BAB 7

1.9K 332 48
                                    

Hai gaisss aku datang!


Setelah banyak yang meminta lanjut akhirnya aku memutuskan untuk tetap melanjutkan cerita ini. Semoga cerita ini bisa memberi dampak positif buat pembaca ya. Aamiin.

Oh iya sebelum membaca jangan lupa follow akun penulis ya. Jangan lupa juga support penulis dengan follow

Tiktok : @wattpadnisliha

Ig : @nis_liha

Jangan lupa juga untuk vote dan komen di setiap paragrafnya.

HAPPY READING!


Sepulang dari sekolahan Fatan Aisyah langsung mengambil air wudhu karena sudah masuk waktu zuhur. Dia melaksanakan salat zuhur dilanjut dengan zikir dan berdoa.

Ketika berdoa perempuan itu meneteskan air mata mengingat perkataan Gita, ibunda dari Alam, ketika di ruang BK tadi.

Dadanya sesak seakan dihimpit bebatuan yang sangat besar. Selama ini dia selalu mendapat pengaduan dari Fatan yang dikatakan sebagai anak haram oleh temannya tanpa mendengarnya secara langsung. Dan tadi ketika ia mengetahui secara langsung. Rasanya hatinya begitu hancur.

"Ya Allah ... kumohon kuatkan putraku, Fatan. Jauhkan dia dari orang-orang yang berniat jahat padanya. Jaga Fatan selalu dalam lindungan_Mu Ya Allah."

Aisyah mengirup napas sebentar lalu kembali melanjutkan. "Aku percaya jika setiap anak itu terlahir dengan suci sekalipun dia tanpa seorang ayah."

"Kumohon Ya Allah beri aku dan putraku kekuatan serta kesabaran untuk menghadapi semua ujian ini. Izinkanlah aku merawat titipan_Mu ini dengan penuh kasih sayang. Jadi, kumohon jangan Engkau hadirkan amarah hingga keluarlah kutukan dariku untuknya, Ya Allah."

Aisyah pun menutup doanya dengan doa sapu jagad.

 "Rabbanaa, aatinaa fid dunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar".

["Tuhan kami, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa neraka"]

***

"Mbak Aisyah nasi pecelnya satu ya. Yang kayak biasanya tanpa kecambah sama daun kemangi," pesan Zayna yang sudah duduk manis di kursi teras rumah Aisyah sambil membawa totebag. Sudah siap berangkat kerja.

"Jangan lupa tambahin remahan rempeyeknya juga ya, Mbak," imbuh perempuan berjilbab segiempat berwarna navy itu sembari tersenyum manis. Menampakkan lesung di pipi kirinya.

"Iya, Na. Kamu tenang aja Mbak sudah hafal kok pesenan kamu," balas Aisyah ramah.

Sudah hampir satu bulan Zayna menjadi tetangganya dan hampir setiap pagi membeli nasi pecel untuk sarapan membuat Aisyah hafal dengan pesanan perempuan bergingsul itu. Yakni, tanpa kecambah dan daun kemangi sebagai lalap. Alasannya karena Zayna selalu ingin muntah bila makan kecambah dan daun kemangi.

Usai melayani tiga orang pembeli Aisyah membuatkan pesanan untuk Zayna. Perempuan itu memberikan bonus dua tempe tanpa lupa memberikan remahan rempeyek yang banyak di atas sambal kacangnya. Lalu, memberikannya pada Zayna yang tampak berbinar pesanannya telah jadi.

"Wah, dikasih gratisan tempe lagi nih, Mbak?" Zayna menggeser piringnya mendekat.

"Makasih ya Mbak Aisyah. Semoga dagangan Mbak laris dan rezeki Mbak lancar," ucap Zayna dengan senyum yang merekah.

EL - FATAN (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang