34; moment

962 106 54
                                    

typo ignore.

****

"Sayang."

"Yes baby?"

"Apa sih, geli banget." Sabrina tepuk pipi Vandra sekali.

Vandra ketawa pelan, "Apa cinta?"

"Lebih geli."

"Astaga, terus maunya apa?"

"Gak tau lah, aneh banget kamu bucin gitu."

Vandra natap Sabrina malas, "Kamu itu, aku bucinin bilangnya aneh, geli, giliran aku cuekin, bilangnya gak sayang lah, gak cinta lah. Cewek ribet."

"Eh, kamu keluar dari perut cewek ya."

"Yang hamilin cowok."

"Ya tapi percuma itu mu gak berguna kalau gak ada rahim cewek."

"Itu mu apa?"

"Apa sih, gak usah dirty talk."

"Siapa yang mulai?"

"Kamu kan?"

"Ya oke, pria selalu salah. Rules pertama cewek itu selalu benar."

Sabrina ketawa kecil, dia kecup bibir Vandra sekilas. Keduanya sedang berada di kantor Vandra. Makan siang, si gadis nganterin masakan buat kekasihnya itu.

Berakhir Vandra yang mode clingy sama gadis ini. Sisa jam istirahat digunain buat manja sama calon istrinya itu.

Vandra tidurin kepalanya di paha Sabrina, dan Sabrina yang asik mainin rambut Vandra.

"Om Yoga undang aku buat datang ke nikahannya. Dan acaranya tiga hari lagi."

Vandra natap Sabrina, "Om Yoga?"

"Aku belum cerita ya? Pria yang pernah kamu tanyain itu. Dia om Yoga. Temen sebenernya, cuman aku enak manggil dia om."

"Oh begitu."

"Iya, kita datang ya ke pernikahannya?"

"Di mana?"

"Padang sayang."

"Kapan?"

"Ish, dibilangin 3 hari lagi."

"Huum, tiga hari lagi ya? Boleh, tapi kayaknya aku harus kerja ekstra biar dapat cuti."

"Tapi kalau gak bisa gak apa-apa, sayang."

"Aku bisain, aku bakal usahain."

Senyum Sabrina terbit, dia kasih kecupan lagi di bibir Vandra.

"Terimakasih," katanya.

"Bayarannya ke hotel."

"Ngapain?"

"Buat dedek."

"Mas gak boleh gitu."

Vandra ketawa, "Enggak sayang bercanda."

"Tapi kan emang iya, nanti kita di sana ke hotel buat nginep kan? Kita berangkat lusa aja ya?"

"Iya, aku ikut kamu aja."

"Nanti tanyain sama temen kamu, hotel yang paling deket sama tempat acara hotel apa, terus kalau bisa sih di pusat kota, biar bisa jalan-jalan juga."

"Siap pak bos!" Sabrina ngasih hormat ke arah Vandra, buat Vandra ketawa.

"Gemes banget heran."

"Pengen ciuman," kata Sabrina.

Vandra langsung tarik wajah Sabrina dan cium bibir wanita itu lembut.

Vandra ; ekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang