typo ignore.
ssttt, mature content hehe. yg gak siap bisa skip, terimakaciii.
****
Vandra
Saya ke rumah mu sekarangPesan terakhir dari Vandra yang hanya Sabrina baca saja. Dan ternyata benar, pria itu datang ke rumahnya setelah mengatakan rindu dan segala permintaan kurang ajarnya itu.
"Kamu mau bawa Sabrina kemana?" tanya bapak.
Vandra natap bapak, dia tahu pasti ibu sama bapak Sabrina kecewa sama dia.
"Saya mau ajak main pak, saya mau minta izin bapak dulu. Kalau bapak gak kasih izin juga gak apa-apa," jawabnya.
Bapak natap Sabrina, "Kamu mau gak ikut sama dia?" tanyanya.
Sabrina natap ibu sama bapak bergantian. Setelahnya natap Vandra. Sabrina bisa lihat kalau Vandra emang lagi gak baik-baik aja, pria itu cukup berantakan dimatanya.
"Sabrina ikut kata bapak aja, kalau bapak kasih izin, Sabrina pergi, kalau nggak, ya gak apa-apa, Sabrina bakal tetep di rumah," tukasnya.
"Sejujurnya saya kecewa sama kamu Vandra. Setelah tahu cerita sebenarnya dari Sabrina," kata bapak.
Vandra menelan ludahnya susah payah. Bapak ini emang salah satu orang yang kayaknya gak suka Vandra sama Sabrina dari awal juga. Entah apa alasan bapak begitu, tapi bapak sebisa mungkin tutup rasa gak sukanya itu dari Vandra.
"Tapi saya juga gak menyalahkan, karena faktanya memang begitu."
"Saya kasih izin, tapi harus antar Sabrina pulang lagi dengan selamat. Kalau kejadian lalu terulang, jangan harap kedepannya kamu bisa temuin Sabrina," putus bapak.
Vandra senyum, "Saya janji pak, Sabrina akan pulang dengan selamat dan tidak akan mengulangi kejadian kemarin."
"Saya pegang ucapan kamu, Vandra," jawab bapak natap Vandra intens.
"Iya, bapak bisa pegang janji saya."
Setelah itu, keduanya segera berangkat. Sebenarnya dari awal bukannya Vandra udah bohong ya, izinnya ajak main, padahal di ajak ke apartemen.
Sepanjang perjalanan Vandra gak henti natap Sabrina dan jalan bergantian.
"Na, kamu gak kangen sama saya?" tanya Vandra usap tangan Sabrina.
Sabrina sedari tadi natap keluar jendela, gak mau natap Vandra sama sekali. Takut dia luluh lagi.
"Na saya lagi ngomong loh," lanjut Vandra.
"Enggak," jawab Sabrina.
"Enggak apa?"
"Ya tadi nanya apa?"
"Masa gitu, Na. Gak adil dong, saya kangen wajah kamu, tubuh kamu, masakan kamu, pelukan kamu, usilnya kamu, ciuman kamu, semuanya tentang kamu saya rindu, tapi kamu gak rindu saya sama sekali? Jahat."
Sabrina gak jawab lagi. Dia tetap pada posisinya meski Vandra usap-usap tangannya lembut.
"Ya udah, maafin saya ya. Maksa kamu buat ke apartemen. Tapi saya beneran lagi butuh kamu, Na. Saya pusing sama pekerjaan, dan katanya cuddle and kiss bisa luapin itu semua. Karena kamu masih marah sama saya, saya mau minta peluk aja."
"Kenapa harus saya?" tanya Sabrina yang kini natap Vandra.
Mobil Vandra sudah terparkir apik di parkiran.
Vandra balas tatap Sabrina. "I love you," kata Vandra tiba-tiba.
"Please say, you love me too," lanjutnya dengan memelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vandra ; ek
Romance[M] Vandra heran, kenapa ada wanita modelan Sabrina. Agresif nomor satu bagi wanita itu. "Mau cium." "Tahu tempat Sabrina." "Ya terus? Orang kan gak bakal peduli. Lagian biar dunia tahu kalau Vandra punya Sabrina seorang." "Kamu gak punya malu?" "...