BAB 6

2.1K 336 16
                                    

HAI-HAI UDAH UPDATE NIH GUYS

SEBELUM BACA JANGAN LUPA APRESIASI PENULIS DENGAN VOTE YA

JANGAN LUPA JUGA SUPPORT PENULIS DENGAN FOLLOW AKUN WATTPAD

IG :

Tiktok : wattpadnisliha

PENULIS JUGA MAU MENYAMPAIKAN PERMINTAAN MAAF APABILA KARYA INI MASIH JAUH DARI KATA BAIK DAN MASIH TERDAPAT KESALAHAN BAIK ITU SALAH KETIK ATAUPUN PENULISAN.

SELAMAT MEMBACA

Seorang gadis bergamis hijau lumut memandangi kamarnya yang sudah rapi dengan pakaian yang telah ia masukkan ke dalam alamari. Sprei berwarna hijau motif bunga mawar merah juga telah terpasang di kasur mini size yang berada di kamarnya.

Zayna mengelap keringat yang muncul di pelipisnya lantas beranjak menuju dapur. Menarik kursi plastik untuk ia duduki, perempuan bergingsul itu mengambil air mineral botol yang tadi dibelinya di minimarket. Membaca doa lantas meneguknya, perempuan itu kemudian mengambil sebuah roti isi cokelat dan membukanya.

Baru saja Zayna menghabiskan seperempat rotinya ia mendengar suara ribut-ribut dari rumah sebelahnya. Perempuan berjilbab moca itu memelankan kunyahan dan menajamkan telinganya. Zayna tidak bermaksud menguping, tapi suara ribut-ribut itu begitu jelas terdengar sampai ke kontrakan barunya.

"KENAPA FATAN HARUS LAHIR DARI RAHIM SEORANG PEREK SEPERTI BUNDA? KENAPA, BUN?!"

"KENAPA FATAN NGGAK LAHIR AJA DARI RAHIM PEREMPUAN LAIN? FATAN MALU PUNYA BUNDA SEORANG PELAKOR!"

Deg.

Jantung Zayna berdegup kencang mendengar teriakan yang ia yakini berasal dari rumah Aisyah, perempuan yang tadi pagi memberinya nasi pecel gratis.

Bergegas Zayna berlari keluar untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Dia khawatir terjadi sesuatu dengan perempuan bernama Aisyah itu.

Di jalanan depan rumah ternyata sudah ramai beberapa tetangga. Zayna ikut bergabung bersama mereka menanyakan apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Biasa, Mbak. Si Fatan emang suka kayak gitu sama ibunya. Suka marah-marah dan kasar," jawab seorang ibu-ibu berdaster yang menggendong anak.

Zayna mengarahkan pandangannya pada rumah Aisyah yang pintunya terbuka. Di dalam sana masih terjadi keributan. Bahkan terdengar tangis memilukan dari tetangganya itu.

"Memangnya ada masalah apa ya, Bu? Kenapa Fatan bersikap seperti itu sama Mbak Aisyah?" tanya Zayna yang penasaran.

"Mbak warga baru ya?"

Zayna mengangguk.

"Pantesan nggak tahu." Ibu-ibu berdaster itu mengangguk-angguk. Lalu, melanjutkan. "Fatan itu sebenarnya anak baik. Rajin ke musola ngajarin anak-anak ngaji sama ramah. Tapi, dia belum bisa menerima statusnya sebagai anak haram. Makanya di suka marah-marah ke ibunya."

"A-anak ... haram?" Zayna terkejut mendapat fakta mengenai remaja yang menabraknya tadi pagi. Dia tidak percaya bila Aisyah, perempuan yang terlihat baik-baik dan berjilbab itu ternyata pernah....

Astagfirullah.

Zayna menggeleng dan beristighfar untuk mengenyahkan pikiran buruknya. Dia tidak boleh menilai seseorang hanya dari satu sisinya saja. Dia tidak boleh menyangkutpautkan pakaian yang dikenakan perempuan itu dengan dosa apa yang pernah dilakukannya. Apalagi ia tidak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi.

Zayna kembali menatap rumah Aisyah yang masih terdengar keributan. Dia heran kenapa tidak ada tetangga yang melerai atau paling tidak menasehati anak itu.

EL - FATAN (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang