Jeongwoo mode bucin itu nakutin Jaehee
"Mau tampil apaan lo?"
"Ada lah pokoknya."
"Nyanyi apa goyang ngebor?"
Lengan Haruto menjadi sarung tinju dadakan Jeongwoo. "Lo pikir aja ini panggung segede apa udah ada alat musik ya pasti gue nyanyi, lah."
"Goyang ngebor kan butuh panggung sama alat musik buat lagunya. Emang gue salah?"
"Otak lo yang salah. Mending lo goyang nasi padang aja."
"Anjing. Eh, tapi boleh juga kalau goyang ngebor collab sama goyang nasi padang."
"Nggak jelas lo, anjir."
Perdebatan mereka berhenti sampai terdengar suara kedua teman perempuannya. Siapa lagi selain Jaehee dan Jihan?
"Ayanggggg!" Jeongwoo berlari ke arah Jaehee.
Jaehee menyingkir dari tempatnya sampai Jeongwoo jatuh gara-gara ayangnya nggak nangkep dia.
"Udah beres, To?"
Haruto mengangguk pada Jaehee, "Udah. Kecuali cowok lo nggak beres."
Jaehee melihat Jeongwoo yang masih mengusap-usap pantatnya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Nggak akan pernah beres dia, mah."
"Jahat lo, Hee. Sama cowok sendiri juga."
"Idih idih, idih si najis."
Haruto menarik Jihan, "Ayo. Jangan ganggu orang pacaran."
Jihan mengangguk dan melambaikan tangannya pada Jaehee. "Hee, nanti nonton ya! Kan pacar lo tampil.
"Iya, Jihan."
Haruto dan Jihan keluar dari belakang panggung aula. Hari ini ada lomba-lomba di sekolahnya, entah buat merayakan apa. Seperti biasa, Jeongwoo ditunjuk menjadi salah satu peserta lomba nyanyi.
Jeongwoo dan Jaehee menatap satu sama lain, lalu keduanya mengalihkan perhatiannya setelah kontak mata berlangsung.
"Jalan-jalan dulu, yuk?"
"Ayo. Mau ke mana?"
"Lapangan?"
"Ayo!"
Jeongwoo tersenyum. Deretan tampilnya masih lama, kalau dilihat dari rundown masih ada dua puluh menit lagi. Jaehee dirangkul oleh Jeongwoo menuju lapangan yang sering dipakai anak-anak ekskul olahraga outdoor. Termasuk lapangan yang sering dipakai Jeongwoo buat ekskul basket.
"Woo, kok kita kayak canggung ya setelah pacaran?"
Jeongwoo melihat Jaehee, lalu melihat kembali ke depan, "Biasa aja, ah. Gue tetep ganteng."
"Nggak ada hubungannya, anjir."
"Nah, tuh udah balik lagi. Masih anjir-anjiran. Emang nggak ada malu lo."
Jaehee menimpuk Jeongwoo dengan tas selempangnya, "Muji yang bagus dikit bisa nggak sih lo?"
"Nanti kalau gue puji lo, lo salting. Mau?"
"Ogah."
"Nolak berarti mau. Btw, lo cantik banget hari ini. Tapi lo emang cantik tiap hari sih."
Jaehee tidak merespon perkataan Jeongwoo. Tapi bisa Jeongwoo lihat kalau pipi ceweknya merah. Kontras sama kulit putihnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Neigh(boy)hood
FanfictionJEONGWOO | JAEHEE Rumahnya dekat, hubungannya dekat, tapi perasaannya dekat juga nggak, nih?