02.

789 74 7
                                    

pagi harinya, asha sudah berada di dapur memasak sarapan untuknya dan sang adik hari ini harusnya asha libur. tapi karena dia harus kerja part time untuk membiayai kehidupan dia dan jungwon

"kak mau kemana jam segini" jungwon baru saja bangun saat mencium bau sangat enak dari dapur dia lebih milih mendatangi dapur dulu

"kerja kalo kamu lupa" balas asha yang sibuk menuangkan susu hangat di gelas jungwon

"cuci muka sama sikat gigi dulu woniee" memperingati sang adik yang ingin langsung memakan sandwich yang dia buat

"heheh iya bentar kak"

sementara asha hanya menggelengkan kepalanya, adiknya memang seperti anak kecil padahal dia sudah kelas 10, oh iya asha dan jungwon memang tinggal berdua mereka tidak ingin merepotkan jeon Jungkook ayah angkat keduanya mereka sama sama belum menemukan orang tua kandung mereka.

"oh iya kak, uang sekolah uwon gimana udah di tagih" lirih jungwon

"nanti ya won kakak yakin hari ini bakal dapet duit kan gajian" balas asha jungwon mengangguk

"kak kenapa gk balik ke rumah papa jungkook aja kita gk mungkin hidup begini"

asha menghela nafas mengusap rambut sang adik

"kakak gk mau ngerepotin mereka terus uwon"

"ngerepotin apaan papa jungkook udah kaya " malas uwon asha hanya terkekeh geli melihat wajah kesal sang adik

"udah ya kakak berangkat kerja dulu"

setelah berpamitan dengan jungwon asha menaiki bus untuk menuju ke tempat kerjanya

•••

"selamat pagi kak jisung" sapa asha kepada salah satu barista yang berkerja disini

"pagi sha, eh tumben pagi banget gk sekolah" tanya jisung

"engga hari ini kan sabtu ya libur kaka sendiri gk kuliah?" asha balik bertanya

"ah itu beasiswa aku di cabut sha.."

asha yang merasa jisung sedang bersedih dia memeluk tubuh besar jisung ah iya asha sudah menganggap jisung sebagai abangnya sendiri

"kenapa bisa kak" tanya asha melepaskan pelukanya

"karena kaka gk sengaja buat masalah sama anak yang punya wewenang besar di universitas" ucap jisung lirih dia tidak dapat memikirkan lagi se kecewa apa orang tuanya di sana dengan dirinya

"keterlaluan banget orang kaya sekarang sesuka hati nyabut hak seseorang" marah asha jisung terkekeh geli asha bukanya menyeramkan malah mengemaskan

"haha makasih ya sha"

asha menautkan kedua alisnya bingung

"makasih buat apa kak?"

"udah buat aku ketawa" jisung mengacak-acak rambut asha gemas sementara asha anak itu sudah menahan dirinya untuk tidak memukul jisung karena sudah menghancurkan rambutnya

"heem ini masih jam kerja saya harap kalian tidak lupa sama tugas kalian" tegur seseorang keduanya menunduk sopan

lain hal dengan asha suaranya sangat tidak asing di telinganya

"jangan bilang dia.."

"ah tuan sunghoon ingin minum kopi apa" tanya jisung

"americano seperti biasa" ucapnya

jisung mengangguk dan mulai membuat kopi untuk sunghoon menatap wanita di depanya ini kenapa terus-menerus menunduk? batinya

"hey anda tidak apa apa?" tanya sunghoon wanita itu menggeleng sebagai respon

"loh sha? kamu ngapain nunduk gitu" jisung yang sudah selesai membuat pesanan untuk sunghoon menatap bingung asha yang sedang menunduk

"makasih ji, udah sha gk usah malu" kekeh sunghoon wanita ini mengemaskan sekali

"ini uangnya sisanya buat lo sama dia gua pamit dulu" setelah berpamitan sunghoon meninggalkan cafe itu

"thanks bro, hati hati di jalan" teriak jisung

"baik banget tuh orang udah kaya ganteng lagi" puji jisung sementara asha memutar bola matanya malas dia sudah tidak menunduk lagi pusing juga lama lama

"baik dari mana ngeselin gitu"

"kamu kenal dia?" asha mengacaukan jempolnya

"iya dia satu sekolah sama aku"

"wah dia sama temen-temenya langgangan di cafe ini"

berarti asha akan terus bertemu dengan tiga pria gila itu? yang benar saja

•••

disisi lain sunghoon dan kedua temanya tengah asik bermain game, tidak hanya mereka saja sunghoon sibuk meminum kopi yang dia beli tadi

"bro gua punya ide bagus" celetuk jay

keduanya menolehkan pandanganya ke arah jay

"kalian tau asha kan?"

"Cewek cantik yang kemarin itu" Jay memberikan jempol sebagai respon

"iya, gimana kalo kita taruhan kalo sunghoon berhasil bikin dia jatuh hati selama 2 bulan gua kasih mobil gua buat lo hoon" timpal jay

"boleh tuh, hoon gua juga deh motor gua buat lo soalnya kalo di lihat cewek itu kalangan bawah jadi pasti tertarik sama lo yang modelan gini" balas heeseung

sunghoon masih diam, dia memikirkan omongan kedua sohibnya, mobil dan motor mahal siapa yang tidak mau? walapun sunghoon bisa saja membeli tapi jika di beri gratis begitu dia mau mau saja.

"deal awas lo berdua ingkar janji"

"tenang hoon kita berdua gk suka ingkar janji" balas keduanya

tbc

Perfect lies| Park Sunghoon REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang