Neigh(boy)hood

Chapter 26 : Praktik Perasaan

Jeongwoo dapet pernyataan perasaan dari Jaehee, lho

Aula sekolah menjadi tempat Jeongwoo menunggu Jaehee yang lagi ekskul teater. Ekskul itu udah beres semenjak tiga puluh menit yang lalu, tapi Jaehee masih anteng latihan di atas panggung.

"Woo, sini deh!"

"Apaan?!"

"Gue mau latihan. Bantuin!"

Teriakan mereka menggema di aula tersebut. Wajar, Jaehee yang berdiri di panggung dan Jeongwoo yang menunggunya di deretan kursi paling belakang.

Jeongwoo berdiri dan menghampiri Jaehee dengan satu tangan yang menenteng tasnya, tangan satunya dimasukan ke kantung celananya.

"Ceilah, kek model red carpet aja lo."

"Model keramik nih gue."

Emang Jeongwoo jalan di lantai keramik.

Jaehee tertawa dan duduk di tangga menuju panggung. Jeongwoo berdiri di hadapan Jaehee.

"Mau latihan apa?"

"Lo lihat ke gue dong. Nanti feelnya nggak dapet, kan mau bantuin."

Jeongwoo menyimpan handphonenya di kantung seragam sekolahnya. Menghadap Jaehee dan tersenyum paksa.

"Apa?"

Jaehee menghembuskan nafasnya dan menatap Jeongwoo lurus. Tatapan Jaehee sangat dalam kalau dilihat dari posisi Jeongwoo. "Saya... suka sama kamu."

Deg

"Gimana? Dapet nggak feelnya? Ekspresi gue udah bagus belum?"

Jeongwoo kembali sadar. "Geli gue lihatnya. Lo mau nembak siapa sih?"

"Ini buat lomba teater nanti. Baru masuk udah ditunjuk aja jadi pemeran utama."

"Coba ulangin."

"Saya... suka sama kamu."

"Lo mau ngutarainnya gimana? Mau tegas, mau lembut, atau?"

"Gue ngebayanginnya sih ekspresi muka gue lembut, perkataan gue kesannya tegas."

"Padahal muka lo nggak ada lembut-lembutnya."

"Gue tabok juga, nih."

Jeongwoo tertawa. "Oke, oke. Lihatin gue."

"Ekhem! Saya SUKA sama kamu!"

Empat kata yang nyatanya simple tapi bermakna buat semua orang karena bisa bikin mleyot membuat Jaehee ternganga. Mulutnya terbuka.

"Kenapa lo?"

"Wah... Gila, lo belajar dari siapa?"

"Bagus, kan? Udah terlatih," Jeongwoo menyisir rambutnya ke belakang dengan tangan kanannya.