PROLOG

29.5K 1.3K 11
                                    

.

.


"PEMENANGNYA ADALAH JEANO!"

teriakan terdengar dengan sorakan meriah orang-orang yang berkumpul disana.

Pemenang balapan di arena ini 4 kali berturut-turut, Jeano membuka helm full face nya dan tersenyum bangga kepada dirinya sendiri dan penggemarnya, sejauh ini belum ada yang bisa mengalahkannya sampai sekarang sehingga mendapatkan kepopuleran yang cukup besar dengan jagoannya di arena ini.

"Woi Jeano!" Jeano menoleh ke arah sumber suara, disana dia melihat teman-temannya yang sedang berkumpul menuju ke arahnya. Jeano turun dari sepeda motornya dan menghampiri mereka.

"Menang lagi lo, traktir dong!" Sahut Hazel yang dibalas anggukan oleh Jeano.

"Setelah gue menang buat ke lima kalinya nanti." Langsung membuat Hazel mendengus dongkol sementara yang lainnya tertawa.

"Lo minta traktiran mulu setiap Jeano menang, Zel!" Kata Reyhan langsung diangguki oleh Hazel.

"Iya lah! Kita harus ambil untung kalau Jeano menang, siapa tau ga menang lagi 'kan?"

Jeano mengernyitkan dahi nya mendengar itu. "Yakin gue kalah? Ga mungkin, emang siapa yang bisa kalahin gue? Hazmi aja kalah!" Kata Jeano sombong, Hazel menutar bola matanya.

"Ga ada yang tau, siapa tau lo dikalahin orang lain!" Jawab Hazel sesuai dengan pikirannya. Tak ada yang tahu apa yang akan seterusnya terjadi.

"Liat aja nanti, tinggal nunggu aja, ada yang mau kalahin Jeano apa ga." Ucap Reyhan menenangkan suasana yang sedikit tegang ini lalu menatap tajam Hazel, sedangkan yang di tatap hanya nyengir.

"Ya udah balik yuk. Makin larut nih besok masih sekolah." Kata Marvel mengalihkan pembicaraan dan di angguki yang lain, mereka berpisah ke kendaraan masing-masing.

Jeano berjalan ke motornya kembali dan memakai helm full face nya lalu menyalakan sepeda motornya, tetapi sebelum menjalankan motornya, dia melihat ke arah depan heran. Ada seseorang di bawah rimbun pohon yang jaraknya cukup jauh tetapi masih bisa dilihat orang-orang.

Gelap dan minim pencahayaan, dia sedang duduk disana dengan sebatang rokok di mulutnya, tidak terlalu jelas terlihat.

Jeano hanya menatap acuh langsung menjalankan motornya mengikuti lainnya yang sudah berteriak marah ke arahnya karena lelet, mungkin orang itu sedang menenangkan diri nya, Jeano tidak peduli.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ***ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Saat sampai dirumah Jeano masuk ke pintu utama dengan mengendap-endap takut ketahuan. Karena tidak ada yang tau kalau dia selalu pulang selarut ini, ah tidak.

Dia hanya pulang larut hanya ketika ada balapan. Lalu saat mencapai kamarnya dan memegang kenop pintunya.

Lampu dinyalakan membuat Jeano menegang, bagaimana bisa ketahuan dan masih ada yang bangun selarut ini. Jeano sama sekali tidak bersuara.

"Baru pulang jam segini?" Suara bariton itu membuat Jeano menutup matanya dan menghela nafas panjang, menoleh ke sumber suara itu.

"Seperti yang lo liat sekarang." Jawab Jeano santai walau sebenarnya dirinya masih terkejut, laki-laki itu mendengus mendapati adiknya pulang selarut ini pasti baru saja pulang dari arena.

Jika ketahuan mama atau papanya adiknya itu bisa-bisa akan dihajar.

"Mama tidur, mending lo masuk kamar sekarang." Perintah laki-laki yang bernama Jafar itu langsung diangguki Jeano tetapi sebelum masuk, dia menoleh kembali dan bertanya kepada kakaknya.

BOYFRIEND - JAEMJEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang