Happy reading💆
Detak jarum jam memenuhi ruangan itu. Tak ada yang bersuara. Semua fokus dengan apa yang ada di hadapannya.
Dor! Dor! Dor!
Ctak! Ctak!
"Good. Kalian makin ahli, lanjutkan." ujar seorang cowok SMA, yang menjadi pelatih keempat gadis sepantaran dengannya.
Keempat gadis itu tersenyum bangga. Ah, ralat, hanya tiga, dimana gadis satu lagi?
Slurp!
Keempat remaja itu menoleh, dan mendapati temannya nya sedang asik dengan minuman kesukaannya.
"Imel!" pekik mereka berempat, dan menatap gadis itu tajam.
Sedangkan yang ditatap, hanya menatap mereka polos. "Kenapa?" tanya Imel, membuat mereka naik pitam.
"Kita latihan, lo malah minum susu!"
Cowok itu menghampirinya. "Udah minum berapa susu, hm?"
Imel cengengesan, lalu menunjukkan jarinya. "Udah 6 hehe,"
"Ck, jangan kebanyakan, nanti lo batuk," ujar cowok itu
"Yaelah!" decak Imel, merasa cowok itu berlebihan. "Gue gak pa-pa kok suer."
"Gih, giliran lo!" Asya melempar panah kearah Imel.
"Gue balik." Cowok itu menatap Imel dan Asya, lalu menepuk puncak kepala mereka.
"Jangan ngebut." Cowok itu mengangguk, dan mengambil jaket, dan kunci motornya.
"Dia suka sama lo," ucap cowok itu, membuat Farid membelalakkan matanya.
"Gue?"
"Hm,"
Gadis itu berdecak. "Idih! Dia bukan Radit." Farid menyebutkan nama sahabatnya.
Imel menatap Farid, membuat Farid menatapnya juga. "Jangan suka lagi sama tuh cowok!" peringat Farid, membuat Imel memutar bola matanya malas.
"Gak mungkin lah. Fokus gue, bales dendam sekarang."
Cowok itu tersenyum tipis, ketika mendengar ucapan Imel, dan akhirnya dia benar-benar pergi dari tempat itu.
Elin menoyor kepala Imel, membuat gadis itu menatap Elin tajam. "Sakit anj–"
"Mau ngomong apa lo?" tantang Farid. Gadis itu menatap Imel tajam.
"Anjigile, gitu," sahut Imel.
"Inget Mel, lo itu paling muda disini."
"Dih," Imel mengambil panahnya, dan mulai menargetkan benda dihadapannya.
Ctak!
"Sip,"
Elin mengambil apel. "Kalo gue lempar, lo bisa gak? Tadi Asya bisa."
"Lempar aja."
Elin melempar apel itu, detik berikutnya, panah yang dibidik Imel menancap di daging apel itu.
Mereka berempat terkekeh. "Makin jago aja kita," celetuk Elin, sambil membereskan alat penembakan nya.
"Harus. Kalo gak jago, gimana mau nyiksa mereka?" timpal Farid.
Suara dering ponsel terdengar, membuat mereka saling pandang.
"Punya siapa?"
"Punya lo, anjir," ujar Asya
Farid mengangkat telfonnya. "Apa? Kenapa? Gimana?"
Orang diseberang sana berdecak. "Lo dimana? Gue ada di rumah lo. Kata bunda, lo keluar sama tiga curut."
"Tiga curut, matamu!"
"Ck, bilang aja lo dimana, gue jemput,"
"Gak. Gue gak mau, nanti pacar lo marah. Gue gak takut, tapi males anjir. Lo tau bacotnya kayak apa? Kayak bebek kalo ngomong, berisik. Gue bisa budek."
"Ya sorry Rid. Gue gak tau kalo dia sering bikin lo gak nyaman."
"Udah?"
"Bentar woy! Gue mau ngomong lagi."
"Buruan!" Farid berdecak, merasa panas membahas pacar Radit.
"Sebenarnya lo kemana? Gue gak mau nyamperin kok, gue cuma tanya."
"Kepo," sahut Farid, lalu mematikan sambungan telepon nya.
"Radit?" tanya Elin, membuat Farid mengangguk.
"Sok banget mau jemput gue."
"Padahal baru kemaren, pacarnya Radit ngelabrak lo," celetuk Asya
"Parid prenjon," Imel tertawa setelahnya, membuat Farid melotot kearahnya.
"Farid Mel, pakek F not P," Farid mendengus, mendengar namanya selalu diubah oleh Imel.
"Udah enak gue panggil lo Parid,"
"Serah dah."
Elin kini menatap Imel dan Asya. "Inget dendam kalian. Jangan sampek lo berdua larut dalam perasaan lagi." Sekali lagi, mereka mendengar nada peringatan itu.
Asya tersenyum miring. "Lo pikir gue bakal ngelakuin hal bodoh, dua kali?"
"Latian 3 tahun gue gak akan sia-sia. And let's play." desis Imel.
Ya. Let's play. Permainan akan segera dimulai.
〜(꒪꒳꒪)〜
Annyeong
Gimana prolog nya?
Baca versi AU di Instagram "wp_vanilaau"
Jangan lupa vote and komen
KAMU SEDANG MEMBACA
About Friends (Hiatus)
RandomDendam? Keempat gadis yang masih menduduki bangku SMA ini akan melakukannya. Membalas orang-orang yang telah menanamkan penderitaan di masa lalu. Bagaimana jika orang itu balik menyukainya? Akankah mereka bisa membalaskan dendam mereka, setelah takd...