3. Berulah

292 9 0
                                    

'cleck'

Amel membuka pintu dan ia berhasil membuka nya, Firda langsung berlari ke arah mereka berdua. Menghela nafas lega.

"kenapa bisa ke kunci gitu?"

Tanya Amel menatap Firda yang baru saja keluar dari perpustakaan, wajah yang penuh dengan peluh keringat itu menjadi kelihatan seperti lelah.

"kayak nya kerjaan si Bagas, tadi gue di hukum sama dia di perpus" jawab Firda.

Amel menggeleng geleng kepalanya, Bagas lagi ya? Sebenernya mau Bagas apa ya? Sudah bikin Firda seperti ini. Nanti jatuh cinta baru tau rasa.

"dasar anak itu yaudah yuk ke kantin dulu kasihan lo belum istirahat, 5 menit lagi bel masuk" Ucap Vina di angguki Amel dan Firda.

Mereka berjalan menuju kantin tidak terlalu penuh karna memang sebentar lagi bel masuk berbunyi, mereka memilih duduk paling ujung.

"yaudah mau makan apa daa? Biar gue yang pesenin"

Vina belum menduduki kursinya, Firda dan Amel sudah duduk.

"ahh yang bikin kenyang aja apa gue laper" jawab Firda,  lalu menelungkupkan kepalanya di atas meja. Di hukum bikin capek kayak gini bawaan nya pengen tidur jadi nya.

"daaa, bukan nya lo di hukum di lapangan ya? Kok di jadi di perpus?" Tanya Amel

Firda yang sedang memejamkan matanya membuka nya sedikit, lalu menatap Amel dengan lelah.

"gara gara si Bagas nyamperin ke lapangan ketahuan sama Pak Budi jadi yaaa ditambahin hukum nya gila emang si Bagaskara " jawab Firda.

Amel ber oh ria . Dasar bagas, hari ini sudah membikin seorang Firda menderita.

Vina datang membawa pesanan yang di inginkan Firda, belum sempat ia mendudukan pantat nya di kursi suara bel masuk mulai berbunyi membuat ketiga sekawan itu melotot hingga akhirnya Firda menghembuskan nafasnya lelah. Alamat tidak akan memakan yang di pesankan.

"belum juga gue duduk udah bel aja, gimana ini daa? Lo mau makan dulu ?"

Vina menyimpan makanan nya menatap Firda yang sepertinya terlihat lapar namun pada akhirnya tidak nafsu.

"biar kita temenin aja, gapapa telat 5 menit lagi dari pada lo pingsan telat makan"

Amel bersuara, Firda tersenyum. Duh sahabat yang baik.

Firda dengan cepat memakan makanan nya ia mengejar waktu sebelum guru piket berkeliaran mengecek anak anak yang belum masuk.

"biar gue aja yang nemenin, kalian masuk kelas sana"

Suara menginterupsi mereka bertiga, Menoleh ke asal sumber suara. Firda menggerutu pelan, bagaimana tidak? Yang bersuara itu yang membuatnya seperti ini. Ya siapa lagi kalau bukan Bagas.

"gak deh mending lo aja yang masuk kelas" Tolak Amel

"Pergi gak?" tegas Bagas, lalu menarik kursi di meja lain untuk mendudukinya.

Firda tersenyum saat Amel dan Vina menatapnya, ia mengisyaratkan seolah dirinya baik baik saja. Amel dan Vina akhirnya meninggalkan Firda. Kok sepertinya kelihatan takut ? Ya kalau bagas sudah berucap tegas jangan salah dia sebenarnya memiliki kepribadian lain, memasuki fase dimana dia sedang menatap horor atau marah sekalipun berucap tegas ada yang membantah dikit dikit banting meja tanyakan kepada pedagang kantin sudah berapa meja dan kursi yang rusak sama Bagas?.

"mau ngapain lagi lo? Belum puas ngerjain gue?"

Firda menghentakan sendoknya kesal setelah 5 menit ia menghabiskan makanan nya. Lalu meminum minuman yang setengahnya lagi hingga habis.

"belum" jawab Bagas senyum. Firda mendelik kesal. Lalu bangkit meninggalkan kantin. Baru dua langkah kini ia berbalik menatap Bagas. Bagas mengangkat satu alisnya ketika melihat Firda yang berbalik dan tersenyum . Ada apa nih anak ?

"lo baik banget, makasih udah nungguin gue makan. Gue ke kelas ya dan tolong bayarin makanan itu yaa 20 ribu kok . Byee"

Firda terbahak melihat ekspresi melotot nya Bagas. Bagas dengan kesal mengeluarkan uang nya di saku seragam sekolahnya. Sial! Niat nya mau ngerjain Firda, malah dia sendiri yang di kerjain balik sama Gadis pujaan hati nya. Eh?

**********

Firda membuka pintu kelas nya dengan hati hati, takut mengganggu jika ada Guru yang sedang menerangkan materinya. Setelah membukanya sedikit menyembulkan kepalanya ke dalam. Semua murid yang berada di kelas itu menghela nafas lega, mengusap dada . Firda tertawa kecil melihat reaksi teman teman sekelasnya.

Mereka kira guru nya yang akan masuk . Tidak tau apa hati nya sudah berdebar debar deg deg serrr . Guru yang suka tiba tiba datang suka bikin anak orang jantungan ya.

Firda melangkah ke kursi yang biasa ia duduki.

"jamkos. Kemana gurunya? Gak dikasih tugas?"

Tanya Firda. Setelah mendaratkan pantat nya di samping Amel.

Amel mengedikan bahu nya. Ia juga gak tahu, kemana gurunya. Mungkin kucing nya lahiran jadi absen dulu hehe.

Oke, jam kosong itu yang di idam2kan para siswa betul?. Mengobrol bergurau canda tawa, ada yang tidur, mendengarkan musik, memainkan handphone nya.

Begitupun dengan Firda dan kedua sahabat nya Amel dan Vina yang sedari tadi asik dengan obrolan nya, entah apa.

"lo gimana sama Romi?"

Celetuk Firda dengan kekehan kecil nya di ikuti tawa dari Amel juga saat melihat wajah cemberut Vina.

Romi. Teman Bagas, sahabat Bagas. Sekelas dengan Vina semenjak kelas sebelas, karna Romi murid baru. Dan katanya Romi menyukai Vina, memang kelihatan sih dari gerak gerik nya.

Ketika Bagas dengan usil nya mengganggu Firda, Romi hanya menatap Vina mencuri curi pandang terkadang.

"lo cocok kok sama dia" sahut Amel.

"bodo amat. Kalian jangan mulai yah"

Vina mendelik kesal kepada kedua sahabat nya itu. Jujur saja sebenernya Vina memang sudah baper dan jatuh hati sama Romi. Ia tahu Romi menyukai nya, siapa lagi kalau bukan Bagas yang suka bocor. Hanya saja Vina tidak mau menunjukan bahwa dirinya juga sudah jatuh. Nanti, Lihat perjuangan Romi dulu.

"emang kenapa sih?, gue lihat juga lo kayaknya suka sama Romi." ucap Firda

"kenapa jadi bahas gue sama Romi sih, ganti topik ahh"
Kesal Vina. Firda dan Amel malah tertawa.

Sedang asik asik nya bercanda . Terdengar suara jatuh dari meja sebelah, karna kursi nya di tarik Bagas dan ia sudah duduk di kursi yang tadi di duduki korban. Lalu menatap Firda dengan senyum nya. Ya ia duduk di samping Firda.

"gilaaaa Bagasss pantat gue sakit anjiirrr"

Pekik nya dengan suara rintihan nya, mendengar teriakan nya malah mengundang gelak tawa seisi kelas.

"jahat banget lo gas" Ucap Amel dengan tawa nya, gak ada yang lucu sih tapi gatau kenapa ketawa nya enak banget kalau lihat orang jatuh . Tertawa di atas penderitaan itu namanya.

"lo ngapain sihh? Gak kasihan apa tu udah bikin anak orang jatuh"

Firda mendengus ketika Bagas dengan senyum senyum nya menatap Firda. Kan risih dong di lihatin sambil senyum senyum . Dasar Bagas.

"sorry ya broo" sahut Bagas menepuk pundak teman nya yang tadi terjatuh ulah Bagas.

Setelah mengucapkan itu. Lalu kembali menoleh ke arah Firda yang sedang menggelengkan kepala, gak punya perasaan kali ya tu anak nya bapak Anton.

"gue udah minta maaf tu sama anak orang itu"

Ucap Bagas .
.
.

BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang