Hello Puncak!

532 100 8
                                    

4 jam perjalanan yang ditempuh oleh rombongan Alia setelah berjibaku dengan kemacetan di jalan, Askara yang bolak-balik meminta Athala untuk memelankan laju kendaraannya ketika kepalanya pusing, dan juga gerutuan Athala yang gak bisa bawa mobil ngebut. Begitu memarkirkan mobilnya di pelataran villa, Athala langsung keluar dengan omelan-omelannya tentang kecerewetan Askara sepanjang jalan. Tanpa membawa tasnya, Athala main ngeloyor aja karena di teras depan sudah ada Kevin yang asyik suap-suapan semangka sama Agista.

"Wadaw, apa gerangan nih sampai Tuan Muda Sosro mukanya ditekuk gitu?" goda Kevin ketika melihat Athala yang bersungut duduk di sampingnya sambil mencomot potongan semangka ukuran besar lalu dimakannya dengan tidak sabaran.

Agista ketawa karena wajah kesal Athala memang terlihat lucu. Sementara dari jauh Alia juga terdengar menyumpahi Athala yang tidak mau membawa barangnya sendiri, alhasil malah dibawain sama Amba yang kebetulan cuma bawa tas ransel berukuran sedang.

"Ambil positifnya lah Tha dari Aska yang banyak maunya tadi. See? Lo sampai sini dengan selamat tanpa satu pun surat tilang," tegur Alia pada Athala yang gak mau dengar.

"Blablablabla," ejek Athala membuat Alia kesal.

"Tha ini tasnya," ucap Amba yang langsung diterima oleh Athala. "Terima kasih ya," balas Athala lalu tersenyum kecil.

"Sama-sama."

Melihat pembicaraan antara Amba dan Athala, Agista pun menyikut perut Kevin yang saat ini malah asyik lempar-lemparan biji semangka sama Athala. Sikutan dari Agista gak membuat atensi Kevin beralih padanya, dia harus mencubit perut Kevin sampai orangnya mengaduh kesakitan.

"Sakit tau, yang," keluh Kevin mengusap perutnya.

Agista pun tersenyum dibuat-buat seakan yang dilakukan olehnya bukan masalah besar. "Tolong ambilin melon yang udah aku potong-potong tadi di kulkas ya?"

"Hah?" ucap Kevin bingung tapi kemudian sadar. "Oh...iya-iya aku ambilin dulu ya sayangku cintaku."

Athala mual mendengar Kevin yang sok manis pada Agista.

"Mas Kevin, ikut dong," ucap Askara yang mau minum air hangat dari dispenser.

Begitu Kevin dan Askara beranjak pergi. Agista langsung menarik Amba untuk duduk di sampingnya yang tepat pula di samping Athala.

"Sini duduk dulu. Gue secara langsung mau minta maaf sama lo Mba karena gak jadi bareng sama gue. Maaf ya Mba," ucap Agi sambil merangkul bahu Amba

"Gak papa kok Gi. Kan aku juga udah bareng sama Alia."

Agista tersenyum puas atas jawaban Amba. "Btw. Lo udah kenalan belum Tha sama temen gue nih?"

Athala yang sejak tadi hanya menjadi sosok pendengar saja mengalihkan perhatiannya dari potongan semangka di atas meja ke Agista dan Amba.

"Athala."

Baik Agista maupun Alia saling melirik seraya menggigit bibirnya sedikit cemas. Soalnya Athala terlihat tidak menaruh minat berlebih ke sosok Amba yang duduk di sampingnya.

"Amba. Ambarwani Sakila," balas Amba memperkenalkan dirinya.

Suasana yang mendadak canggung membuat Agista dan Alia bingung untuk mencairkannya. Rena yang biasanya nyerocos dan pintar mencari topik pembicaraan belum datang karena harus flight dulu dari Bali. Kemungkinan baru sampai nanti sore.

Percobaan pertama, gagal.

Menjelang malam, suasana jadi makin ramai berkat rombongan sirkusnya Askara yang baru pada datang. Belum apa-apa yang namanya Kaffa udah teriak-teriak sampai dimarahin sama Agista. Untungnya Brama baru mangap doang, kalau sampai dia teriak udah habis kena bacotnya Agista.

L A   F A M I L I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang