3; french fries kiss

944 128 36
                                    

Typo ignore.

lupa bilang. makasih banyak buat kalian yg udh mampir dan ngasih cinta sama book ini. seneng bngt akhirnya niniss bisa kembali ke sini dan antusias kalian jga bikin niniss mood lagi.

***

"Mas, masih mau kentang," kata Sabrina yang memeluk Vandra erat.

Vandra yang sibuk sama handphonenya kini natap Sabrina yang sibuk gambar-gambar gak jelas di dada bidangnya.

"Sama apalagi?" tanya Vandra.

"Ice creamnya juga, sama minuman aja. Tadi kan udah makan, jadi mau ngemil." Tadi keduanya emang udah makan, masakan Sabrina.

Vandra ngangguk. "Mau pesen sendiri?" tawarnya.

"Sama Mas aja, siapa tau Mas mau, aku mau itu aja," jawabnya. "Lagian masih sebel sama lockscreen Mas yang tadi."

Vandra gak jawab lagi. Dia langsung buka aplikasi GO-JEK dan pesen makanan yang dimau Sabrina.

"Kamu kayaknya gak suka Vante. Kenapa?" tanya Vandra lalu simpen handphonenya.

"Ya dia nempel mulu sama mas, gak suka."

"Ya kan kita berteman, kita juga punya bisnis bareng. Wajar dekat."

"Ish, tau ah. Pokoknya aku gak suka."

"Aneh. Kamu ke Jimmy panggil kakak, ke Vante cuman sebut nama."

"Di bilang aku ga suka, gimana sih, ish."

Vandra memeluk Sabrina lalu mencium kening Sabrina beberapa kali. Gak mau mendebat wanita bawel itu lagi.

"Mas sayang gak sama Sabrina?" tanya Sabrina tiba-tiba.

"Sayang."

"Kalau cinta?"

"Tidak."

Sabrina menghela nafas. "Mas...."

"Kenapa, Na?"

"Susah banget buat kamu jatuh cinta sama aku. Kamu sebenernya normal kan?"

"Saya ini normal Sabrina. Kamu jangan asal claim gitu dong. Mentang-mentang saya bilang gak cinta kamu, kamu jadi mikir yang enggak-enggak."

Sabrina mencebikan bibirnya. "Ya tapi aneh, kita sering berdua, pelukan juga sering, cium juga sering kayaknya, tapi kok aku gak pernah rasain jantung Mas Vandra berdetak kuat kayak jantung aku. Coba deh mas rasain jantung aku."

Sabrina menarik tangan Vandra dan menyimpannya di dada wanita itu. Vandra nelen ludah susah payah. Sial, otaknya jadi kemana-mana gara-gara tangannya deket sama benda itu.

"Mas rasain kan?" Vandra langsung kaget, karena tadi dia sempat ngelamun.

"Oh iya rasain," jawabnya sambil menarik tangannya lagi.

Vandra langsung memeluk Sabrina kembali. "Hujan ya?" tanya Sabrina.

"Dari tadi juga hujan," jawab Vandra.

"Kok aku baru sadar?" tanyanya.

"Ya mana saya tahu."

"Nyebelin."

"Kasian drivernya hujan-hujan nganterin pesenan kita mas. Kamu nanti kasih uang tip ya?" kata Sabrina.

"Udah saya kasih makanan juga sekalian, tadi saya pesan juga buat dia."

"Ihh, baik banget pacar aku."

"Bukan pacar, fwb an aja."

"Anjing banget."

Vandra ; ekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang