30. Firda & Alifa

168 5 0
                                    

Yang sedang membaca.. Kalau ada typo atau salah penulisan kata tolong koreksi yaa.. Makasih :)
.
.

🍃

Kepala Firda bersandar di bahu Amel, perasaan nya sedikit tenang di banding tadi yang di selimuti rasa bersalah terhadap Bagas.

Firda berniat ingin mencari Alifa dan meminta maaf, tapi Amel melarang nya. Biar nanti saja menunggu waktu yang tepat.

Vina dan Romi mencari makanan karna mereka memutuskan menenangkan diri dan jiwa nya di rooftop saja, padahal orang lain sedang bersorak heboh karna mendukung tim nya yang bermain futsal di sisi lapangan.

Amel melirik ke arah Firda yang tiba tiba menjadi diam dengan nafas teratur, apa ia tertidur?

"Makanan datang" Ucap Vina heboh, lalu melirik Firda yang tetidur di bahu Amel.

Vina dan Romi menyimpan beberapa kantong kresek di lantai itu.

"Lah.. Tidur dia?" Tanya Vina. Amel mengangguk.

"banyak amat, uang dari mana?" Tanya Amel.

"kebetulan ketemu Bagas di kantin" Jawab Romi sedikit terkekeh.

"Gila lo, si Bagas lagi galau malah di palak" Balas Amel menggelengkan kepalanya.

"Goooolll" suara komentator dan teriakan heboh dari penonton, Romi yang baru saja menyuap makanan nya terhenti lalu bangkit melihat ke arah lapangan yang riuh sorak dari penonton.

"Yang main kelas mana sih? Rame amat" Tanya Vina. Firda mengerjapkan mata nya merasa terganggu dengan suara teriakan yang heboh.

"Gue mau ketemu Alifa dulu" Ucap Firda setelah benar benar tersadar dari tidurnya.

Bukan apa apa, hanya saja Firda perlu minta maaf degan Alifa, urusan Alifa jadi membencinya itu gimana nanti.

"Nanti aja, Daa.." Ucap Amel lelah.

Namun tidak di dengar oleh Firda, Firda bangkit meninggalkan mereka untuk mencari Alifa.

Amel ingin mengikuti Firda, tapi di tahan oleh Vina biarkan Firda menyelesaikan masalah nya sendiri, jangan ikut campur.

Firda menuruni tangga menuju perpustakaan kali aja Alifa ada disana, sebelumnya ia menuju kelas tapi Alifa tidak ada disana.

Firda masih berjalan menelusuri lorong lorong sekolah, sudah ke ruangan mana pun, Alifa tidak ada. Hingga ini ruangan terakhir yang Firda telusuri, kalaupun Alifa masih tidak ada jalan satu satu nya adalah Firda harus ke rumah Alifa.

Dan benar saja, Alifa berada di aula. Ruangan besar juga luas dan juga sunyi tentunya.
Firda menghampiri Alifa yang terduduk melamun.
Alifa memutar bola matanya malas setelah menyadari ada seseorang yang datang menghampirinya.

"Lif.. Gue minta maaf" Ucap Firda duduk di samping Alifa.

"buat?" Tanya Alifa tersenyum miring. Firda terdiam.

"Karna gak bisa bantuin gue sama Bagas jadian maksud lo?" Alifa masih berbicara tanpa minat untuk menatap Firda.

"Gue juga tau kok, lo suka kan sama Bagas? Makanya gak bisa bantuin gue" Lanjut Alifa.

"lagian gue gak merasa di bantuin sama lo" Ucap Alifa membuat Firda mengernyitkan dahinya sesaat.

Firda menghela nafas beratnya, asal Alifa tau aja, Firda mengorbankan perasaan nya demi dirinya.
Firda rela mengalah menahan cemburu melihat Bagas dekat dengan Alifa.
dan Bagas rela tersakiti hanya karna Firda yang meminta untuk membahagiakan Alifa.

"Lo gak rela kan Bagas sama gue?" Ucap Alifa.

“Gue minta maaf, kalau lo merasa gak gue bantuin, gue pikir lo sama Bagas baik baik aja kayak waktu pertama gue lihat”Ucap Firda. Alifa menggelengkan kepala nya pelan.

“Daa.. waktu SMP kita musuhan gegara cowok, sekarang juga sama. gue nyesel sahabatan sama lo” Ucap Alifa membuat Firda menjadi emosi seketika.

“Lif.. dulu Zaky suka sama lo, sayang sama lo, tapi lo gak ngehargai dia. dan gue deket sama Zaky hanya sebatas teman. Gak lebih. Lo sendiri yang cemburu buta” Ucap Firda dengan sedikit menggebu mengungkit masa lalu. Padahal itu masa sekolah SMP tapi dramatis sekali memang. Firda merasa emksi nya naik hingga ke ubun ubun. Jujur saja, rasa sakit di hindari sama satu kelas itu masih ada.

“Harusnya gue yang bilang .. nyesel punya sahabat kayak lo” Ucap Firda akhirnya sebelum pergi meninggalkan Alifa.

Firda berjalan menaiki tangga untuk menemui Amel dan Vina, merasa kesal karna Alifa mengungkit masalah di masa lalu. Memang hal sepele, tapi itu sukses membuat Firda emosi.

Masalah di masa lalu itu semua orang seakan akan membenci Firda, hanya karna Firda dekat dengan laki laki yang menyukai sahabatnya.
Padahal Firda menganggap sebagai teman biasa, namun Alifa menyebar informasi kalau Firda lah yang menghasut Zaky agar tidak suka sama Alifa dan itu karna Alifa yang cemburu karna kedekatan Firda dan Zaky.

Sampai tiba di waktu perpisahan sekolah, Alifa meminta maaf kepada Firda dan Firda memaafkannya, hingga masih bisa berteman baik . tapi masalah hanya karna laki laki terjadi lagi? .

Firda merasa kesal.

‘braaakk’
Firda membanting pintu rooftop sekolah, Amel, Vina dan Romi terkejut seketika.

“Heh gila lo ya, kerasukan Bagas lo?” Teriak Romi.

Firda menghampiri nya lalu menjambak rambut Romi dengan kesal. Vina yang melihatnya malah tertawa.

“ayang.. pacar nya lagi kesakitan malah ketawa” Ucap Romi melihat reaksi Vina yang tertawa di atas penderitaan Romi. Firda melepaskan tangan nya di rambut Romi.

“kenapa lo?” Tanya Amel.

“nyesel gue bilang Alifa sahabat terbaik gue” Ucap Firda. Amel mengangkat Alisnya heran. Apa yang terjadi?.

"kayaknya dia masih kesel sama masalah di masa lalu, niat nya ingin balas dendam malah gagal" ucap Firda. Vina dan Amel menatap tak mengerti.

"ada masalah apa di masa lalu?" tanya Vina. Firda menghela nafasnya lalu menceritakan kejadian dimasa sekolah menengah pertama nya itu.

Amel dan Vina mengangguk mengerti setelah Firda selesai menceritakan nya.

"Daa.. Kalau sahabat udah mengkhianati jangan harap bisa sahabatan lagi" ucap Romi yang memang ikut mendengarkan nya.

Firda memanyunkan bibirnya kesal. Amel tersenyum.

"gue lebih suka lo yang marah marah kayak gini daripada diam dikit dikit nangis" ucap Amel.

Firda menoleh ke arah Amel.

"dari kemarin pengen marah tapi gak ada yang bisa di jambak sama gue, hari ini kebetulan ada cowok Vina" Firda melirik ke arah Romi yang memelototkan matanya.

"enak aja, entar deh gue panggil si Fandy atau si Adam kelas IPS biar bisa di jambak sama lo" balas Romi kesal lalu memberi saran itu.

Vina dan Amel tertawa. Adam anak kelas XII IPS itu botak tidak ada rambut nya. Apa nya yang mau di jambak oleh Firda.

.
.
.

BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang