BAB 15

1.3K 224 161
                                    

HAI GAISSS
AKHIRNYA SETELAH SEKIAN PURNAMA KAKTUS MENGHILANG. KAKTUS BISA UPDATE EL-FATAN LAGI.

YUHUU!

MANA SUARANYA YANG UDAH NUNGGUIN KAKTUS UPDATE?

MAAF BANGET YA BARU BISA UPDATE SOALNYA DI AGUSTUS INI BATUK PILEK MERAJALELA. SEKELUARGA SAKIT GANTIAN TERUS. BAHKAN AKU YANG UDAH SAKIT DULUAN, SETELAH SEMUA SEMBUH SAKIT LAGI. JADI, BARU BISA UPDATE MALAM INI.

SEMOGA BAB INI BISA MENGOBATI KERINDUAN KALIAN SAMA FATAN DKK YA!

SELAMAT MEMBACA!


"Mbok! Es jeruknya tiga!" teriak Aham   tak sopan ketika memasuki rumah Attar dan mendudukkan pantatnya di sofa, pada asisten rumah tangga cowok tersebut.

Aham yang duduk di sebelahnya menggeleng. "Kebiasaan lo Ham kayak di rumah sendiri aja," cibirnya.

"Kan emang rumah Attar rumah kita."

Attar tidak menggubris omongan Aham, dia berjalan menuju dapur untuk meminta dibuatkan minuman oleh pembantunya. Lalu, kembali lagi ke ruang tamu untuk belajar bersama kedua sahabatnya.

Sudah menjadi kebiasaan setiap ada materi sulit atau tugas sekolah, mereka akan mengerjakan bersama di rumah Attar atau Aham. Atau kalau tidak ada tugas mereka akan mengagendakan untuk belajar untuk persiapan ujian nasional dan soal-soal  untuk tes masuk perguruan tinggi.

Tak selang beberapa lama asisten rumah tangga Attar datang membawa tiga gelas es jeruk, roti kering, dan keripik singkong.

"Ini Den silakan dinikmati!" ucapnya meletakkan gelas-gelas itu ke atas meja.

Pembantu itu pun kembali ke dapur usai mereka mengucapkan terima kasih.

Sontak mereka menghentikan aktivitas belajar dan menyerbu es jeruk yang tampak menggoda dengan embun-embun es yang menempel di luar gelas.

"Eh, betewe gue mau tanya sesuatu deh sama lo, Tan," celetuk Aham masih memegang gelasnya.

Ucapan Aham membuat atensi Fatan dan Attar teralihkan pada cowok bermata sipit tersebut.

"Lo itu sebenernya suka nggak sih sama Fisya? Maksud gue gimana perasaan lo ke dia? Secara kan kita semua tahu kalo Fisya itu suka sama lo."

Pertanyaan Aham membuat Fatan bergeming. Cowok berhidung mancung itu menumpukan gelas di pahanya dan menatap Aham dalam diam.

"Gue nggak suka sama Fisya, Ham," jawab Fatan akhirnya. "Gue belum mikirin soal cinta-cintaan. Gue masih mau fokus sama sekolah gue dulu."

"Lo yakin, Tan? Fisya itu baik loh. Cantik, perhatian, dan pemberani. Masa iya lo gak suka sih?"

Attar menyahut, "Fatan itu udah bilang kalau dia mau fokus sekolah, Jamal."

"Iya gue tahu, Tar. Cuman ya nggak sayang aja nyia-nyiain cewek kayak Fisya. Gue aja kalo jadi Fatan nggak bakalan nolak, Tar."

Fatan tersenyum tipis lalu menggeleng samar.

"Lo masih inget janji kita bertiga kan, Ham?"

Aham diam. Kini dia menatap kedua sahabatnya secara bergantian.

"Janji kalau kita nggak bakalan pacarin anak orang. Kalau suka langsung aja halalin pas udah waktunya?"

Fatan dan Attar mengangguk.

"Nggaklah, Tan. Gue nggak bakalan mungkin lupa sama janji kita yang satu itu."

Ya, mereka memang pernah berjanji untuk tidak bermain-main dengan cinta dan perempuan agar tidak mengganggu fokus menggapai impian. Hanya saja satu di antara mereka bertiga ada yang masih suka menggoda perempuan untuk sekadar mengajaknya bercanda, yakni Abraham Syahreza. Cowok ramah itu suka sekali tebar-tebar pesona dan menggoda cewek-cewek tanpa ada niatan sedikitpun untuk mendekati mereka.

EL - FATAN (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang