43. UKS

192 3 0
                                    

Romi berlari di ikuti oleh Firda juga teman yang lain untuk menghampiri Bagas yang sedang menahan rasa sakit di dadanya.

“Bagas lo gak apa apa?” Tanya Firda khawatir juga merasa bersalah karna tadi meninggalkan Bagas dan pergi begitu saja.

“Kenapa woy?” Tanya Romi memegang pundak Bagas.
Perasaan tadi ia terlihat baik baik saja. Walaupun memang sih terlihat tidak ada semangatnya untuk sekolah tapi tadi Bagas tidak menunjukan rasa sakit di seluruh badannya.

Bagas memejamkan matanya sejenak, lalu membuka mata kembali menatap Firda dan tersenyum.

“Gak apa apa hehehe” Cengir Bagas terkekeh berusaha untuk terlihat baik baik saja.

“Anjir Bagas ngeprank” celetuk Gilang yang membuat Bagas tertawa. Jujur saja, ini beneran sakit teman teman.

Romi memukul pundak Bagas, Dan Firda menjambak rambut Bagas dengan gemas, bikin khawatir saja ya kan.

“Firda khawatir yaaa?” ledek Vina yang sedari tadi menahan senyum, Amel juga ikut meledeknya.

“Enggak sama sekali” Balas Firda lalu berdiri hendak masuk ke dalam kelas namun seketika terhenti karna Bagas menahan nya.

“Hmm baiklah sepertinya kita harus ke kelas gaes” Ucap Romi tersenyum lalu berdiri memutar badan Vina mendorongnya untuk masuk ke dalam kelas.

“Bubar jalan” Ucap Fandi. Kini kawan kawan Bagas dan Firda meninggalkan mereka berdua.

Firda menghentikan cekalan tangan Bagas, namun Bagas kembali meraih tangan Firda.

“Lepas ga?”

Bagas menggeleng.

“Gue mau jelasin dulu”

“Jelasin apa? Masalah lo sama Alifa di kelas? Gak perlu di jelasin Bagas. Lo pikir gue cemburu? Gak!”

Iyaaa gue cemburu’ Teriak Firda melanjutkan dalam hati, Sial! Lagi marah, lagi kesel, di tambah cemburu makin bete hari ini sama Bagas.
Belum lagi Bagas terciduknya sama Alifa. Kenapa harus Alifa?

Bagas mengernyitkan dahinya , lalu tertawa pelan. Bagas berdiri dengan mengabaikan rasa sakit di dada nya saat bernafas.

“Siapa juga yang bilang lo cemburu?”

Bagas mengangkat alisnya, Firda terdiam. Ia merasa bodoh, secara tidak langsung ia mengatakan kalau dirinya cemburu.

“Itu gak kayak yang lo liat, Daa”

“Bodo amat, Bagas”

Firda memutar badannya dan melangkah menuju ke kelas. Tidak seperti yang dilihat katanya? Masa sih? Yang Firda lihat malah seperti ingin ciuman begitu, Firda memejamkan matanya menetralkan rasa emosinya, kenapa terasa sesak ya?.

Bagas tidak menyusul Firda, ia hanya tersenyum dalam hati sedikit berbunga mungkin baru muncul kuncupnya, Bagas merasa Firda memiliki perasaan yang sama. Yuk bisa Bagas kejar lagiii.
Ingin rasanya cepat cepat memberitahu Firda soal Radit dan Alifa. Agar Firda tidak bisa di dekati lagi oleh Radit.

Bagas melangkah dengan pelan menuju ruang UKS sendirian, ingin mengistirahatkan saja di ruangan ini, bukan ingin bolos, tepat sekali di jam pelajaran nya pak Budi yang bikin malas.

“Kamu kenapa Bagas?” Tanya Bu Mae Pembina kesehatan juga guru pelajaran bahasa Inggris.

Bu Mae membantu Bagas untuk berbaring, tapi Bagas menolak untuk berbaring ia memilih untuk duduk saja. Bu Mae meneliti wajah Bagas, lengan, tentu juga dengan kakinya.

“Kamu kecelakaan atau tawuran?”

Bagas mengangguk seakan mengiyakan dua duanya. Kecelakaan iya. Tawuran juga iya.

BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang