33. Masa Lalu Keluarga Firda

131 4 0
                                    

"Pa.. siapa yang nelpon?" Tanya Amira sembari menyisir rambut panjang Firda yang masih berusia empat tahun. Abi dengan gelisah menghampiri Amira setelah mematikan telepon nya.

"Mama, Aku harus ke sana sebentar" Ucap Abi mencium kening Amira. Amira mengangguk mengerti.

"Mau kemana pa?" Tanya Ferdy yang baru saja pulang sekolah memakai seragam merah putih.
Ferdy duduk tersenyum miring.

"Mau ketemu sama perempuan yang kemarin itu?" Tanya Ferdy ketus.
Abi melihat Amira sejenak lalu menatap Ferdy. Ia tau anaknya kesal. jujur saja, Abi juga tidak mau melakukan hal yang seperti ini.

"Ferdy.. nanti mama jelasin, papa harus pergi" Ucap Amira lembut.
Ferdy menatap Amira dengan tatapan tidak mengerti. Kenapa ibu nya ini begitu baik? Tidak sakit hati kah melihat suaminya bermain dengan perempuan lain?

"Maa.. Papa selingkuh dari mama. Mama tau itu?" Teriak Ferdy sengaja agar Abi mendengarnya.
Abi menghela nafas beratnya tidak terima dengan perkataan anak pertamanya ini.

"Papa gak selingkuh" Ucap Abi membalas perkataan Ferdy yang menohok hati Abi.
Amira menahan tangisnya lalu menatap Firda yang untungnya sedang asik bermain di dekat televisi, tidak jauh dari mereka.

Abi dan Amira berpacaran sudah hampir tujuh tahun, sampai akhirnya kelewat batas hingga mengandung anak pertama yaitu Ferdy.
Karna masalah itu, keluarga Abi tidak akan merestuinya sampai kapanpun. Meski semesta merestuinya hingga akhirnya Abi dan Amira berhasil menjalani hubungan jenjang serius dan menikah.

Mereka menikah tanpa di hadiri keluarga Abi. Amira sempat menolak untuk menikah dengan Abi karna tidak di restui keluarga Abi, tapi Abi ingin tanggung jawab juga mungkin karna Cinta.

Sampai sekarang Amira dan Abi dikaruniai anak kedua, keluarga Abi masih belum luluh dengan semua perjuangan yang Abi dan Amira lakukan.

Abi selalu di telepon oleh keluarga nya untuk menemui seorang wanita yang menurut nya cocok dengan Abi. Abi selalu menolak memang, tapi keluarga Abi selalu mengancam keselamatan keluarga kecilnya.
Mengingat keluarga Abi yang tidak menyukai Amira, mereka pasti bisa melakukan apa saja.

"Tapi papa selalu pergi sama perempuan itu, itu siapa pa? siapa?" Ferdy berteriak.
Amira mengusap air matanya berkali kali. Ia bingung harus menjelaskan seperti apa kepada Ferdy.

"Papa harus pergi" Ucap Abi lalu meninggalkan Ferdy dan Amira.
Ferdy yang melihat itu dengan cepat berlari menyusul papa nya juga Amira yang tidak sempat menahan Ferdy, ikut berlari.

"Pa, papa tunggu dulu sebentar"

"Pa.. dengerin Ferdy"

Ferdy berusaha menahan motor Abi yang ingin melaju. Jalanan yang sedikit ramai karna hidup di tempat yang begitu sederhana.

Ferdy berlari, namun tidak terkejar.
Ferdy yang mulai menyerah memutuskan tidak mengerjar papa nya, ia membalikan badan nya untuk kembali pulang, namun saat ia ingin menyebrang tidak melihat kanan kiri suara klakson tidak begitu keras dari sebuah mobil yang melaju cepat membuat Ferdy terkejut setengah mati.

"Ferdy.. awassss" Teriak Amira.

'brakkk'

Tubuh mungil itu terpental kurang lebih 3 meter. Ferdy mengerjapkan matanya sejenak ia masih bisa melihat cahaya dari langit.
Ferdy mencoba untuk bangkit memegang tangan nya yang terasa nyeri. Matanya menatap orang orang berkumpul entah melihat apa, setelah sadar bahwa ia baik baik saja.

"Mama.." Ucap Ferdy pelan. Bibirnya bergetar.

"Mama.." Teriak Ferdy berusaha berlari menuju mama nya yang di kerumuni orang orang.

Ferdy mengusap air matanya yang tiba tiba menetes. Setelah pembagian rapor selesai Ferdy meminta waktu berdua dengan Firda untuk menjelaskan apa yang ingin Ferdy jelaskan.

Ferdy membawa Firda ke alun alun kota. Sembari berjalan menikmati suasana alun alun kota ini Ferdy menjelaskan dengan pelan pelan.

Firda terdiam setelah mendengarkan kakaknya ini. Firda tidak tau, penyebab mama nya meninggal. Dan Firda baru tau sekarang.

"Kalau mau marah sama kakak, gak apa apa. Kakak juga salah, secara tidak langsung mama meninggal gara gara kakak, trus setelah mama meninggal kakak malah pergi ninggalin kamu sama papa" Ucap Ferdy.

Firda menghembuskan nafasnya. Ini alasan nya kenapa ia tidak mengenal Ferdy sama sekali. Mungkin karna saat itu ia masih begitu sangat kecil jadi tidak tau bahwa Ferdy kakaknya, dan Firda baru ketemu dengan Ferdy saat ini, kelas tiga SMA. Berapa tahun berpisah?

"Kenapa kakak baru nemuin aku sekarang?" Tanya Firda. Ferdy mengusap pucuk kepala Firda lembut.

"Maaf, kakak baru punya nyali sekarang, pengecut memang. Sebenarnya kakak cari tau kamu udah lama" Jawab Ferdy.

"Sebenernya aku pengen marah kak" Ucap Firda lelah, kepala nya serasa ingin meledak.
Akhir akhir ini ia menerobos beberapa benteng masalah.

Ferdy menarik Firda ke dalam pelukannya, mengusap pelan punggungnya. Firda baru merasakan pelukan hangat dari sang kakak nya yang selama ini tidak di ketahui.
Ferdy mencium kepala Firda lama, ia juga baru merasakan memeluk sang adik nya yang ternyata sudah sedewasa ini.

"Kamu kok jarang keliatan sama Bagas lagi?" Tanya Ferdy sengaja mengalihkan topik agar suasana menjadi beda. Firda menatap kakaknya heran, kok tau soal Bagas?

"Kakak kenal sama Bagas?" Tanya Firda. Ferdy menggeleng.

"Kakak tau dari om Hendra, Bagas selalu sama kamu, trus pernah lihat juga waktu papa nikah" Ucap Ferdy. Firda mengangguk anggukan kepalanya.

Firda dan Ferdy memutuskan untuk pulang, dalam perjalanan Firda dan Ferdy banyak bercerita, kondisi Ferdy saat meninggal rumah, Firda dan papanya.

Ferdy yang ternyata di asuh oleh om Hendra sejak itu. Hendra memang adik dari papa nya tapi ia tidak ikut membenci hubungan Amira dan Abi dahulu kala.

"Kakak pernah ketemu sama keluarga papa yang lain?" Tanya Firda. Ferdy mengangguk.

"Mereka udah aman kok, waktu mama meninggal papa terpuruk banget, jadi keluarganya merasa bersalah" Jelas Ferdy.

Firda mengangguk mengerti. Dirinya belum pernah melihat keluarga papa nya selain om Hendra dan istrinya. Mungkin yang di panggil kakek dan nenek pun ia tidak tau yang mana.

"Kalau kakek nenek?" Tanya Firda. Ferdy tersenyum ternyata Firda penasaran juga.

"Kakek udah meninggal, kamu mau ketemu nenek?" Ucap Ferdy. Firda mengangguk dengan semangat. Ia penasaran.

"gantungan punya kakak mana?" Ucap Ferdy. Firda yang sedang menatap jalanan menoleh ke arah kakaknya. Lalu terkekeh.

"Adaa" Jawab Firda. Lalu tangan nya mengambil sebuah gantungan yang selalu ia bawa di saku seragam nya.

"Kak Fee yang bilang ya?" Tebak Firda setelah nya kenapa Ferdy tahu kalau gantungan nya ada di adiknya ini. Ferdy mengangkat alis nya sebagai jawaban.

"Jadi.. kapan?" Tanya Firda

"Apanya?" Tanya Ferdy balik.

"Nikah" Jawab Firda

"Bulan depan" Ucap Ferdy membuat Firda yang asik menatap gantungan itu terkejut seketika.

"serius?" Ucap Firda memastikan.

Ferdy tertawa melihat reaksi adiknya lalu mengangguk meyakinkan.
.
.

BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang