29. Hancur 2

189 6 0
                                    

Amel dan Firda berjalan menuju kelasnya, mereka memilih santai di kelas saja. Sudah jam 7 lewat siswa siswi sudah terlihat lebih ramai berlalu lalang .

“Vina otw kelas katanya baru datang dia” Ucap Amel setelah membaca pesan dari Vina. Firda hanya menganggukan kepalanya.

Amel dan Firda tidak banyak bercerita selama berjalan menuju kelas, sesekali melihat ke arah lapangan yang sudah siap untuk futsal.

“Maksud lo apa?” Suara dalam kelas tak sengaja terdengar di luar ruangan. Firda dan Amel terhenti saling memandang. Firda tau, itu suara Bagas. Tapi Bagas marah ke siapa?

“Lo tau, Gue berjuang buat Firda udah hampir tiga tahun, dan itu kebahagiaan gue sendiri, gue suka sama Firda dari dulu. Lo siapa? Yang katanya sahabat Firda dari kecil tapi menghancurkan kebahagiaan sahabatnya. Kenapa lo harus datang di kehidupan gue?”

Firda segera berlari menuju ambang pintu, ia tau Bagas marah kepada siapa?

Firda dan Amel melihat Bagas yang sedang emosi di hadapan Alifa. Saat Firda ingin mencegah, namun lengan nya di tahan oleh Romi yang baru saja datang. Firda menoleh ke arah Romi dengan penuh tanda tanya.

“Bagas.. Stop” Teriak Firda setelah melepaskan tangan Romi di lengan nya.

🍃🍃

Firda terdiam memandang punggung Bagas yang berdiri tidak jauh di hadapan nya.
Bagas masih tidak mau berbicara, dan Firda masih menunggunya.
Kini mereka berada di Rooftop sekolah, Amel, Vina dan Romi menyusulnya tapi mereka hanya berdiam di dekat pintu.

“Bagas..” Panggil Firda pelan. Ini kesekian kali nya Firda memanggil Bagas. Namun Bagas tidak menyahut sama sekali.

Entah lah rasanya masih ada rasa kesal di dadanya. Bagas masih ingin meluapkan emosi nya.
Tidak menyangka Firda datang mengetahuinya. Bukan apa apa, hanya saja Bagas selalu lemah di hadapan Firda.

Bagas tidak bisa marah di depan Firda.

Tidak bisa meluapkan segala emosi nya di depan Firda.

Jadi , Bagas memilih diam tidak menjawab sama sekali panggilan Firda.

Firda mengehela nafas berat nya. Ia memberanikan diri menghampiri Bagas yang memunggungi nya. Tangan Firda mengusap pelan pundak Bagas sebentar.

“Gue minta maaf, kalau lo mau marah, marah aja sama gue” Ucap Firda.

Firda merasa ini salah dirinya, jadi yang pantas untuk di lampiaskan amarah Bagas adalah Firda. Bukan Alifa.

Setelah merasa sedikit tenang, Bagas memutarkan badan nya untuk melihat Firda. Firda tersenyum kecil ketika Bagas masih ingin melihatnya.

Bagas menatap sorot mata Firda yang terlihat sedih dan lelah tentunya. Bagas ingin sekali merengkuh memeluk Firda. Ingin tenang sebentar di pelukan Firda. Ia merindukan nya.

Dalam hitungan detik Bagas menarik Firda dalam pelukan nya membuat Firda terkejut bukan main, Bagas memeluknya dengan erat mengutarakan rindu dalam pelukannya.

“Sebentar” Ucap Bagas dengan suara beratnya.

Suara Bagas yang terdengar jelas di telinganya membuat mata Firda berembun, berkaca kaca.
Tiba tiba ingin menangis. Juga dadanya sesak bukan karna pelukan Bagas yang terlalu erat, tapi ada rasa ketakutan dalam diri Firda. Seperti akan di tinggal pergi oleh Bagas.

BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang