Chapter 16 : Masalah Perempuan

44 10 2
                                    




Nyenengin dua perempuan yang paling disayang butuh perjuangan




"Woo! Berhenti, Woo!"

Jaehee di depan rumahnya memberhentikan Jeongwoo beserta motornya.

Jeongwoo membuka kaca helmnya, "Apaan? Lo berhentiin gue berasa berhentiin angkot. Lo kata gue sopir angkot?"

"Mirip," Jaehee tertawa kecil. "Lo mau ke mana?"

"Ngambil laundryan Bunda."

"Dih, ngambil cucian aja segala pakai helm. Emang di mana sih?"

"Gue baru pulang main. Udah pulang malah disuruh ngambil laundryan. Mau apa lo?"

"Nitip pembalut, dong."

Jeongwoo mengangguk dan menutup kaca helmnya, "Ya udah. Gue berangkat dulu."

"Lo kok nggak malu?" Tanya Jaehee dan menahan motornya supaya tidak berjalan.

"Ngapain malu? Persiapan buat pacar gue nanti. Gue cabut dulu."

Jaehee mengangguk dan mempersilakan Jeongwoo untuk pergi mengambil pesanan bundanya dan membeli pesanan Jaehee.

Jaehee masih memikirkan perkataan Jeongwoo terakhir. Bukan tentang pacar kok. Tapi tentang...

"Apa iya Jeongwoo bukan cowok? Kok nggak nanya-nanya?"

Kembali dengan Jaehee dan topik anehnya.

Sementara Jaehee sibuk dengan pikiran apakah Jeongwoo cwk atau cwk, Jeongwoo juga sibuk melihat bermacam-macam pembalut yang menurutnya sama.

"Ini pembalut apa warung padang? Keliatan sama."

Jelas-jelas warung padang jualnya beda-beda ya. Kalian suka apa di warung padang? Kalau aku udangnya xixixi.

Lanjut.

"Mau beli apa, mas?"

Jeongwoo menoleh ke belakang, memastikan perempuan itu berbicara dengannya bukan orang lain.

"Oh, mau beli ini, mbak," tunjuknya asal. Bukannya menunjuk pembalut, dia malah menunjuk deretan obat untuk mencegah masuk angin.

"Mau beli berapa?"

"Eh, maksud saya pembalut. Bukan itu."

Telinga Jeongwoo sudah memerah. Bukan malu beli pembalut melainkan karena salah tunjuk.

"Oh, pembalut. Mau yang bersayap atau nggak?"

JEDER

PAK CEPAK-CEPAK JEDER

Jeongwoo menghadap belakang alias ke posisi semula. Dia meremas jaketnya panik.

Ini pertanyaan macam apa?!

"Fix, gue ada di warung padang. Tapi biasanya di situ kan ditanyanya mau bawa pulang atau dimakan di sini? Kok ini malah bersayap apa nggak?"

Jeongwoo tersenyum kepada si mbak-mbak tadi. "S-Sayapnya buat terbang? Pembalut bisa bikin terbang? Atau gimana, mbak?"

"Ahahahahaha, nggak gitu. Beli buat pacarnya ya?"

Jeongwoo mengangguk, "Nggak."

Mbaknya dibuat bingung, "Gimana? Tadi masnya ngangguk tapi jawabnya nggak. Yang bener yang mana?"

Neigh(boy)hoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang