Chapter 21 : Mekdi

35 12 0
                                    




Ternyata bener ya? Kalau mekdi = pengembali mood, hehe




Setelah perayaan hari ulang tahun sekolah usai, Haruto menyuruh Jeongwoo supaya menjelaskan permasalahan yang dihadapi sahabat dan sahabat yang duduk di belakangnya.

"Kalau ternyata persepsi lo salah, gimana?"

"Gue Haruto. Gue nggak pernah salah kayak cewek."

Mari kita buktikan sekarang.

"Duduk dulu di ayunan. Mau?"

Jaehee mengangguk. Jeongwoo jalan duluan. Raut mukanya nggak terkontrol. Deg-degan mau ngobrol sama Jaehee.

"Mau ngomongin apa?"

Jeongwoo tidak menjawab, dia malah memainkan gantungan kelinci di tas Jaehee. "Tadi gue udah dikasih jalan terang dari Haruto."

"Tentang?"

"Lo kok ngomongnya dikit banget. Kenapa sih? Sariawan?"

Jeongwoo nggak tahu aja kalau Jaehee masih malu gara-gara insiden salah kirim voice note nyanyiannya.

"Gue masuk kalau lo nggak jawab pertanyaan gue tadi."

"Tadi Haruto kasih tahu gue, kalau lo marah? Bukan marah, ngejauhin gue. Masalah percakapan gue sama Haruto yang ngebahas cewek, kan? Tenang, Hee. Kita bukan ngomongin lo. Kita ngomongin Jinni."

Jaehee terkejut tapi secepat mungkin ia menetralkan wajahnya balik menjadi datar. "Terus?"

"Terus, lo harus seneng. Karena gue nggak gibahin lo dan gue sukanya sama lo. Bukan sama Jinni."

Jaehee melihat Jeongwoo dengan raut muka tidak bisa dijelaskan. Alisnya menyatu dan dahinya mengernyit. Sebaliknya, Jeongwoo malah tersenyum.

"O-Oh, ya udah. Gue masuk duluan," Jaehee merebut tas sekolahnya dari Jeongwoo dan berjalan untuk masuk ke rumah.

"HEE! PANAS YA? MUKA LO MERAH SOALNYA KAYAK KEMARIN!"

Brak!

Mendengar pintu rumah Jaehee dibanting, Jeongwoo tertawa hambar. "Ahahahaha...Itu tadi gue ngapain ya? Confess?" Jeongwoo garuk-garuk kepalanya.

"Mulut gue kenapa, sih? Ah, elah!"

Jaehee mengurung dirinya di kamarnya. Posisinya sedang telungkup di atas kasurnya. Kondisinya nggak bisa disebut baik-baik aja. Dia galau, lebih parahnya 'gabrut' alias galau brutal.

"Tadi dia ngaku di depan gue?"

"Bukan karena disuruh Haruto?"

"Jujur?"

"Nggak tahu, ah! Capek gue!"

Ting

Jaehee meraba-raba untuk mengambil handphonenya. Dia mengangkat kepalanya dan ditaruh di atas bantal. Jeongwoo mengirimnya pesan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Neigh(boy)hoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang