5. Jadian

92 13 2
                                    

Happy reading💆

"Imel!"

"Are you okay?"

"Nanti gue yang jemput ya?"

Imel hanya bisa menghela nafas. Sahabatnya itu jadi sangat posesif sejak dia pergi dengan Alex sore tadi. Dan kini, mereka kini melakukan panggilan video.

"Gue gak pa-pa. Oh iya, besok ada pr, jangan lupa kerjain,"

"Kasian banget dikerjain," Farid menyahut, dengan tangan berada di dadanya, mengusapnya pelan.

"Gue udah, wlee," balas Asya, dengan nada mengejek.

"Kirim woy!" desak Farid

"Gue tinggal dikit nih. Gue gak tau yang nomor 6, lo tau gak? Dari tadi gue pakek cara ini itu, masih gak ada hasilnya," curhat Elin

"Nanti gue kirim di grub," Farid yang mendengarnya pun memekik senang.

Sedangkan Imel terkekeh. Ada-ada saja kelakuan sahabatnya itu. Detik selanjutnya, dia langsung terdiam, membuat ketiga sahabatnya menatapnya heran.

"Napa Mel?"

"Belajar apa?" Suara Alex terdengar, membuat mereka bertiga berdecak.

"Mmm, udahan dulu ya. Gue mau jadi guru dadakan," ujar Imel yang diselipkan sedikit candaan.

"Jangan dimatiin, gue mau liat lo belajar. Sekalian ikut belajar, ya nggak?" Kedua sahabatnya mengangguk semangat, menyetujui perkataan Farid.

Tut!

"Kok dimatiin?!" protes Imel

Alex menatap Imel datar, lalu menyerahkan buku matematika nya. "Ajarin gue," Imel sedikit berdecak, lalu mengambil buku kosong untuk menulis beberapa angka, dan soal untuk dia berikan kepada Alex.

"Lo gak asing," sahut Alex. "Tapi kayaknya, perasaan gue aja." Imel tersenyum miris mendengarnya.

Setelah percakapan singkat itu, Imel mengajari Alex, yang cowok itu tidak mengerti. Bahkan, beberapa kata pedas yang Alex keluarkan berusaha Imel abaikan, meskipun sedikit sakit hati.

"Lo hafalin yang ini, sama yang ini. Pasti waktu ulangan besok, bakalan ada soal yang berhubungan sama rumus ini."

Alex mengangguk, dan mencoba untuk menghafal rumus baru itu.

"Eh ada mantu," Hans menyapa, sambil memutar pistol nya santai.

"Bukan!" bantah Alex dengan nada geraman.

"Awas aja bucin lu tong," ujar Hans lagi.

"Sabar aja ya kalo ngajarin anak om, susah emang ngajarin berandalan kayak dia,"

Ingin sekali dia merobek mulut pria dihadapannya ini, tapi dia masih sadar, bahwa dihadapannya ini adalah papanya sendiri.

Drtt!

Ponsel Imel bergetar, dan tertera nama Devian disana. "Imel angkat telfon dulu om." Hans pun mengangguk.

"Beneran kamu nggak suka sama dia?"

"Nggak!"

"Awas aja jilat ludah sendiri."

"Gak bakal!"

"Kalo kamu bucin?"

"Patahkan tangan Alex,"

"Oke," Hans menyahut santai, lalu pergi menuju kamarnya, tiba-tiba...

About Friends (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang