Askara dan Kehangatan

599 96 61
                                    

Sejak pagi Askara sudah disibukkan memilih pakaian terbaiknya untuk menghadiri acara launching buku karya Meirana dimana dia ikut andil dalam pembuatan ilustrasi cover-nya. Semakin dipilah Askara merasa tidak ada satupun pakaian yang cocok dan dapat menonjolkan karismanya, namun tetap terlihat sederhana. Salahnya yang tidak pernah menaruh terlalu banyak perhatian pada penampilannya sejak dulu.

Askara tidak se-fashionable Athala yang acap kali bereksperimen terhadap penampilannya. Dia hanya memprioritaskan kenyamanan ketika membeli pakaian, alhasil hanya kaos dan hoodie lah yang memenuhi lemarinya. Mana warna pakaiannya hampir seragam pula kalau tidak hitam ya putih.

"Emang kenapa Ka kalo lo kaosan doang?" Tanya Athala yang sudah nongkrong di kamarnya Askara bersama Tanni sejak bangun tidur dan menjadi saksi seorang Askara berjalan mondar-mandir kebingungan.

Askara melirik tak minat pada Athala yang duduk bersila di atas kasurnya dan memilih fokus membongkar lemari pakainya berharap ada keajaiban satu saja baju yang dia inginkan.

"Kalo enggak, lo bisa beli dulu sekarang. Apa gue telepon temen gue buat kirim koleksi LV di store dia sekarang juga ke rumah?"

"Gak ada waktu lagi Mas, acaranya jam 11. Lagian Aska maunya diliat sebagai Aska, orang biasa yang lagi part time jadi ilustrator."

Athala tertawa jenaka merasa bahwa ucapan Askara seperti sebuah puncak komedi. "Lah emang lo orang luar biasa? Lo kan orang biasa, sama kayak yang lainnya," Ucap Athala bercanda maksud hati meringankan kecemasan Askara.

"Mas Atha tahu persis ya maksud Aska apa."

"Ya lagian santai aja kenapa sih. Lo tadi bingung gak ada baju, gue kasih solusi lo malah bilang mau jadi orang biasa. Apa lo mau pake baju gue aja?"

Askara memutar bola matanya malas. "Enggak mau. Walk in closet nya Mas Atha kan gak ada bedanya sama branded store di PI."

"Masalahnya dimana? Kaos yang lo pake sekarang emangnya gak jauh beda?" Tanya Athala memperhatikan kaos oblong warna hitam balenciaga yang sedang dipakai oleh Askara.

Askara melihat baju yang menempel di tubuhnya memegang cetakan tulisan balenciaga lalu tertunduk lesu. "Aska pengen keliatan sederhana di depan Meirana, Mas," lirihnya.

Athala memandang Askara teduh seraya tersenyum kecil. Dia mengangkat Tanni dari pangkuannya lalu bangkit mendekati Askara yang duduk tertunduk di lantai.

Tepukan di ringan di kepala Askara membuatnya mendongak. Athala berjongkok di depan Askara. "Lo punya kaos polos?"

Askara mengangguk.

"Lo tau gak Ka? Pesona lo itu ada di mata lo yang kayak anak rusa sama bunny smile lo itu. Pesona itu terang banget sampai orang-orang lupa sama apa yang lo pake. Ngerti?"

Askara kembali mengangguk lucu dengan menyugar senyum hangat pada Athala.

Maka Askara mengambil keputusan untuk memakai celana jeans model slim fit berwarna biru keabu-abuan yang dia beli ketika menemani Brama berburu pakaian di thrift store dan juga kaos polos berwarna navy lengan pendek dibelinya dari danusan Amin untuk event kampusnya tahun lalu.

Warna yang dipilih oleh Askara itu sangat cocok dengan warna kulitnya, apalagi urat tangannya yang menonjol hasil latihan angkat beban setiap minggunya. Untuk menambahkan kesan maskulin, Askara mengatur ke samping rambutnya agar dahinya terlihat menyisakan sedikit poni yang sudah dikakukan dengan hair spray.

Askara mematut dirinya di depan cermin custom setinggi tubuhnya yang dia pasang di samping jendela kamarnya. Pandangan Askara jatuh pada bibirnya yang terlihat pucat dan kering, dia pun tanpa ragu mengambil lip balm berwarna di atas meja dimana skincare dan personal care diletakkan. Askara menyeringai setelah mengoleskan lip balm secukupnya, merasa puas dengan penampilannya yang terlihat sangat tampan dan menakjubkan.

L A   F A M I L I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang