High Tension

347 74 6
                                    

Lawang Karsa Foundation merupakan sebuah badan usaha non profit yang dibentuk sebagai corporate social responsibility dari Mega Lawang Grup. Saat ini badan usaha tersebut dipimpin oleh Irina Besari, istri sah dari Hardiyata Besari co-chairman Mega Lawang Grup.

Fokus kontribusi yang dilakukan oleh Lawang Karsa yaitu memberikan beasiswa pendidikan kepada anak-anak yang pintar dari keluarga tidak mampu, membangun sekolah di daerah 3T, menyelenggarakan pelatihan kerja bagi masyarakat yang masih berada di usia angkatan kerja, dan membuat kelas pengembangan diri bagi anak usia sekolah. Terbaru, mereka membuat Kelompok pemberdayaan perempuan.

Irina tidak pernah sekalipun absen untuk memantau setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Lawang Karsa. Sesibuk itulah kegiatan yang akan dilakukan oleh menantu Mega Lawang Grup.

Alia sebagai calon menantu di keluarganya pun mulai diperkenalkan olehnya pada kegiatan tersebut.

Seperti hari ini tepat pembukaan Lawang Karsa Center yang kemudian dilanjutkan acara syukuran di sebuah panti asuhan yang berada di bawah dukungan Lawang Karsa Foundation. Acara syukuran itu melibatkan penerima beasiswa sebagai relawan yang mengatur jalannya acara. Selain itu, Alia sekeluarga pun turut diundang.

Tadinya sejak hadir di tempat itu Alia terus bersama dengan  Dirga, namun mereka berdua terpaksa harus berpisah karena Irina memanggil Alia untuk menemuinya di ruangan belajar panti asuhan itu.

Dirga yang ditinggal sendirian sesekali membalas sapaan dari tamu undangan yang mengenalnya. Senyum kecil yang tadinya ditampakkan oleh Dirga mendadak menyusut digantikan oleh kerutan di dahinya manakala seorang perempuan yang amat dikenalinya berjalan dengan anggunnya ke arahnya.

Rambut panjang bergelombang yang tergerai tersapu angin lembut membuatnya terlihat seperti tokoh utama dalam sinetron ketika membuat lawan mainnya terpesona. Dirga yang posisinya terlihat seperti lawan main itu bukannya terpesona justru merasa tidak nyaman.

"Hai Ga," sapanya menyugar senyum lembut pada bibir tipisnya yang terpoles gincu berwarna pink coral.

Dirga tidak berekspresi selain melihat wajah lawan bicaranya yang terakhir dia lihat seperti satu tahun lalu di hari natal. Saat dimana Dirga yang sudah lelah dan muak meminta untuk mengakhiri hubungan. Ya, perempuan di depan Dirga itu mantan pacarnya yang bernama Anastasia, akrabnya dipanggil Anas.

"Kamu gak banyak berubah ya?" Tidak menyerah Anas kembali bersuara walaupun terlihat percaya diri, namun nada bicaranya tidak seriang tadi.

"Kenapa kamu ada disini?" Tanya Dirga pada akhirnya dengan nada suara rendah.

"Karena kangen kamu mungkin?" Candanya setengah tertawa.

"Serius. Nas."

"Kayaknya bukan hal yang aneh deh kalau aku ada disini sekarang Ga. Harusnya kamu inget kalau dua tahun lalu Mega Lawang akuisisi perusahaan keluarga aku. Lebih tepatnya satu bulan sebelum kamu minta putus dari aku."

"Kita pisah enggak baik-baik Nas. Menurut kamu aku percaya kalau alasannya cuma itu? Tahun lalu kamu aja gak dateng Nas."

"Ya karena sekarang aku udah baik-baik aja?"

Dirga bungkam. Dia sadar kalau keputusannya untuk mengakhiri hubungan dengan Anas akan membuat perempuan itu sangat terluka, namun dia berada dalam kondisi sudah benar-benar tidak ingin dikontrol mantannya itu.

"Lagipula mama kamu yang minta aku dateng hari ini."

Haruskah Dirga curiga atau tidak jika situasinya menjadi seperti ini?

Di lain tempat Alia sudah berdiri disamping Irina yang masih bungkam sejak tadi. Pandangan Alia menerawang jendela kaca yang memperlihatkan anak-anak panti berlarian dengan riang gembira, sementara pikirannya sibuk menerka-nerka maksud dari Irina  mengajaknya untuk bertemu berdua saja.

L A   F A M I L I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang