2. Meet

96 18 1
                                    

Happy reading 💆

"Kita ke toilet dulu. Awas aja lo berdua ngilang lagi," Farid menatap kedua sahabatnya itu tajam.

"Satu lagi, pastiin hp kalian aktif, kalo nggak gue banting tuh hp," ancam Elin

"Iyaaaaa."

Setelah dirasa Farid dan Elin sudah sedikit jauh, mereka pun nyelonong untuk melanjutkan mencari cowok yang kemaren mereka bicarakan.

Mereka berdua celingukan, sampai beberapa kali tidak sengaja menabrak siswa-siswi yang berlalu lalang. Bahkan tak sedikit, mereka mendengar umpatan dari bibir mereka, tapi kedua gadis itu mengabaikannya.

"I-itu Haruto!" Asya menoleh, mengikuti arah tangan Imel, yang menunjuk seorang cowok, dengan almamater melekat di tubuh atletisnya.

"Ganteng banget, buset!" puji Asya

Fregas—Ketua OSIS SMA Everest— Cowok tegas, dengan seribu kewibawaannya. Membuat tak sedikit siswi yang mengaguminya.

Mereka melihat Fregas, menghampiri seorang gadis yang tengah sibuk dengan bukunya.

"Lah kok?" Mereka saling bertukar pandangan, lalu kembali melihat kearah dua sejoli yang sudah asik bertukar candaan.

"Dor!"

Mereka membeku, dan menatap pelaku dengan tatapan tajam. "Gabut lo?!" Asya menatap Deran tajam, membuat Deran cengengesan.

"Iya nih gabut," sahutnya, membuat mereka mengalihkan pandangan, berusaha tidak menjambak rambut Deran.

Deran terkekeh melihatnya. "Kalian ngapain?" Deran mengikuti arah pandang mereka berdua. "Tunangannya," ucap Deran, seakan tau isi pikiran mereka.

"Beneran?" Asya menatap Deran, lalu menatap dua sejoli itu.

"Iya," balasnya

"Udah jadi cowok orang, ternyata," lirih Imel. "Padahal, mirip banget sama Haruto," lanjutnya

Mereka berdua pun memilih pergi dari sana, meninggalkan Deran, lagi. "Tuh kan kebiasaan. Bukannya makasih, malah nyelonong pergi."

〜⁠(⁠꒪⁠꒳⁠꒪⁠)⁠〜

Keempat gadis itu baru saja menginjakkan kakinya di Kantin, melihat sekumpulan siswa dan siswi berkumpul. Bahkan pekikan saling bersahutan.

Mereka menatap heran mereka, namun tak urung kaki jenjangnya melangkah untuk melihat apa yang terjadi.

Akhirnya mereka berada di posisi terdepan, dan bisa melihat apa yang terjadi. Betapa terkejutnya mereka, jika tau itu Radit yang berkelahi, dengan Alex.

"Radit!" panggil Farid.

Terlihat Radit menghentikan kegiatan pukul memukulnya. "Lo apa apaan sih?! Ini masih di area sekolah, kalo lo dihukum gimana? Terus ini lagi mukak lo lebam semua. Ck! Ayok ikut gue ke UKS," omel Farid, lalu menarik tangan Radit menuju UKS. Alex terlihat terkekeh sarkas. Bahkan Farid tidak melirik dia sekalipun.

"Astaga Radit kelinci, toh," celetuk Imel, dengan nada keras, mengundang tatapan tajam dari kedua sahabatnya. Bahkan Alex terlihat melihat kearahnya, dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Apa?" tanya Imel kepada para sahabatnya, tidak mengerti mengapa mereka menatapnya tajam. Tak sengaja Imel melihat kearah Alex, yang sedang menatapnya juga.

Deg!

Terlihat Imel meneguk air liurnya. "Eh astaga, haha, pergi ke toilet yok, gue laper," Oke dia gugup sekarang, bahkan perkataanya sudah kemana-mana.

About Friends (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang