30; lagi

600 111 32
                                    

typo ignore.

****

"Hallo, om?"

"Hallo, Na? Kok suara lo serak? Kenapa? Habis nangis? Cerita sini sama gua."

Sabrina nangis lagi denger jawaban Yoga di seberang sana.

"Om, gua putus sama Rian."

"Loh? Kok bisa? Gimana ceritanya? Gua udah titipin lo sama dia biar lo gak di sakitin."

"Bukan salah Rian, malah gua yang nyakitin Rian."

"Hah? Kenapa?"

Sabrina ceritain semua kronologinya dari awal. Yoga di seberang sana juga ikut ngomel-ngomel.

"Itu salah lo sendiri Na, kenapa lo mau di ajak kissing sama Vandra?"

"Gua juga kaget om, bukan gua nya mau."

"Ya udah, mau gimana lagi? Udah terlanjur juga kan? Nasi udah jadi bubur kalau kata pepatah."

"Gua juga kalau jadi Rian bakalan lakuin hal yang sama."

"Bahkan dia bawa-bawa lo, om."

"Kok gua anjing?"

Sabrina ketawa pelan dengernya. "Katanya ketawa gua lebih lepas pas sama lo."

"Itu doang? Itu mah jokes si Rian nya aja yang garing, makanya lo gak ketawa."

Sabrina ketawa lagi. "Gak gitu juga konsepnya."

"Ya apapun itu konsepnya lah. Kita temenan doang. Lagian gua tahun besok mau nikah Na, hehehe."

"Eh serius?"

"Heem, lo datang ya?"

"Aduh anjing, jauh om. Gua gak berani kalau sendirian."

"Ajak cowok atau temen lo gak apa-apa."

"Ya entar gua coba bujuk temen gua, syukur-syukur dapat cowok lain."

"Jangan Na. Kalau hati lo masih belum bersih dari Vandra, jangan buka hati lagi. Lo ambil kesalahan dari Rian dong, lo mah bego."

"Selesaiin dulu sama masa lalu, biar gak ada bayang-bayangan. Jadi sama orang baru lo bahagia tanpa di hantui masa lalu."

Sabrina diam sebentar, terus dia ngangguk pelan meski Yoga gak bisa lihat.

"Ya udah Na. Lo istirahat ya, gua yakin mata lo sembab pake banget. Kompres itu mata lo."

"Jangan sakit, gua jauh kalau mau jenguk lo."

"Iya, makasih ya udah mau dengerin gua cerita."

"Itu gunanya gua Na. Kalau ada apa-apa jangan sungkan buat nelfon."

"Iya om."

"Ya udah, gua tutup ya? Lo istirahat aja. Gua mau ajak jalan calon istri."

"Gayanya itu, calon istri."

"Hahahaha. Ya iyalah, gua mah jelas, gak kayak Vandra gak jelas."

"Lo sebut dia mulu anjing."

"Ya kan emang faktanya."

"Iya-iya, udah sana lo jalan sama calon istri lo itu."

"Iya."

Vandra ; ekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang