Serba-Serbi Pertunangan

490 92 61
                                    

Hari-H acara pertunangan di ballroom Astana Lawang, hotel bintang 5 di bawah naungan Mega Lawang Grup. Acara pertunangan tidak hanya dihadiri oleh keluarga dan teman dari masing-masing calon, melainkan juga ada rekan bisnis baik keluarga Besari maupun Sosro. Melihat kemegahan pesta pertunangan Alia dan Dirga membuat para sahabat Askara yang diundang karena mengenal baik Alia tak henti berdecak kagum. Mereka tidak bisa membayangkan akan semegah apa pesta pernikahan Alia kalau pertunangan saja sudah terasa gila begini.

Antusiasme itu tidak berlaku bagi Brama yang sejak menginjakkan kaki di ballroom terus menekuk wajahnya, mempertontonkan dukanya. Jika orang-orang tak tahu, bisa saja mengira kalau Brama adalah mantan kekasih calon mempelai perempuan yang gagal move on. Tindak tanduk Brama tentu saja membuat Askara jadi kesal.

"Bram. Mba Alia ngundang lo kesini bukan buat nunjukin muka memelas lo ya," tegur Askara yang kali ini berpakaian rapi menggunakan beskap berwarna biru dongker lengkap dengan blangkon dan jarik motif pamiluto yang sudah diwiru.

"Lo mau gue tersenyum penuh kepahitan Ka? Cinta pertama gue kandas Ka. Mba Alia lebih milih Mas Dirga daripada gue," ucap Brama drama lalu menyanyikan lagu milik Syahrini berjudul cintaku kandas membuat Askara merasa mual dan ingin menyumpal mulut Brama dengan kaus kaki busuk milik Kaffa.

Kaffa dan Yuga tentu saja dengan senang hati menoyor kepala Brama agar laki-laki itu sadar dengan kekonyolannya.

"Emang kapan anjir lo dipertimbangin sama Mba Alia?" Tanya balik Chris menusuk sesuai fakta membuat dada Brama nyeri.

Amin mengamit leher Brama. "Gue temenin kalo lo mau patah hati Bram. Cinta terakhir gue juga kandas kok," ucapnya membuat teman-temannya yang lain kompak menoleh dan melotot tanpa kecuali.

"Lo kalo sok patah hati buat ngeledek gue mending gak usah. Gini-gini gue juga masih bisa ngamuk kek orgil Ming."

Amin mengendikkan bahunya dengan pandangan mata menuju pada Amba yang sedang tertawa mengobrol dengan Athala. Mereka pun kompak mengikuti pandangan mata Amin lalu melongo kecuali Askara yang menautkan alisnya kesal.

"Calon kakak ipar gue. Jangan coba-coba lo Ming!" Ancam Askara memberikan tatapan mematikan siap menerkam apabila Amin aneh-aneh.

"Ah elah santai lur. Gue cuma ngerasa Mba Amba baik perhatian. Lo tau sendiri gue paling lemah kalo udah ketemu sama cewek perhatian," jelasnya membuat yang lain serempak setuju. Mengingat telatennya Amba membantu dan melayani mereka ketika liburan di Puncak dulu.

"Goodbye cintaku," ucap Brama dan Amin berbarengan membuat Askara, Chris, Yuga dan Kaffa kompak berpencar menjauh.

"Sinting," ejek Askara sebelum memilih pergi menghampiri saudara jauhnya yang datang dari Solo.

Athala tidak banyak bicara dengan Amba. Dia harus menjaga sikapnya di acara pertunangan yang melibatkan martabat keluarga besarnya. Selain itu, Athala belum siap jika Amba menjadi target kesinisan eyang. Kemarin malam saat membahas tanggal pernikahan Alia, keluarga Sosro mempertimbangkan Athala sebagai kakak apabila dilangkahi. Athala tentu saja santai apabila Alia hendak melangkahinya untuk menikah dahulu, namun keluarganya tidak berpendapat demikian. Eyang bersikukuh Athala harus menikah lebih dahulu berdasarkan tradisi yang dianut.

Nyaris saja Athala menggebrak meja andai saja keluarga Dirga tidak ada disana. Harusnya sudah Athala prediksi jika pertunangan Alia adalah jebakan yang eyang siapkan untuknya juga. Eyang tidak bisa menangkap Athala sendiri jadi butuh bantuan Alia. Memikirkannya lagi membuat kepala Athala berdenyut nyeri.

Dari kejauhan Athala menatap kesal pada Eyang yang menebar senyum kesana kemari setelah membuat kekacauan melanda keluarganya. Tanpa sadar tangan Athala mengepal dan Sita sepupunya yang saat ini berdiri di sampingnya pun meraih ujung lengan bajunya.

L A   F A M I L I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang