Chapter 4 : Me Time Berdua

94 23 14
                                    




Punya tetangga seumuran emang enak, tapi pernah nggak quality time bareng?




"Oke, nanti gue masukin grup kelas ya, Hee. Kalau gitu gue du-LUANNN! Lo kalau mau narik gue jangan narik tas gue juga, Haruto!"

Lagi-lagi Jaehee ditinggal sendirian karena Haruto sudah menarik Jihan untuk pulang bersama. Itu kebiasaan bukan modus. Haruto tersenyum dan melambaikan tangan pada Jaehee sebagai tanda perpisahan dan tanda meminjam Jihan.

"Belum pulang, Hee?"

"Belum, Woo. Rencananya nungguin adek sih."

"Nggak jadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak jadi. Gue mau pulang, kok. Duluan, Woo."

Jeongwoo mengangguk. Setelahnya mereka berdua berpisah jalan, Jeongwoo yang ke parkiran belakang dan Jaehee yang pergi ke gerbang utama untuk mencari angkutan umum.

Mari kita lihat sisi Jeongwoo.

Dengan santainya, dia pergi ke parkiran motor dengan siulannya. Tangannya memainkan kunci motornya, kadang dilempar kadang diputer-puter, asal nggak dibuang aja.

"Duh!"

"Kok gue bego ya?"

"Park Jeongwoo yang ganteng kenapa lo nggak tawarin pulang bareng? Dia tetangga lo."

"BLACKYYYY! AYO KITA JEMPUT AYANG SEBELUM AYANG PULANG!"

Kasihan Blacky —nama motor kesayangan Jeongwoo— langsung dikasih guncangan maut sama Jeongwoo. Pemiliknya langsung menancap gas melaju meninggalkan sekolah dan pergi ke tempat dimana murid-murid menunggu angkutan umum.

"Jaehee! Jaehee!"

Jaehee yang baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam angkutan umum terpaksa berhenti. Dia melihat Jeongwoo dengan motor yang dicucinya kemarin.

"Kenapa?!" Teriak Jaehee takut nggak kedengaran.

"Ayo, pulang bareng!"

"Apa?!"

Daripada pita suara sakit, Jeongwoo memilih untuk mendekati Jaehee. "Ayo, pulang bareng. Mumpung sebelahan."

"Nggak apa-apa?"

"Santai. Pak, nggak jadi naiknya. Mau dibonceng sama saya aja katanya."

"Aduh, anak zaman sekarang," supir angkutan umum itu menggeleng-gelengkan kepalanya.

Penumpang lain juga hanya tersenyum dan tertawa.

"Hehe, maaf ya, Pak, Bu."

Jeongwoo memberikan helm cadangan yang selalu dia bawa kepada Jaehee.

Neigh(boy)hoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang