HAI GAISSS!!!
APA KABAR?
KAKTUS UPDATE NIH!
MANA SUARANYA YANG NUNGGUIN SI FATAN DKK?
SEBELUM MEMBACA KAKTUS MAU TANYA DONG. KALIAN TAHU CERITA INI DARIMANA?
KALIAN UDAH PROMOSIIN CERITA INI KE SIAPA AJA?
BERSEDIA REKOMENDASIIN KE PENERBIT NGGAK? KALI AJA BENERAN DI PINANG TERUS JADI NOVEL CETAK YANG BISA DIPELUK 😆
KOMEN TOKOH KESAYANGAN KALIAN!
HAPPY READING!
Kepulan asap berbentuk bulat-bulat keluar dari bibir ranum Fatan. Cowok berhidung mancung itu memejamkan mata dengan kepala yang mendongak, menatap lapangan sekolahnya yang masih sepi dari rooftop."Udah habis rokok berapa, Tan?"
Fatan berdecak mendengar seruan itu. Seharusnya dia tahu kalau Attar yang berotak cerdas pasti bisa menemukan dimanapun keberadaannya, meskipun ia sudah menghindar.
Pagi-pagi setelah mandi Fatan bergegas pergi ke sekolah, tanpa berpamitan pada Aisyah maupun membantunya menyiapkan jualan. Bahkan, ia juga tidak menunggu pisang goreng, tahu isi, dan tempe goreng ibunya matang. Fatan langsung berangkat tanpa membawa gorengan itu untuk dititipkan ke sekolah.
Dia hanya ingin menenangkan diri.
Laki-laki yang mengapit rokok di sela-sela jarinya itu tidak menjawab pertanyaan sahabatnya. Dia memilih menyelipkan rokok itu ke mulutnya, mengisapnya dalam-dalam, sebelum mengembuskan asapnya membentuk bulatan-bulatan kecil.
Attar menghela napas pelan. Dia paham bagaimana karakter seorang Fatan ketika marah dan ketika galau. Saat marah Fatan cenderung meledak-ledak. Dia sulit mengontrol emosinya. Sedangkan ketika galau atau memikirkan seatu, dia akan cenderung diam dan menyendiri.
"Lo ... lagi marah sama bunda lo apa ada masalah lain, Tan?" tanyanya ikut duduk di sebelah cowok itu.
Pukul setengah enam tadi ia sudah sampai di rumah Fatan. Rencananya ia ingin membantu Aisyah berjualan pecel sebelum ia berangkat sekolah. Akan tetapi, sampai sana ia justru diminta Aisyah untuk segera menyusul Fatan ke sekolah. Perempuan itu khawatir kalau terjadi sesuatu dengan sang putra yang tengah marah padanya, sejak semalam.
"Bunda minta tolong ya, Attar! Awasin Fatan. Jagain dia ya, Nak! Bunda nggak mau terjadi apa-apa sama Fatan," pesan perempuan itu tadi padanya.
Attar pun mengiyakan permintaan tolong Aisyah. Dia bergegas pergi ke sekolah di pagi buta dan mengirimi pesan pada Aham, meminta cowok itu membantu Aisyah terlebih dahulu dan membawakan gorengannya ke sekolah, untuk dititipkan ke kantin.
Sembari menunggu Fatan menjawab, Attar mengeluarkan rokok dari sakunya, mengambil sebatang dan menyelipkannya ke sela bibir. Lantas, menyalakannya dengan pemantik.
"Cerita aja kalau mau cerita. Telinga gue selalu siap buat denger curhatan lo, Tan," kata Attar usai menyesap rokoknya.
Helaan napas keluar dari bibir ranum Fatan.
"Gue ... nggak papa, Tar." Ada jeda selama beberapa detik sebelum ia kembali menjawab.
"Cuman ... semalem gue marah sama Bunda."
Fatan berdecak lalu menggeleng kecil. "Enggak ada hari tanpa gue nggak marah sama bunda, Tar. Dan lo pasti tahu itu."
"Makanya, gue berangkat pagi buat ngehindarin bunda," ucapnya tak sepenuhnya jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
EL - FATAN (HIATUS)
Teen Fiction"KENAPA FATAN HARUS LAHIR DARI RAHIM SEORANG WANITA SIMPANAN SEPERTI BUNDA? KENAPA, BUN?!" "KENAPA FATAN NGGAK LAHIR AJA DARI RAHIM PEREMPUAN LAIN? FATAN MALU PUNYA BUNDA SEORANG PELAKOR!" El-Fatan Gafar Saputra begitu membenci takdirnya sebagai seo...