41. Baku Hantam

159 3 0
                                    

Apa ini saatnya Bagas baku hantam dengan Radit?

Rahang Bagas mengeras, giinya bergemeletuk akibat menahan emosi yang sudah di ubun ubun.

Radit masih menahan tangan Bagas di kerah bajunya. Berusaha untuk melepaskan tangan Bagas.

“Lo kan yang nabrak gue sama Firda tadi?”

Radit membulatkan matanya mendengar ucapan Bagas dengan suara tegas itu. Radit mencoba untuk tidak terlihat terkejut padahal jantungnya sudah berdetak kencang.
Mengapa Bagas bisa mengetahui kalau kecelakaan Bagas dan Firda adalah ulah dirinya dan sepupunya?

“Nabrak? Siapa yang nabrak? Siapa yang ketabrak?”

Radit dengan susah payah mencoba mengelak atas tuduhan Bagas. Bagas yang mendengar itu semakin menaikan kerah baju Radit, Membuat Radit semakin merasa tercekik.

“Gak usah ngelak, Tinggal jawab jujur”

‘Bhugg

Bukan menjawab, Radit malah meninju sudut bibir Bagas dan Radit berhasil bernafas dengan lega. Lalu menatap ke arah Bagas yang sedang memegang sudut bibirnya, terlihat sudah bercucuran darah. Sekeras itukah tinju dari tangan Radit?

Mata Bagas semakin menyorot aura kebencian terhadap Radit, Ia sempat terkejut ketika Radit meninju sudut bibirnya ini. Apa Radit mau main kekerasan seperti ini?

Bagas melirik ke arah pintu rumah Firda dengan hati hati.

“Jangan keluar, Daa. Gue mau bunuh pembunuh”

Batin Bagas memejamkan matanya sejenak.
Radit yang melihat itu tersenyum kecut, ia sudah mengetahuinya dari Alifa. Bagas selalu lemah di depan Firda. Merasa ini kesempatan, dengan mengumpulkan keberanianya Radit menghampiri Bagas.

Bagas menatap sepatu Radit yang semakin mendekat.
Tanpa aba aba, Bagas dengan cepat meninju wajah Radit hingga Radit terkesiap seketika. Dan berakhir adu jatos di depan rumah Firda.

Bagas dan Radit terus saling menyerang melawan tanpa ampun, terlebih Bagas, ini yang di tunggu tunggu.

Bagas sudah gatal tangan ingin meninju Radit, mengingat Radit selalu mengantar jemput Firda ke sekolah, mendekati Firda secara terang terangan, dengan sengaja membuat Bagas cemburu, mencoba untuk selalu dekat dengan Firda. Bagas tidak suka itu. Bagas tidak suka Firda di dekati laki laki lain selain dirinya.

Bruuukkk

Braanngg

Radit menendang dada Bagas sekuat tenaga membuat Bagas terpental ke arah gerbang rumah Firda dan menghasilkan suara dari gerbang tersebut. Apakah gerbang nya tidak apa apa?

“Astaga.. Bagas, Ka Radit”

🍂🍂

Firda merebahkan tubuhnya di atas sofa bed, belum ingin pindah ke kamar setelah Bagas mengantarnya pulang. Dan Bagas sudah berpamitan untuk pulang.

“Kak.. Mau ke kamar?"

Tanya Galang duduk di atas karpet menatap Firda yang sedang berbaring. Firda menggelengkan kepalanya.

“Bentar deh, badan kakak sakit banget”

Firda merasa badannya hancur remuk seketika. Terlintas saat Alifa menaikan kaca mobilnya setelah ia terjatuh di atas aspal. Ia tidak menyangka Alifa akan berbuat jauh seperti ini. yang di lakukan Alifa ini setara dengan pembunuhan bukan?

Firda memijit keningnya lelah, apa ia harus menjauhi Bagas kembali?

Braanngg

Firda terperanjat kaget lalu bangkit dan duduk, Galang yang sedang bermain game di handphone nya pun terhenti seketika saling bertatap dengan Firda.

BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang