HAI GAISS!
AKU UPDATE!
MANA SUARANYA YANG NUNGGUIN EL - FATAN?HAPPY READING!
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
Zayna baru saja membuka mata ketika matahari naik setinggi tombak. Tanpa merubah posisi, perempuan yang menggerai rambutnya itu meletakkan kedua tangannya di atas perut, matanya menatap plafon kamar kontrakannya dalam diam.Sebenarnya pukul lima tadi Zayna sudah bangun, tetapi rasa sakit di kepalanya yang tidak bisa ditahan, juga nyeri haid hari kedua membuat perempuan itu memilih kembali melanjutkan tidurnya. Akan tetapi, Zayna tidak mengira dia akan terlelap lama.
Selama lima menit lebih, Zayna hanya mengerjapkan mata menatap plafon kamarnya, tanpa ada niatan beranjak dari sana. Sampai terdengar suara ketukan diiringi salam dari luar rumah, membuat perempuan itu bangkit dan mengambil jilbab instan untuk dikenakannya sebelum membuka pintu.
"Wa'alaikumussalam. Iya, sebentar," jawab Zayna berjalan pelan menuju pintu sambil merapikan jilbab.
Zayna membuka pintu dan mendapati perempuan berjilbab hitam di depan pintu kontrakannya. "Mbak Aisyah."
"Nana Mbak dari tadi cemas karena kamu nggak keluar-keluar. Biasanya pagi-pagi kamu udah ke warung Mbak," ujar Aisyah dengan raut khawatir.
"Mbak juga nggak lihat kamu keluar rumah atau berangkat kerja. Makanya Mbak samperin kamu. Takutnya kamu kenapa-napa, Na."
Zayna tersenyum tipis. Terharu dengan kekhawatiran tetangganya yang satu ini. "Nana hari ini emang nggak kerja, Mbak. Nana izin."
Aisyah mengamati wajah Zayna. Bibir perempuan itu pucat dan kering, matanya sembab juga tampak lingkar hitam di bawahnya (mata panda) yang begitu kentara. Seakan memperjelas bahwa perempuan itu sedang tidak baik-baik saja.
"Na, kamu sakit?"
Sebuah telapak tangan mendarat di kening Zayna, membuat si empu sedikit terkejut. "Eh, Nana nggak papa, Mbak."
"Ya Allah! Kening kamu panas banget, Na," pekik Aisyah merasakan suhu yang tinggi di badan Zayna.
"Ini tangan kamu juga dingin banget." Aisyah beralih menggenggam tangan perempuan yang beberapa tahun lebih muda darinya itu.
"Mbak antar ke klinik ya?"
Zayna menggeleng lemah. "Nana nggak papa, Mbak. Nana cuman nggak enak badan karena sedang haid. Kalau Nana lagi halangan emang suka kayak gini, Mbak," terang perempuan itu lemas.
"Tapi, ini panas banget lo, Na. Kamu juga pucet kayak gitu."
"Nana nggak papa, Mbak. Beneran deh," kilah Zayna memaksakan dirinya untuk tersenyum meski kepalanya rasanya mau pecah. Sakit sekali.
"Yaudah kalau kamu nggak mau Mbak antar. Mbak mau berangkat kerja dulu. Sama ini ada nasi pecel buat kamu sarapan. Abis sarapan jangan lupa minum obat terus istirahat." Aisyah menyerahkan sebungkus nasi pecel dalam plastik berwarna putih kepada Zayna.
"Tapi, nanti kalo ada apa-apa kamu jangan diem aja ya, Na. Kalau emang Mbak belum pulang kamu minta bantuan sama tetangga lain," pesan Aisyah. Perempuan itu sebenarnya khwatir melihat kondisi Zayna saat ini. Akan tetapi, dia tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya sebagai buruh cuci.
Zayna mengangguk lemah sambil memasang senyum tipis.
"Makasih ya, Mbak. Zayna terharu diperhatiin kayak gini. Rasanya Mbak Aisyah bukan cuman anggep Nana adik lagi, tapi udah kayak anaknya Mbak," ungkap Zayna terharu.
Aisyah tersenyum lalu terkekeh kecil. Dia memegang kedua bahu Zayna dan menatapnya lembut. "Sama-sama, Nana."
"Yaudah, Mbak berangkat dulu ya. Assalamu'alaikum."
KAMU SEDANG MEMBACA
EL - FATAN (HIATUS)
Teen Fiction"KENAPA FATAN HARUS LAHIR DARI RAHIM SEORANG WANITA SIMPANAN SEPERTI BUNDA? KENAPA, BUN?!" "KENAPA FATAN NGGAK LAHIR AJA DARI RAHIM PEREMPUAN LAIN? FATAN MALU PUNYA BUNDA SEORANG PELAKOR!" El-Fatan Gafar Saputra begitu membenci takdirnya sebagai seo...