BAB 8

2.1K 329 33
                                    

HAI GAISS!

AKU DATANG!

SEBELUM MEBACA PART INI DIMOHON UNTUK SUPPORT PENULIS DENGAN FOLLOW AKUN WATTPAD Nisliha
IG : @Nis_liha
TIKTOK : @Wattpadnisliha

BUAT YANG MAU MEREKOMENDASIKAN CERITA INI KE TEMEN, PACAR, SAHABAT, FOLLOWERS, ATAU BAHKAN PENERBIT. DIPERSILAKAN! BOLEH BANGET POKOKNYA ASAL TETEP CANTUMIN AUTHOR.

GIMANA?
SUDAH SIAP MEMENUHI PARAGRAF DENGAN KOMENTAR?

YUHUU! CUSS MELUNCUR!

SELAMAT MEMBACA!

Usai mengenakan sepatu converse hadiah ulang tahun dari Attar, Fatan mengambil sebuah kotak besar berisi gorengan yang akan ia titipkan di kantin. Tanpa berpamitan pada sang bunda cowok berseragam SMA tersebut langsung menaiki sepedanya.

"Enggak pamitan lagi?" ceplos Zayna yang akan membayar pesanannya. "Enggak takut kualat kayak yang kemarin-kemarin?"

Zayna tidak bermaksud meledek ia hanya ingin menyadarkan laki-laki itu untuk menghormati dan menghargai ibunya. Selain itu ia juga kasihan melihat Fatan sering jatuh dari sepeda yang menurutnya akibat durhaka pada ibunya.

Fatan menoleh cepat pada perempuan berjilbab tersebut. Perempuan yang belum genap satu bulan menjadi tetangganya, tapi sering membuatnya naik pitam karena terus mencampuri urusannya.

"Mbak mau ikut ngedoain saya yang buruk-buruk juga?" balas Fatan menatap sengit perempuan itu. "Kalau iya silakan saya tidak takut sama, Mbak. Saya cuman takut sama Allah."

Fatan berbicara dengan lantang dan tegas. Seolah-seolah ia tengah memberikan skak mat pada lawan bicara dalam sebuah perdebatan. Tanpa sadar justru ucapannya menjadi jalan untuk Zayna membalas tak kalah telaknya.

"Katanya cuman takut sama Allah, tapi kok masih durhaka sama orang tua sih? Padahal kan udah dijelasin dalam Al - Quran kalau durhaka sama orang tua itu nggak boleh."

Skak mat!

Fatan kalah telak. Cowok berwajah kearab-araban itu diam seketika. Raut wajahnya berubah datar. Tanpa mengatakan apapun lagi ia segera mengayuh sepedanya, tetap berangkat tanpa berpamitan pada sang bunda, hanya mengucap salam di dalam hati juga membaca doa keluar rumah dilanjutkan doa naik kendaraan dan niat pergi ke sekolah untuk mencari ilmu karena Allah.

Zayna menggeleng. Rupanya sindirannya barusan tidak mempan untuk membuat Fatan sadar akan perilakunya yang salah.

"Sudah, Na. Biarkan saja. Mbak nggak papa kok diginiin sama Fatan. Asalkan dia tetap menjadi anak yang baik, tidak neko-neko seperti kebanyakan anak zaman sekarang itu udah lebih dari cukup buat Mbak."

"Ya, Mbak doain aja semoga dia bisa berubah sedikit demi sedikit," imbuhnya mengulum senyum, matanya yang sayu memancarkan harap yang begitu besar akan perubahan sang putra.

"Iya, Mbak. Semoga anak Mbak bisa kembali kayak dulu ya." Zayna sudah mengetahui tentang Fatan yang dulunya sangat menyayangi Aisyah. Perempuan itu pernah bercerita padanya. Meski tak banyak yang Aisyah ceritakan, tapi Zayna sudah tahu tentang kenapa Fatan begitu membenci ibunya.

EL - FATAN (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang