typo ignore.
****
"Ibu...." Sabrina langsung lari keluar kamar, niatnya sekarang mau nemuin ibu sama bapak.
"Di dapur Na." Denger itu, Sabrina langsung ke arah dapur dan liatin ponsel dia ke arah ibu.
"Aduh, hurufnya kekecilan, kamu bacain aja, mata ibu udah tua," kata ibu.
"Mas Vandra mau ke rumah ajak mama sama papa ke sini," jelas Sabrina.
Iya, dia belum bilang sama ibu kalau keluarga Vandra mau ke rumah.
"HAH?" Ibu jelas kaget, tiba-tiba banget.
"Kamu serius, Na? Loh, ibu gak siapin jamuan, kenapa kamu baru bilang sih? Astaga Na, ibu buat apa coba? Itu dia ke sini kapan? Jam berapa? Bapak udah tau?" Pertanyaan ibu beruntun kayak kereta.
"Astaga bu, nanyanya satu-satu, Sabrina jadi bingung jawab yang mana."
"Vandra datang ke sini kapan? Jam berapa?"
"Hari ini, malam nanti."
"SABRINA KENAPA BARU BILANG?"
"Sabrina kira bohong ibu, astaga."
"Bapak udah tahu?"
"Belum."
"KASIH TAU BAPAK, KASIH TAU RANDI JUGA, IBU MAU BUAT KUE. KAMU HARUS BANTU IBU. KAMU KERJA GAK HARI INI? AMBIL CUTI AJA, BANTUIN IBU DI DAPUR. BIAR BAPAK SAMA RANDI BERSIH-BERSIH RUMAH."
Sabrina nutup matanya waktu ibunya teriak kayak itu. Padahal ini masih cukup pagi buay teriak kayak gitu.
"Iya Sabrina ambil libur sehari lagi, untungnya di kasih izin. Terus Sabrina bakal bantuin ibu, ibu yang tenang, Sabrina jadi ke ikut panik kalau ibu begitu."
"Kamu sih, pake bilang dadakan banget, untung masih ada bahan kue nya, selain kue kita bikin jamuan lain."
Sabrina ngangguk. "Ya udah, Sabrina kasih tahu bapak dulu."
"Iya sana kasih tau. Anaknya mau dilamar."
Pipi Sabrina memerah denger kata dilamar. Ini beneran dia dilamar Vandra ya?
Aneh aja, dulu cowok itu selalu nolak dia, tiba-tiba datang mau lamar.
"Bapak, keluarga mas Vandra mau ke sini."
Bapak yang lagi nonton televisi langsung natap anaknya bingung.
"Ngapain?"
"Katanya ngelamar anakmu ini."
"Dia becanda kali, kayak gak tahu Vandra aja." Bapak nanggepinnya santai.
Sabrina langsung kasih ponsel dia, kebetulan bapak lagi pake kacamata, jadi dia bisa baca dengan jelas.
Bapak hela nafas, "Ya udah tinggal tungguin aja."
"Bapak kok gak panik kayak ibu?"
"Kenapa harus panik? Ya orang mau bertamu tinggal disuruh masuk aja, kita juga punya rumah yang layak meski kecil."
"Bukan gitu pak konsepnya, astaga."
Bapak ketawa pelan. "Iya-iya. Ya udah, bapak mau ajak Randi buat beres-beres. Kamu bantu ibu. Bapak udah tahu, soalnya ibu kamu teriak-teriak."
Sabrina nyengir, "Hehehehe. Makasih pak."
Bapak ngangguk pelan. Setelahnya beliau berdiri dan jalan ke kamar Randi. Awalnya Sabrina bingung, kenapa anak itu gak sekolah tadi pagi, tapi katanya emang dikasih libur sama sekolah. Ada rapat guru, dan anak-anak dikasih libur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vandra ; ek
Romans[M] Vandra heran, kenapa ada wanita modelan Sabrina. Agresif nomor satu bagi wanita itu. "Mau cium." "Tahu tempat Sabrina." "Ya terus? Orang kan gak bakal peduli. Lagian biar dunia tahu kalau Vandra punya Sabrina seorang." "Kamu gak punya malu?" "...