Amba berjalan keluar cafe bersama dengan Athala. Mereka berdua pulang bersama setelah rapat yang membahas kejutan ulang tahun untuk Agista. Tadinya Athala berangkat bersama Alia, namun saudara kembarnya itu dengan berbagai alasan mengatakan jika dia ada janji dengan temannya. Athala meyakini jika itu hanya akal-akalan dari Alia saja agar bisa membuat Athala mengantar pulang Amba. Jujur saja sebenarnya Athala tidak masalah jika harus mengantar Amba, yang membuatnya tidak suka adalah kembarannya itu terang-terangan terlihat dengan jelas mengatur perjodohan antara dia dan Amba.
Athala tidak bodoh, dia dapat melihat dengan jelas akting teman-temannya dan juga skenario Alia yang mudahnya tertebak olehnya. Namun, dia tidak bisa menimpakan kekesalannya kepada Amba. Perempuan itu juga tak terlihat menyadari gelagat aneh Alia karena di mata Amba yang selalu melihat segala hal secara positif semuanya yang terjadi adalah takdir tuhan.
Pandangan positif menyerempet polos Amba itu kadang ingin rasanya Athala maki agar perempuan itu sadar. Namun, Athala tidak pernah benar-benar berani untuk membentak Amba.
"Bentar-bentar Tha," ucap Amba merentangkan tangan demi menghentikan langkah Athala di sampingnya.
"Apaan lagi?" Tanya Athala yang sudah merasa lelah dan malas.
Amba menghadap Athala dan menatap wajah kesal yang ditampilkan oleh pria itu. "Nunggu Kevin turun bentar," ucapnya membuat bingung Athala.
"Ngapain sih nungguin Kevin? Lo kan bareng gue bukan bareng dia."
"Ih ngegas mulu ya. Paket aku ada di dia."
"Paket apaan?" Tanya Athala heran sekaligus penasaran.
Gak lama Kevin menampakkan dirinya, dia berjalan sembari menari-nari kecil dengan santai membuat Athala yang melihatnya jadi makin kesal.
Kevin menyapa Athala dengan menaikkan kedua alisnya ke atas disertai senyum menggodanya. Dia berjalan menuju mobilnya yang terparkir di sebelah mobil Athala.
"Nih Mba." Kevin menyerahkan kardus besar pada Amba.
Amba menerimanya dengan senyum sumringah. "Makasih ya Vin!" serunya mendapat acungan jempol dari Kevin.
Athala menaikkan satu alisnya. "Lo emang hobi alamatin paket random apa gimana?" Tanyanya agak sinis.
"Gak random juga sih. Kan aku kenal kalian," jawab Amba riang membuat Athala mendengus lalu menepuk wajahnya pasrah.
Kevin yang melihat wajah kecut Athala pun sontak menahan tawanya. Baru kali ini dia melihat Athala pasrah dan tidak mendebat orang lain.
'Amba emang pawang yang cocok buat si maung Athala' pikir Kevin menatap nakal pada Amba dan Athala.
"Heh apaan muka lo kayak gitu. Mau gue colok mata lo?" Tegur Athala seakan tahu isi pikiran Kevin ketika melihat mata sahabatnya itu menyipit dan bibir yang menyeringai mesum.
"Ih galak banget sih. Orang Kevin aja gak ngapa-ngapain kok," tegur balik Amba menatap kesal pada Athala.
Kevin tentu saja tertawa. "Tau tuh Mba. Mangkanya jangan mau sama dia ntar lo tiap hari digalakin," goda Kevin membuat Athala sontak menerjangnya.
Athala membungkam mulut Kevin dan memiting lehernya. "Diem setan. Gak enak sama Amba goblok!" bisiknya tajam penuh penekanan di telinga Kevin.
Tidak seperti Athala yang panik dan bar-bar menyerang Kevin, Amba hanya menanggapi guyonan yang dilontarkan oleh Kevin dengan kekehan.
Setelah itu Athala melepaskan Kevin. Sebelum kembali ke sisi Amba, Athala menendang pelan tulang kering Kevin membuatnya mengaduh kesakitan.
"Anarkis banget lo Tha. Dah ya gue balik duluan, kelamaan disini bisa-bisa gue jadi kue lupis!"
KAMU SEDANG MEMBACA
L A F A M I L I A
FanficKeluarga Arjuna Sosro itu keluarga berdarah ningrat jawa yang anggota keluarganya punya pemikiran liberal, terpaksa harus tunduk sama aturan adat untuk memilih pasangan berdasarkan bibit, bebet, bobot. Hal tersebut membuat perjodohan jadi hal biasa...