Angelo hanya tersenyum melihat sikap manja Fahri memang sejak dulu tidak berubah sama sekali.
"Daddy dengar tadi membicarakan soal perusahaan ya?" Tanya Angelo.
"Aku takut saja keinginanku menjadi arsitek malah membuat daddy tidak suka," Ucap Fahri.
"Perusahaan daddy sudah dijual juga jadi sekarang daddy sudah bebas dan masalah biaya kuliahmu sudah aman," Ucap Angelo.
"Daddy punya bisnis batu bara bersama Dwi jadi aman terkendali," Ucap Angelo.
"Bosan meeting terus lagipula daddy mau menimang cucu saja darimu dan Roy itu lebih menyenangkan," Ucap Angelo.
"Tuh daddy Angelo sebenarnya Fahri sudah ada calon cuma terhalang restu calon bapak mertua," Ucap Putra.
"Luluhkan hatinya dengan agamamu nak," Ucap Angelo.
"Soal identitasmu bilang saja hanya seorang anak dari pemilik restoran kecil di pinggiran kota," Ucap Angelo.
"Tapi daddy bohong itu dosa!" Protes Fahri.
"Daddy ingin tahu saja apakah keluarga gadis itu matre atau tidak," Ucap Angelo.
"Jangan lupakan kenangan pahitmu dengan mantanmu itu dia matre tapi karena kau mencintainya jadi daddy biarkan saja," Ucap Angelo.
"Lihatlah seseorang dari hatinya nak bukan dari rupanya," Ucap Angelo.
"Karena apabila hatinya baik maka itu akan mudah untuk membimbingnya," Ucap Angelo.
"Aku akan melamarnya kalau sudah mendapatkan pekerjaan tetap," Ucap Fahri.
"Kamu boleh menikah dengannya tapi syaratnya jangan manja lagi," Ucap Angelo.
"Ah daddy aku tidak manja tahu!" Rengek Fahri.
"Hahahaha iya," Tawa Angelo.
Fahri memeluk perut Angelina dengan erat sementara Angelo dipukul Angelina karena ucapannya barusan.
Fahri tertidur dengan lelap merasa nyaman dalam tidurnya Angelo yang ingin membicarakan sesuatu dengannya tidak jadi berbicara.
"Wajar Fahri lelah daddy Angelo dia berjalan kaki lumayan jauh biasalah dia mencari tantangan terus," Ucap Putra.
"Ya sudah aku menggendongnya ke kamar," Ucap Angelo.
Angelo menggendong Fahri di punggungnya dan tiba di kamar Fahri diturunkan secara perlahan-lahan.
Pagi harinya setelah waktu Subuh dilewati Fahri bersiap-siap ke kampus tapi ada wa dari grup kelas kalau libur karena dosen tidak hadir.
"Oh libur enak nih bisa ke gym," Ucap Fahri.
"Ri ke gym yuk!" Ajak Putra.
"Gas ayo!" Pekik Fahri.
Fahri mengganti jeans dengan celana bahan berwarna hitam sementara bajunya tidak karena tadi sudah memakai kaos tipis.
Fahri keluar kamar setelah pamit dengan kedua orangtuanya Fahri bersama Putra menuju ke gym dengan menaiki bus.
Di dalam bus Fahri sedikit menjauh dari kerumunan dan memilih duduk di belakang entahlah Fahri kurang nyaman melihat gadis berpenampilan seksi.
"Danel benar imanku diuji kalau di luar negeri begini," Batin Fahri.
"Hey handsome want to warm your bed?" Tawar Seorang wanita di samping Fahri.
Note : Hai ganteng mau menghangatkan kasurmu
Fahri mundur karena wanita tersebut mendekat kearahnya apalagi belahan dadanya terlihat jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fahri (END)
أدب المراهقينNot BL/Only Brothership. Ini hanya kisah keluarga saja tidak lebih. Mahendra Sabil Al Fahri cowok ceria yang menyimpan berbagai luka karena perlakuan tidak adil kedua orangtuanya. Fahri menggunakan topeng ceria di depan semua orang untuk menutup luk...