26. Bagaimana?

169 6 0
                                    

Tiga hari lagi menuju ujian semester satu. Dan hari ini semua murid tiap kelas membersihkan ruangan kelas masing masing. Judul nya membersihkan tapi tidak bersih bersih karna jahil nya para lelaki.

"astagaaa.. Gilaaaanggg kotor lagi kan" teriak salah satu siswi diruangan kelas XII IPA 2 ini. Rasanya Vina ingin melemparkan lap pel. Dan Romi sebagai pacar nya hanya tertawa bukan membantu nya.

Amel dan Firda yang sedang fokus mengelap kaca juga ikut tertawa melihat kejadian itu. Berbeda dengan Bagas yang sedari tadi hanya diam santai melihat ke arah lapangan.

Akhir akhir ini Bagas jadi pendiam, tidak banyak bicara. Dan itu sukses membuat seisi kelas terheran heran juga jujur saja kangen sama Bagas yang sedikit sengklek otaknya.

"dah yuk kita ke kantin" ajak Amel setelah melihat Vina yang selesai mengepel kelas nya dengan beberapa teman yang lain nya.

"ke toilet dulu bentar" jawab Vina. Amel dan Firda mengiyakan.

"ayang, aku ke kantin duluan ya" pamit Vina, Romi sedang bercanda gurau dengan teman teman lelaki nya terhenti seketika lalu bangkit menghampiri Vina.

"mau bareng?" tanya Vina. Romi hanya mengangkat kedua alisnya. Dan Vina tersenyum senang. Firda dan Amel menggelengkan kepala nya lalu meninggalkan Romi dan Vina yang bucin nya mulai kambuh.

🍃🍃

"seorang Bagas belajar?" kaget Romi ketika membuka pintu kamar Bagas tanpa seijin si pemilik. Bagas menoleh sebentar tidak menanggapi apa apa, tidak berkata apa apa hanya memutar bola mata nya dengan malas. Mau ngapain anak ini bertamu di sore hari begini?

Bagas memilih melanjutkan menulisnya daripada melayani tamu tak di undang ini. Romi masih terkekeh dan tak percaya melihat Bagas yang sibuk dengan buku buku nya.

"gue gak sebodoh dan ga semales yang lo pikir kali" akhirnya Bagas berujar dengan kesal, merasa di remehkan oleh Romi. Romi menangguk anggukan kepala nya. Lalu duduk di atas kasur milik Bagas.

"lo ga kangen sama Firda?" tanya Romi setelah sepersekian detik terdiam dan melihat lihat pajangan di dinding kamar Bagas, yang tak lain isi nya tidak jauh dari foto foto Bagas juga Firda tentunya. Pujaan hati seorang Bagas satu satu nya.

"lo kesini cuma mau nanya itu?" Bagas bertanya balik.
Sedikit kesal dengan pertanyaan yang di lontarkan teman nya ini. Soal rindu jangan di tanya lagi, Bagas rasanya ingin mati saja.

"kalau kangen samperin lah, gue yakin banget lo pasti kangen berat hilih sok banget menghindar" ucap Romi. Bagas melemparkan pulpen ke arah Romi. Dengan cepat Romi menangkap nya.

"bacot" ketus Bagas.

Memang iya sebenarnya jangankan kangen. tidak kangen pun pasti selalu menghampiri Firda bukan begitu?
Untuk sekarang, rasanya agak sedikit berbeda. Entah lah mungkin ia sudah sangat kecewa dengan keputusan Firda.

"trus sekarang kenapa? Lo jadi pendiem gini semenjak renggang sama Firda. Dan itu bukan lo banget Gas" ucap Romi.

"gue tau lo kecewa..-" lanjut Romi dan terhenti seketika. Bagas yang terdiam lalu melirik dengan cepat. Tau dari mana?

"hemm gue tau dari cewe gue, karna gue penasaran lo ini kenapa dan pas udah tau ceritanya gue jadi kasian sama Alifa bukan sama lo" ucap Romi.

🍃🍃

Firda berjalan santai bersama adik kesayangan nya siapa lagi kalau bukan Galang. Sore hari yang cerah mumpung tidak ada tanda tanda akan turun hujan, daripada diam gabut di rumah Galang mengajak kakaknya untuk berjalan jalan. Dan iya benar ini jalan jalan kalau pake mobil jadi nya mobil mobilan.

"mau kemana? Jajan es krim aja kali ya santai di lapangan itu" ajak Firda setelah lumayan jauh berjalan. Galang mengangguk setuju. Mereka menghampiri gerobak tukang es krim itu dengan semangat.

"bang mau 2 ya yang coklat sama kakak mau rasa apa?" tanya Galang ke arah Firda di samping nya.

"coklat juga" jawab Firda.

"aduh.. Ehh maaf ga sengaja" ucap Firda yang hendak berbalik badan dan kakinya dengan tidak sengaja menginjak sepatu seseorang yang tidak di kenal.

"gak apa apa" laki laki manis berlesung pipi itu tersenyum lalu tertawa pelan.

"aduh maaf ya ka.. Kirain gak ada orang, maaf ya" ucap Firda lagi merasa bersalah. Lalu pamit dan merangkul Galang meninggalkan tempat itu.

Firda dan Galang memilih duduk di pinggir lapangan sembari menikmati es krim nya juga tidak lupa di temani dengan cahaya matahari di sore hari.

"ka.. Aku ikut main bola dulu ke sana bentar ya, tungguin disini" ucap Galang dengan semangat berlari bergabung dengan orang orang yang asik bermain rebutan bola. Firda menghela nafas nya melihat kelakuan Galang belum sempat menjawab sudah hilang kasat mata.

"aku temenin disini" suara menginterupsi, Firda yang duduk bersila menoleh ke arah kiri dimana seseorang sudah duduk di sebelahnya. Dan Firda tidak mengenalinya. Namun beberapa saat, kembali teringat. Ini orang yang tadi tidak sengaja ke injak.

"boleh?" ucapnya lagi. Firda mengerjapkan mata nya berkali kali lalu menganggukan kepalanya. Laki laki manis itu lagi lagi tersenyum. Tangan nya terulur mengelap bibir Firda yang ternodai coklat berasal dari es krim.

Firda menahan nafas sebentar, siapa ini? Berani berani nya.

"maaf.. Belepotan itu"

Firda dengan cepat mengambil tissue di tas kecil nya dan mengelapnya ke area bibir juga tangan nya setelah membuang stik es krim.

"kayaknya kita pernah ketemu. Atau aku yang pernah liat kamu ya?" tanya laki laki itu.

Firda mengerutkan keningnya sebentar.

"pernah ketemu mungkin tadi pas beli es krim" jawab Firda berhasil membuat laki laki di samping nya terkekeh pelan.

"Radit" laki laki itu mengulurkan tangan nya.

"Firda" jawab Firda membalas jabatan tangan nya.

Radit tersenyum. Firda mengalihkan pandangan nya kembali ke arah dimana Galang bermain. Radit ini sedari tadi senyum terus kenapa sih?.

Radit dan Firda lanjut berbincang dari A sampai G dulu belum sampai Z.
Radit ini berkuliah di salah satu Universitas yang tempat nya tak jauh dari caffe om nya. Caffe yang biasa Firda singgahi bersama teman teman nya. Mungkin itu yang di maksud Radit pernah melihat Firda. Sedangkan Firda sama sekali tidak pernah melihat.

"jadi caffe itu punya om kamu?" tanya Radit. Firda mengangguk pelan. Lalu bangkit ketika Galang menghampiri nya. Radit ikut bangkit dari duduknya.

"Ka Radit, kita duluan ya.." pamit Firda.

"iya Firda hati hati ya" balas Radit sedikit melambaikan tangan nya. Firda tersenyum lalu berlalu bersama Galang.

"ada minum ga sih? Aku haus" ucap Galang.

"ada. Ntar di rumah minum nya" Firda tertawa. Dan Galang cemberut.

Sembari berjalan menuju rumah nya. Galang sedikit bertanya siapa laki laki tadi. Dan Firda juga sedikit menjawab nya.
.
.
.
.

BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang