7. Tekanan

64 10 1
                                    

Happy reading💆

"Kayak SMP kita kan?"

"Hm,"

"Jadi flashback masa SMP,"

"Flashback, hm?" Gio berucap, dengan nada datar andalannya.

"Iya. Tapi lo gak satu SMP sama kita ya, Yo? Nyesel sih pasti,"

"Hm, sangat," Cowok dingin itu berucap lirih, lalu memilih memainkan ponselnya.

"Itu aja?" tanya Alex, pada Devan

"Iya. Mereka tertutup, bahkan gue gak bisa cari semua data mereka. Yang gue dapet cuman nama panggilan, tanggal dan tempat mereka lahir, juga asal sekolah mereka dari TK."

Deran mengerenyitkan dahinya. "Menurut lo, mereka misterius?"

"Hm,"

"Tau deh, males. Tapi kalian berdua kayaknya deket sama duo cewek K-Pop ya? Kalian suka mereka kan?" tebak Deran, dengan nada meledek, sambil menaik-turunkan alisnya.

Bukannya menjawab, kedua cowok itu malah tersenyum tipis. Ah, entahlah, apa yang terjadi dengan mereka, mereka pun tak tau.

"Tuh kan, senyum-senyum!"

"Gue... gak yakin," Alex menyahut.

"Tapi kalian bisa tuh gunain mereka, supaya bisa move on." usul Deran

"Maksud lo, pelampiasan?" tanya Devan, dengan tangan terkepal.

"Mmm iya, tapi siapa tau nanti kalian terbiasa sama mereka. Jadi kalian bisa suka balik sama mereka. Dan bisa move on."

"Bangsat!" umpat Gio pelan.

"Gue gak mau," geram Devan

"Tapi lo kan–" Sebelum menyelesaikan kata-katanya, Deran dipukul telak oleh Alex.

"Goblok!" sentak Alex

"Salah gue dimana?" Deran berucap lirih, sambil mengelus pipinya, yang baru saja ditonjok Alex.

〜⁠(⁠꒪⁠꒳⁠꒪⁠)⁠〜

"Aku ke kelas dulu. Jangan ngelirik cowok la–"

"Iya Vin. Aku inget pesan kamu. Udah sana ke kelas,"

Kelvin tersenyum tipis. "Nanti istirahat aku jemput," ucapnya lagi.

"Yang udah pacaran aura nya beda ya ges ya."

Canda tawa mereka terhenti, kala melihat Anya menghampiri mereka. "Mmm, boleh minta tolong gak?"


Mereka berempat saling menoleh, lalu menaikkan sebelah alisnya.

"Aku mau ke toilet, tapi gak ada temen."

"Terus?" ujar mereka kompak

"Salah satu dari kalian, bisa ikut aku? Aku takut ke toilet sendirian."

"Lo pikir, manusia yang ada di kelas ini cuma kita?!" Elin berujar sinis.

"Gak gitu. Aku kan, akrab nya cuma sama kalian,"

Apa? Akrab katanya? Sejak kapan mereka akrab? Mengada-ngada saja gadis ini.

"Ya? Kali ini aja,"

"Biar gue aja," ujar Farid, lalu memasukkan handphone nya, kedalam saku rok nya. Farid ingin tau, apa rencana gadis ini selanjutnya.

Terlihat, Anya mengangguk senang.

Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju toilet. Dan tanpa sengaja, berpapasan dengan Radit. "Eh Rid, mau kemana?"

About Friends (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang