40. Radit Alifa

133 2 0
                                    

Bagas duduk meringgis kesakitan ketika Andin mengobati luka yang berada di kaki juga tangan nya.

Matanya tetap tertuju ke arah Firda yang sedari tadi belum sadarkan diri, Firda pingsan 5 menit sebelum Vina dan Romi datang menghampirinya.

Bagas yang begitu panik juga khawatir dengan cepat menyuruh Romi untuk membawa ke rumah Bagas bukan ke rumah sakit.

Sempat berdebat dengan Vina kenapa tidak di bawa ke rumah sakit? Tapi Bagas menghiraukan pertanyaan Vina, ia memilih membawa Firda ke rumah dirinya.

"Kok bisa kecelakaan gini?"

Mama Bagas bertanya, ia begitu terkejut saat Bagas tiba di rumahnya penuh dengan luka di kaki, belum lagi Romi menggendong Firda yang pingsan.

"Namanya juga musibah mah"
Jawab Bagas, ia tidak akan bercerita dulu apa yang terjadi sebenarnya.

"Lo tabrakan apa gimana ya? Gue yakin banget ban motor lo gak pernah sampai botak" Ucap Romi.

Bagas mengangguk sebagai jawaban, tangan Bagas terulur mengusap kepala Firda yang tidak jauh dari dirinya, lalu melihat luka di lutut Firda yang sedang di obati oleh Vina.

Bagas merutuki diri sendiri, ia sempat menyesal dengan diri sendiri. Seandainya ia menurut untuk tidak pulang bersama, mungkin Firda tidak akan seperti ini.

"Daa.."
Panggil Bagas khawatir namun sedikit lega saat Firda sudah mau membuka matanya.

Vina menempelkan plasternya dengan pelan terkesan hati hati karna Firda yang sudah sadar jadi merasakan sakitnya.

Firda masih menetralkan penglihatannya, langit langit ini tidak begitu asing. Tapi dimana?

Firda melirik ke arah Bagas yang mengusap lembut pipi nya dengan jari telunjuk.

"hhhh akhirnya lo sadar, Daa" Ucap Vina lega.

"Selain yang luka ada yang sakit gak?" Tanya Andin ke arah Firda setelah membereskan kotak P3K nya.

"Badan kayaknya, dia kayak kebanting gitu soalnya, jatuh."
Bagas yang menjawab.

"lo gak pegangan ke Bagas?" Tanya Romi

Firda menggeleng, lalu mencoba bangkit dari posisinya, Bagas dan Vina membantunya untuk memposisikan yang lebih nyaman buat Firda.

"di urut aja gimana? Biar enakan. Mau?" Tawar mama Bagas.

"di urut sama gue" Ucap Bagas.

"modus lu yee gila" Andin menyentuh tangan Bagas yang di perban itu membuat Bagas menyengir menyatu dengan ringgisan efek sakit.

Tangan Firda melayang menarik rambut Bagas yang asal bicara dengan sembarangan.

"gak apa apa kok tan, besok juga mendingan kayaknya" jawab Firda akhirnya.

"beneran?" Tanya mama Bagas memastikan. Firda mengangguk meyakinkan.

Firda menatap Bagas yang sedari tadi menatap dirinya terus membuat ia salah tingkah saja, mana di depan mama nya lagi.
Firda mengusap wajah Bagas seperti menyadarkan untuk tidak menatapnya.

🍃🍃

Radit mengacak acak rambutnya frustrasi, ia merasa bersalah, merasa khawatir, merasa cemas, setelah apa yang di lakukan dengan sepupunya yaitu Alifa.

Memang niat awal mendekati Firda untuk membantu mendapatkan sang pujaan hatinya, tapi seiring berjalannya waktu Radit sendiri tidak menyadari bahwa dirinya telah jatuh cinta sama Firda.

BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang