47. Surprise

168 3 0
                                    

“Mamaaaa”

Bagas berteriak dengan sedikit berlari menuruni anak tangga satu persatu, seragam belum di kancing dasi masih di pundak, tas yang masih di jinjing dengan tangannya. Bagas kesiangan.

“Kenapa gak bangunin aku?”

“Ka Andin mana?”

“Papa udah berangkat?”

“Aku kesiangan ma, jam setengah 9 ini”

Mama Bagas menggelengkan kepala, di saat seperti ini saja anaknya selalu bawel. Bagas meneguk susu yang tersedia di meja makan. Lalu mengambil sepotong roti.

Raina (Mama Bagas) membantu mengancingkan kemeja seragamnya.

“Mama gak tau kalau kamu belum bangun, kirain udah di rumah Firda”

Raina lalu mengambil jaket Bagas, Bagas menggerutu kesal ia jadi terlambat ke sekolah dan yang paling kesal adalah tidak bisa menjemput Firda.
Mengingat Firda, ia langsung mengecek hanphone nya, dan kembali kesal karna Firda juga tidak menelponnya.

“Mau lanjut sekolah atau bolos?”

Raina tertawa pelan menunjuk jam dinding. Bagas menggeleng cepat.

“Sekolah ma, biar pinter”

Padahal bukan itu, biar Bagas bertemu dengan Firda lebih tepatnya.
Bagas lalu pamit untuk berangkat ke sekolah, semoga guru piket hari ini bisa di ajak kompromi agas Bagas bisa masuk sekolah.

🍂🍂

Bagas berlari menaiki tangga menuju kelasnya, beruntung guru piket hari ini mendukung sekali. Ia berhasil masuk untuk sekolah.

Sebenarnya ia bisa saja santai untuk masuk ke kelasnya karna udah terlanjur terlambat, tapi yang ia takutkan adalah ini pelajaran bu Kiki dan mengingat kabarnya akan ada ujian harian. Ia tidak mau nanti menyusul ujian sendiri. Tidak bisa bekerja sama dengan teman temannya.

Setelah sampai di depan pintu kelas, Bagas menetralkan pernapasannya terlebih dahulu. Lalu dengan sangat hati hati ia membuka pintu perlahan.

“Dooorr”

Bagas terperanjat kaget.

“Happy birthday Bagasss”

“Happy birthday, Bagong”

“Happy birthday anak bapak Anton”

“Habede Bagas”

Suara riuh dengan heboh, terlihat Romi dan Gilang naik ke bangku menyanyikan lagu anak anak berjudul selamat ulang tahun di iringi musik gitar yang dimainkan oleh Akbar.
Firda menghampiri Bagas dengan membawa kue yang di sertai lilin yang menyala.

Bagas masih menatap tidak percaya dengan kejutan hari ini. tidak bisa berkata kata hanya bisa menggaruk kepalanya. Firda yang melihat itu tertawa pelan, ia berhasil membuat kejutan ini.

Firda berusaha bekerja sama dengan orang orang di rumah Bagas termasuk mama Bagas. Belum lagi dengan pak Yaya, guru piket dan bu Kiki.

“Happy Birthday to you”

Suara alunan lagu yang perlahan memudar dan tepuk tangan yang riuh dari teman teman Bagas.

Bagas melihat Firda lalu meminta untuk memegang kue yang berada di tangan Firda sebelum meniup lilin yang menyala. Firda menggeleng ia masih bertahan untuk memegang kue. Cuma kue bukan 5 bata hebel.

“Make a wish dulu”

Bagas mengangguk lalu memejamkan matanya, setelah beberapa detik kemudian lalu meniup lilinya.

BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang