Bunyi pintu yang dibanting dengan keras membangunkan Alia dari tidurnya. Alia yang sudah membuka matanya itu langsung turun dari ranjangnya dan berjalan meraih gagang pintu kamarnya. Begitu keluar Alia menengok ke kanan dan kekiri kamar Athala dan Askara tertutup rapat. Dia pun menuju ruang santai di lantai dua, hanya ada Askara yang masih terjaga sedang melukis.
"Ka, kok belum tidur?" Tanya Alia dengan suaranya yang serak sambil berjalan mendekati Askara yang masih fokus mencampurkan warna.
Askara yang duduk membelakangi Alia menegang terkejut. "Mba Alia ternyata," ucapnya lalu menghembuskan napas lega.
"Tadi udah tidur kok Mba, tapi pas ditengah-tengah tidur Aska dapet inspirasi. Nih lagi gambar," jawabnya lalu menunjukkan kanvas yang sudah terlukis separuhnya.
Alia mengacak rambut Askara gemas. Dia pun duduk di samping Askara yang ngemper di lantai berlapiskan karpet permadani. "Pola tidur lo tuh Ka, jangan dibiasain gitu. Nanti cepet mati," tegurnya.
"Iya Mba Alia," jawab Askara dengan nada suara yang sengaja dimanis-maniskan.
"Oh iya Ka. Lo tadi denger gak suara pintu dibanting?"
"Denger. Itu Mas Atha tadi," jawab Askara santai.
Alia mengernyitkan dahinya.
"Gue bikin lo kebangun ya Al?"
Baik Alia dan Askara langsung membalikkan tubuh hampir barengan. Sosok Athala yang menjulang bersandar di tembok. Keduanya menyadari raut wajah Athala yang terlihat sedih dan frustrasi. Athala pun berjalan mendekati mereka dan menidurkan kepalanya di pangkuan Alia yang masih mencoba memahami situasi.
"Lo baik-baik aja kan Tha?" Tanya Alia pelan-pelan.
"Emm, enggak. Gue lagi gak baik-baik aja."
Jawaban Athala membuat ekspresi wajah Alia berubah serius dan Askara menghentikan kegiatannya melukis.
"Gue putus sama Selen. Semuanya berakhir."
Sudut mata Athala mulai berair. Alia gak tahu harus menghibur Athala kayak gimana karena dia bahkan gak tahu kisah cinta saudara kembarnya itu, tahu-tahu udah putus aja. Sementara Askara yang tahu sejak awal cuma bisa menatap kakaknya prihatin.
"Gue mau menghibur lo, tapi gue gak tau gimana caranya Tha. Gue gak tau kisah cinta lo dan siapa yang salah disini. Mind you share it with us?"
Athala dalam kondisi patah hati menceritakan segalanya pada Alia dan Askara. Bagaimana awalnya dia bertemu dengan Selena, bahagianya dengan Selena, kondisi keluarga Selena, dan sakitnya dia dicampakkan oleh Selena yang berusaha dia perjuangkan.
Mendengar setiap cerita dari Athala membuat Alia berada diantara kecewa dan juga kemarahan. Askara memeluk Alia dari belakang berharap jika kakak perempuannya tidak akan menyerang Athala dengan membabi buta setelah ini.
"How dare you lie to mami and papa?! I don't understand why you do that? Love? You say it love when you really brave lie to mami and papa, but you are afraid to say the trully background of your fucking girl?!" Marah, Alia kalau marah selalu ngomong pakai bahasa inggris.
"Lo gak ngerasain jadi gue. Lo gak bakal ngerti kenapa gue harus bohong ke mami sama papa!"
"Kasih tau gue sini. Biar gue ngerti," tantang Alia.
"Gue sebagai anak pertama dan cucu pertama. Ekspektasi keluarga besar pasti tinggi banget sama gue. Gue harus jadi sosok yang sempurna buat jadi teladan kalian dan sepupu yang lain. Gue juga pengen bisa hidup sama perempuan yang gue cintai, bukan yang dipilihin sama keluarga hanya karena kewajiban untuk menjaga reputasi keluarga yang bahkan gak pernah mau memuji proses gue tapi selalu pengen hasil terbaik dari gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
L A F A M I L I A
FanfictionKeluarga Arjuna Sosro itu keluarga berdarah ningrat jawa yang anggota keluarganya punya pemikiran liberal, terpaksa harus tunduk sama aturan adat untuk memilih pasangan berdasarkan bibit, bebet, bobot. Hal tersebut membuat perjodohan jadi hal biasa...