSIONAL YANG KURANG BAIK DIMOHON UNTUK MENENANGKAN PIKIRAN TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA PART INI. KARENA PART INI AKAN MENGAKIBATKAN EMOSIONAL YANG MENINGKAT!

Are you ready guys?

Selamat membaca!

***

Fatan memundurkan langkahnya dengan jantung yang berdegup kencang ketika Bu Marina mengacungkan penggaris panjang ke arah dirinya, Attar, dan Aham.

Karena jalanan yang cukup macet ditambah perdebatan antara Fatan dan Aham di perjalanan yang membuat motor yang mereka tumpangi berkali-kali oleng dan harus berhenti, mereka bertiga baru sampai di sekolah lima menit setelah bel berbunyi.

Dan mereka baru bisa masuk kelas lima belas menit kemudian usai menjalani hukuman dari guru piket untuk menyapu ruang UKS.

Guru muda bersurai panjang bergelombang dengan kacamata yang bertengger manis di hidungnya itu menghampiri ketiga muridnya yang berdiri di ambang pintu.

Dia berjalan dengan sorot matanya yang tajam. Bunyi ketukan sepatu hak yang beradu dengan lantai di tengah keheningan kelas menciptakan gemuruh bak genderang perang di dada ketiga cowok tampan itu.

Selain terkenal cantik dan punya banyak followers, Bu Marina yang biasa dipanggil Bu Mar yang menyandang status sebagai janda muda itu juga masuk jejeran sepuluh gulu killer dan paling disiplin di SMA MANDALA.

Ketika penggaris kayu panjang milik Bu Mar sudah diacungkan, maka itu tandanya tidak akan ada ampun bagi siapa saja yang melanggar di jam pelajarannya.

"Maa---"

"Keluar! Saya tidak menerima alasan apapun dari kalian!"

Fatan mengatupkan bibirnya yang terbuka lantaran belum menyelesaikan ucapan namun sudah dipotong terlebih dahulu oleh Bu Mar. Belum juga ia memberi alasan, tapi langsung diulti oleh janda muda tersebut.

"Baru aja log in masa udah disuruh log out sih, Bu," celetuk Aham yang berdiri di belakang Fatan yang sontak membuat guru berstatus janda muda itu melotot.

"Berkali-kali kan sudah saya peringatkan bahwa tidak ada yang boleh terlambat di jam pelajaran saya! Jadi, apapaun alasannya kalian tetap tidak bisa mengikuti pelajaran saya. Titik!" ujar Bu Mar tegas sembari mengetuk-ngetukkan penggaris kayu ke lantai.

"Sekarang kalian keluar kelas dan kerjakan lks Bahasa Indonesia dari halaman 101-119 di perpustakaan lalu  kumpulkan pada saya saat pelajaran berakhir nanti! Mengerti?" tanya Bu Mar usai memberi tugas pada mereka.

Fatan, Attar, dan Aham mengangguk kompak lalu berjalan menuju perpustakaan yang berada di lantai dua SMA MANDALA.

Bu Mar memang tidak pernah memberikan hukuman fisik kepada muridnya. Akan tetapi, dia selalu memberikan tugas sebagai hukuman yang harus dikerjakan dan dikumpulkan hari itu juga. Bila tidak dikerjakan maka nilai tugas harian mereka lah yang nantinya akan terancam.

Sesampainya di perpus ketiga cowok tampan itu langsung mengambil tempat di paling pojok agar bisa duduk lesehan atau selonjoran sambil mengerjakan tugas tanpa mendapat gangguan.

EL - FATAN (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang