8; ketemu temen vandra

629 105 26
                                    

typo ignore.

****

Sabrina turun dari motor Vandra. Lalu natap objek depan dia yang bikin mata dia membulat sempurna.

"Pantainya cantik," kata Sabrina sambil natap Vandra.

"Like you," gumam Vandra pelan.

"Apa?" tanya Sabrina, dia gak denger karena suara ombak.

"Gak."

"Suka gak?" tanya Vandra.

"Banget! Gila, kok bisa ada tempat cantik di tengah hutan begini. Mas kok tau ada tempat ini?"

"Di ajak temen waktu itu." Sabrina ngangguk ngerti.

Keduanya langsung duduk di pasir, sambil natap bulan juga.

"Semesta emang secantik ini." Sabrina terus bergumam menganggumi alam semesta.

"Tapi, yang terlihat cantik dari jauh, belum tentu terlihat cantik dari dekat," kata Vandra.

Sabrina senyum, "Iya."

"Saya gak tahu harus ajak kamu ke mana, lalu saya ingat tempat ini, ya sudah saya ajak saja ke sini," jelas Vandra.

"Tau aja."

"Tau apa?"

"Tau aja aku paling seneng kalau udah liat sesuatu hal yang cantik, apalagi ciptaan yang di atas."

"Syukur kalau begitu."

"Iya. Tadi juga mas ajak aku ketemu sama temen-temen mas kan? Bukannya gak mau, tapi mas tau kan, aku kalau ada masalah gak mau ketemu banyak orang, takutnya orang itu malah jadi pelampiasan masalah aku. Selain itu, juga ada Vante pasti di sana. Tapi aku kangen kak Jimmy."

"Iya. Makanya saya ajak kamu ke sini, Sabrina."

"Hehehe, cium dulu sini. Si paling pengertian."

"Apa sih." Vandra beneran blushing sekarang. Pipi dia beneran merah.

Gak tahu kenapa, denger pujian dari Sabrina suka buat dia salting, apalagi dibawah remang-remang cahaya bulan, Sabrina cantik banget.

"Ihh, salting ya?" tanya Sabrina.

"Enggak."

"Mana sini liat pipinya." Sabrina langsung tangkup pipi Vandra.

Wanita itu ketawa liatnya, "Ganteng banget ish." Sabrina cubit pipi Vandra gemas.

Tanpa aba-aba juga, Sabrina kecup bibir Vandra. Setelah itu, dia langsung peluk Vandra erat.

"Aku capek banget, banget, banget. Aku pinjam tubuh mas ya bentar."

"Kamu bisa pake kapan aja tubuh aku kalau kamu butuh Sabrina."

"Makasih mas. Kamu emang paling ngerti aku."

"Mungkin emang harusnya begitu," jawab Vandra.

"Aku gak tahu apa yang udah aku perbuat, sampe bisa dapat cowok sebaik kamu. Pokoknya kamu punyaku, Mas."

"Ya, saya punya kamu."

"Pacaran?"

"Enggak, fwb."

"Nyebelin banget sih, bilangnya fwb terus, sakit hati aku tuh." Sabrina lepas pelukannya, natap Vandra kesel.

Si lawan bicara cuman ketawa pelan, "Iya maaf, saya becanda."

"Gak sekalian aja Sugar daddy?"

"Mau? Ayo aja kalau saya."

Vandra ; ekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang