Bab 9

1.9K 287 28
                                    

HAI GAIISSS
KAKTUS 🌵 DATANG!
GIMANA KABAR KALIAN? MASIH SETIA NUNGGUIN CERITA INI?
KALIAN BACA INI SAMBIL NGAPAIN?

SEBELUM BACA JANGAN LUPA VOTE DAN NANTI PENUHIN KOLOM KOMENTAR DI TIAP PARAGRAFNYA YA.

SELAMAT MEMBACA!

Sambil mendekap totebag yang ia bawa Zayna terus berjalan melewati gang sempit yang remang-remang dan sepi. Semilir angin yang menerpa tubuh mungil Zayna membuat bulu kuduk perempuan berjilbab navy itu sedikit meremang.

Selama bekerja sebagai babysitter baru hari ini ia pulang malam karena Brata dan istrinya sedang lembur. Sedangkan anak sulung mereka tengah mengalami PMS di hari pertama menstruasi sehingga pembantu tetap keluarga Brata sibuk mengurusnya dan tidak bisa menjaga si bungsu. Jadi, Zayna tidak bisa pulang sore, tetap tinggal di sana sampai orang tua mereka pulang.

Perempuan berkemeja biru itu melirik sekitarnya was-was. Kepalanya merunduk, tapi matanya begitu awas memindai sekitar. Zayna takut bila ada orang mabuk atau preman dan begal di gang sempit seperti ini.

"Apa aku putar murotal aja ya biar nggak sepi gitu?"

Zayna pun memutuskan untuk mengeluarkan ponsel dan memutar surat-surat pendek untuk menghilangkan rasa takutnya. Setelah memutar murotal surat-surat pendek Zayna kembali melanjutkan perjalannnya.

Di waktu yang bersamaan Fatan baru saja pulang dari rumah Attar. Fatan memang sering main ke rumah sahabatnya itu untuk belajar. Bukan hanya dirinya Aham juga.

Biasanya ia tidak pulang sampai selarut ini, tapi karena besok akan diadakan try out dan satu bulan lagi ujian nasional. Malam ini mereka menambah jam belajar untuk mengerjakan soal-soal latihan ujian nasional.

Sebandel-bandelnya Fatan dia tetap tidak ingin menjadi siswa yang bodoh. Meskipun tidak sepintar Attar maupun Aham ia tetap tidak mau ketinggalan oleh mereka.

Fatan juga mempunyai impian bisa masuk ke perguruan tinggi. Untuk itu ia sering ke rumah Attar untuk belajar bersama. Selain belajar pelajaran di sekolah di sana ia juga belajar latihan soal-soal untuk tes masuk ke perguruan tinggi.

Memasuki gang sempit menuju kontrakannya, ponsel Fatan berbunyi. Fatan merogoh saku dan mengambil ponselnya. Membiarkan kendali sepedanya berada pada satu tangannya.

Sambil mengayuh sepeda, cowok berwajah kearab-araban itu melihat ke arah ponsel. Ternyata ada sebuah pesan masuk dari grup "Menantu Idaman", sebuah grup yang berisikan dirinya, Attar, dan Aham. Grup yang dibuat oleh Aham untuk membahas mulai dari hal kecil sampai tugas sekolah dan juga guyonan.

Fatan terkekeh pelan membaca pesan yang dikirim oleh Aham. Cowok itu mengatakan bila ada tetangganya yang masih kecil, tapi sudah hamil. Dalam pesan tersebut disertai gambar kartun berambut pendek berponi yang tengah memamerkan perutnya yang buncit. Tokoh kartun masa kecilnya yang terkenal dengan "si tukang nanya".

Sambil terus mengayuh sepeda Fatan membalas pesan tersebut. Pandangan cowok itu terfokus pada layar ponselnya. Dia sama sekali tidak fokus dengan jalan di depannya.

Halah palingan juga nggak ada orang. Jam segini kan biasanya sepi banget kayak kuburan nih gang, batin Fatan mengingat malam ini sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam.

Beberapa detik mengayuh ia masih aman. Sampai ketika melewati sebuah lubang sepedanya oleng dan Fatan yang tidak siap kehilangan keseimbangan hingga ban sepedanya menabrak seseorang.

Brak!

"Astagfirullah!"

Zayna memekik kaget. Tubuh perempuan berjilbab segiempat itu terdorong ke depan yang membuat dirinya jatuh terjerembab di tanah.

EL - FATAN (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang